BAB III PERENCANAAN KONVEYOR SABUK
3.1 Material Yang Diangkut
Dalam merencanakan sebuah konveyor sabuk, peninjauan terhadap material yang diangkut perlu dilakukan. Peninjauan ini bertujuan untuk
mendapatkan data-data mengenai karakteristik material dan variable-variabel yang diperlukan dalam perencanaan konveyor ini.
3.1.1 Karakteristik Material
Pada perencanaan ini karakterial material yang diangkut adalah material kayu gergajian. Bentuk dan ukuran material yang dipindahkan merupakan
factor penting yang berhubungan langsung dalam merencanakan dimensi sebuah konveyor, meliputi kekuatan dan kemampuan konveyor dalam
pengoperasiannya. Dari hasil survey yang dilakuan di P.T. TANJUNG TIMBERINDO INDUSTRI
yang mana mempunyai massa : a.
Jenis kayu : Meranti
b. Ukuran kemasan kayu : 8 cm x 16 cm
c. Panjang
: 6000 mm d.
Berat kemasan : 40 kg
e. Dengan kadar air
: 15
3.2.1 Data Perencanaan
♦ Kapasitas angkut, Q
= 30 ton perjam ♦ Panjang lintasan,
L = 50 meter
♦ Sudut tanjakan, α
= 0 ♦ Kecepatan,
V = 0,8 ms
♦ Berat tiap kemasan, G
= 40 Kg ♦ Lebar sabuk
B = 0,762 meter
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Perencanaan Sabuk
Sabuk direncanakan ditumpu dengan menggunakan flat roller idler
Z
Gambar 3.1 Dimensi Sabuk
a. Berat sabuk
Pada perencanaan ini, dipilih sabuk yang terbuat dari bahan katun yang mempunyai kekuatan tarik, K
t
= 30 KgCm
2
A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment.” dengan cover kwalitas I yang terbuat dari
bahan karet campuran sintasis
Gambar 3.2 Penampang Sabuk
♦ Jumlah lapisan sabuk yang dianjurkan untuk lebar sabuk 800 mm adalah i = 4 sampai 8 tabel . 7, lihat lampiran, dipilih i = 4
♦ Tebal lapisan sabuk, �
2
= 1,25 mm ref. 2, hal. 71 ♦ Tebal lapisan top cover,
�
1
= 1,0 mm ♦ Tebal lapisan bottom cover �
3
= 1,0 mm, table 2-1 ♦ Tebal sabuk keseluruhan adalah, � = �
1
+ �
2
+ �
3
= 7,0 mm
B b
c c
�
1
�
2
�
3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2-1 Tebal Cover untuk textile belt yang dilapis dengan karet
Load characteristic Material
Cover thickness, mm see Fig. 32
Loaded Side
�
1
Return Side
�
2
Granular and powdered nonabrasive
Fine-grained and small lumped, abrasive,
medium and heavy weight a’ 60 mm; V
2 tons per cu m Medium-lumped, slightly
abrasive , medium and heavy weight a’ 160
mm; V 2 tons per cu m
Ditto abrasive Large-lumped, abrasive ,
heavy weight a’ 160 mm; V 2 tons per cu
m Light loads in paper
and cloth packing Loads in soft containers
Loads in hard containers weighing up to 15 kg
Ditto wrighing over 15 kg Untared loads
A. Bulk Loads
Grain, coal dust Sand, foundry sand,
cement, crushed stone coke
Coal, peat briquettes
Gravel, clinker, stone ore, rock salt
Manganese ore, brown iron one
B. Unit Loads
Paecels, packages books
Bags, bales, packs
Boxes, barrels, baskets
Machine parts, ceramic articles, building
elements 1,5
1.5 to 3.0
3.0
4.5
6.0
1.0 1.5 to 3.0
1.5 to 3.0 1.5 to 4.5
15 to 6.0 1.0
1.0
1.0
1.5
1.5
1.0 1.0
1.0 1.0 to 1.5
1.0 to 1.5
Sumber : Referensi A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment.”
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan referensi A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment.” berat sabuk persatuan panjang adalah:
q
p
= 1,1 . B �
1
+ �
1
+ �
2
. 1 + �
3
II - 2 = 1,1 . 0,762 1,0 + 1,25 . 4 + 1,0
= 5,87 kgm 3.2.3
Beban-beban yang Diterima Sabuk Beban-beban yang diterima oleh sabuk terdiri dari beban yang
diangkut. Berat sabuk sendiri dan tahanan-tahanan yang terjadi disepanjang sistem konveyor sabuk.
Tahanan-tahanan yang terjadi pada system konveyor sabuk terdapat pada bagian sisi tegang, bagian lengkung sabuk dan sisi kendornya.
Adapun besarnya tahanan-tahanan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
a. Tahanan pada sisi tegang sabuk
Gambar 3.3 Tahanan Sabuk
Wt = q + qb + q’p L. w’ II - 3
Dimana : q
= berat muatan persatuan panjang, kgm q
b
= berat sabuk persatuan panjang, kgm q’
P
= berat bagian roll yang berputar, kgm L
= panjang lintasan conveyor, m w
= koefisien tahanan idler roll terhadap bearing w’
= 0,022 lihat tabel 2 - 2 b.
Tahanan pada sisi balik sabuk W
b
= q
b
+ q”
p
L W’ II - 4
Dimana q”
P
adalah berat idler roll yang berputar pada sisi balik sabuk
+ +
6 5 q”
p q’
p q
b 8 7
Wt W
b 4
1 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 – 2 Faktor tahanan idler pada bantalan
Operating conditions Characteristic of the
operating conditions Factor to’ fo : idlers
Flat Throughing
Favourable Operation in clean, dry
premises in the absence of abrasive dust
0.018 0.020
Medium Operation in heated
premises in the presence of a limited
amout of abrasive dust, normal air humidity
0.022 0.025
Adverse Operation in unheated
premises or out-of doors large amount of
abrasive dust, excessive moisture or other
factors present adversely affecling the
operation of the bearing 0.035 0.040
Sumber : Referensi A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment.” halaman 104
c. Tahanan pada lengkung sabuk
Besarnya tahanan yang terjadi pada saat sabuk melalui pulley merupakan selisih tegangan tarik antara sisi kencang sabuk dengan sisi
kendornya.
Gambar 3.4 Tahanan pada Bagian Lengkung Sabuk
♦ T
t
= tegangan tarik pada sisi tegang sabuk, Kg
+
T t
T k
Universitas Sumatera Utara
♦ T
k
= tegangan tarik pada sisi kendor sabuk, Kg ♦ θ
= sudut lingkup sabuk pada pulley, radian Rasio tegangan yang terjadi antara kedua sisi pada flat belt
dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 3.5 Tegangan pada sabuk Untuk elemen sabuk sepanjang P - Q dengan sudut lingkungan pada
pusat pulley θ, gaya –gaya yang bekerja adalah:
♦ Tegangan sabuk T pada titik P ♦ Tegangan sabuk T + δT pada titik Q
♦ Gaya normal reaksi RN dan ♦ Gaya gesek F = µRN, dimana µ adalah koefisien gesek antara sabuk
dengan pulley Penjumlahan dari gaya - gaya horizontal menghasilkan :
RN = T + δT sin
�� 2
+ T sin
�� 2
i Untuk harga
�� 2
µ , sin
�� 2
=
�� 2
sehingga persamaan menjadi : RN
= T + δT
�� 2
+ T
�� 2
= T ��+ ST
�� 2
Karena δT
�� 2
dapat diabaikan, maka: RN = T
�� ii
Universitas Sumatera Utara
Penjumlahan dari gaya - gaya yang bekerja pada arah vertical diperoleh: F= T +
δT cos
�� 2
+ T cos
�� 2
iii Untuk
�� 2
, cos
�� 2
= 1 dan F = µ x RN , RN
= T + δT
�� 2
+ T
�� 2
= T ��+ ST
�� 2
Sehingga x µ T + δT - T atau RN
�� µ
iv Dengan menggabungkan persamaan ii dan iv akan di dapatkan:
T �� =
�� µ
atau
�� T
= µ . ��
Dengan menggunakan integrasi, diperoleh : Ln =
�
�
�
�
= �. � atau
T
t
= �
� .�
. T
k
II-5 Besarnya tegangan efektif T
e
merupakan selisih antara tegangan pada sisi tegang sabuk dengan tegangan pada sisi kendornya
T
e
= T
t
- T
k
= T
k
�
� .�
− 1 II-6
Harga koefisien gesek �, untuk pulley yang terbuat dari baja atau
besi cor dengan bahan sabuk dari katun adalah sebesar � = 0,20 tabel
.21, lihat lampiran Selanjutnya berdasarkan gambar 2.4 tegangan konveyor sabuk pada titik 1
– 2 adalah :
T2 = T
1
. �
� .�
= 1,87 T
1
Tahanan sabuk antara titik 2 – 3 Wt. 2-3 = q + qb + q’b L. w’
Wt. 2-3 = 20 + 5,87 + 5,86 45. 0,022
T 2
T 1
2
Universitas Sumatera Utara
= 31,41 Kg Tegangan tarik pada titik 3 - 4
T
3
= T
2
+ W
t
.
2 – 3
= 1,87 T
1
+ 31,41 T
3
= T
4
. �
� .�
� = 0,30 = 0,33 T
3
� = 210 Tahanan sabuk antara titik 4 - 5
Wt. 4-5 = qb + q’b L. w’ Wt. 2-3 = 5,87 + 2,93 0,75. 0,022
= 0,15 Kg T
5
= T
4
+ W
k
. 4 – 5 = 0,62 T
1
+ 10,52 Tegangan sabuk pada titik 5 – 6
T6 = T
5
. �
� .�
� = 0,022 = 1,04 T
5
� = 102 Tahanan sabuk antara titik 6 - 7
W
k. 6-7
= qb + q”b L. w’ = 5,87 + 2,93 43,5. 0,022
= 8,42 Kg Tegangan tarik sabuk antara titik 7 - 8
T
7
= T
6
+ W
k
.
6 – 3
= 1,04 T
5
+ 8,42 = 0,65 T
1
+ 19,36 T
8
= T
7
. �
� .�
� = 0,020 = 1,04 T
7
� = 102
Tahanan sabuk antara titik 8 - 1 W
k. 8-1
= qb + q”b L . w’ = 5,87 + 2,93 0,75 . 0,022
Universitas Sumatera Utara
= 0,15 Kg Tegangan tarik sabuk antara titik 7 - 8
T
1
= T
8
+ W
k
.
8 – 1
= 0,68 T
1
+ 19,51 = 060,96 Kg
3.2.4 Distribusi Tegangan Tarik disepanjang Sabuk Konveyor Sabuk
Setelah teggangan tarik sabuk pada titik – 1 diperloleh, maka gaya tarik pada titik-titik lainnya dapat dihitung. Hasil perhitungan secara
lengkap beserta distribusi tegangan disepanjang sabuk dapat dilihat pada gambar berikut:
- T
1
= 60,96 N - T
2
= 114 N - T
3
= 145,41 N - T
4
= 47,98 N - T
5
= 48,13 N - T
6
= 50,06 N - T
7
= 58,48 N - T
8
= 60,81 N
Gambar 3.6 Distribusi tegangan tarik disepanjang sabuk Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa gaya tarik maksimum
terjadi pada titik -3, dimana sabuk diputar oleh pulley penggerak yaitu sebesar, T = 145, 41 Kg
3.2.5 Pemeriksaan Kekuatan Sabuk
Untuk mengetahui kemampuan sabuk dalam mengangkut beban, kekuatan sabuk perlu diperiksa dengan cara menghitung besarnya faktor
keamanan.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya faktor keamanan A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment.” adalah:
�
�
=
�
�
− � �
���
II - 7 Dimana:
K
t
= Kekuatan tarik sabuk persatuan lebar. Unuk sabuk dengan bahan katun biasa K
t
= 30 KgCm T
m
= Tegangan tarik maksimum yang diterima sabuk. B
= Lebar sabuk, 762 mm
�
� =
30 − 76,20
145,41 = 15,77
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa faktor keamanan sabuk cukup besar. Hal ini berarti sabuk yang dipilih dapat dipergunakan
3.2.6 Pemeriksaan Jumlah Lapisan Sabuk
Jumlah lapisan sabuk minimum dapat dicari dengan menggunakan persamaan 111, referensi 2
� ≥
�− �
���
�. �
�
II - 8 Dimana k adalah faktor keamanan yang besarnya tergantung dari
jumlah lapisan sabuk. Menurut tabel 2 – 3, besarnya k = 9,0 Tabel 2-3 Gaktor keamanan untuk pemilihan jumlah lapisan sabuk
Number of belt pilles 2 to 4 1 to 5 6 to 8 9 to 11
12 to14 Safety factor k
9 9.5
10 10.5
11.0 Sehingga jumlah lapisan sabuk minimum adalah :
� = 9,0
− 145,41 30 .76,20
= 1,0
Universitas Sumatera Utara
Terlihat bahwa jumlah lapisan sabuk yang dipilih telah memenuhi persyaratan
3.2.7 Perencanaan Roller Idler
Konveyor sabuk yang direncanakan untuk mengangkut kertas merupakan jenis flat konveyor sabuk. Sehingga hanya ada satu jenis idler
yang dipergunakan yaitu flat roll idler.
Gambar 3.7 Dimensi roller idler Menurut referensi A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related
Equipment.” dianjurkan untuk lebar belt 400 - 800 mm, diameter roller, D = 108 mm. Panjang roller direncanakan, B
f
= 900 mm Konstruksi flat roller idler terdiri dari silinder baja yang ditumpu
pada poros yang dilengkapi dengan bantalan dan rumah bantalan. Pemantauan roller idler seperti terlihat pada gambar berikut:
L
1
L
1
L
2
Gambar 3.8 Penempatan roller idler Jarak spasi tiap roller pada sisi tegang sabuk, 1
1
adalah 1300. Sedangkan untuk return idler, 1
2
= 1
1
. 2 = 2600 mm tabel.10, lihat lampiran
a. Berat roller idler
Berat bagian roller yang berputar persatuan panjang sabuk dapat dicari dengan menggunakan persamaan 140 dan persamaan 141, referensi A.
Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment.” Pada sisi tegang sabuk B
f
D
Universitas Sumatera Utara
�
� ′
=
10 . � + 3 1
1
II - 9 =
10 . 0,762 + 3 1300
= 5,86 Kgm
Pada sisi balik sabuk �
�
=
10 . � + 3 1
2
II-10 = 2,93 Kgm
b. Kecepatan putar roller idler
Pada sisi tegang sabuk
�
�
=
60.� � .�
II-11 =
60 .0,80 �.0,108
= 141,47 rpm c.
Beban pada roller Beban-beban yang diterima oleh roller idler terdiri dari berat muatan
kertas, berat sabuk dan berat shell roller idler sendiri
Gambar 3.9 Distribusi beban pada roller Beban angkut berupa unit muatan. Sehinggga distibusi muatan yang
diterima oleh roller tidak merata. Dalam perhitungan ini akan dicari beban maksimum yang diterima oleh sebuah roller
Dengan metode Clapayron diperoleh: q
p
q
p
q
p
q
p
q q
q
q
b
300 350
650 350
350 350
q
p
.1 q
q
b
.1 q
p
. q
b
11 q
b
.1 q
q
p
.1
A B
C 1300
1300
Universitas Sumatera Utara
�
�1
= �
�2
=
�
�
. �
�
6 . �� . �
�
2
− �
1 2
II-12 =
1 6 . �� .130
20 . 30 130
2
− 30
2
+ 5,87 . 1,3
2
. 65 . 130
2
− 65
2
+ 5,86 . 1,3
2
. 130 130
2
− 0
2
=
1 2580 ��
9600000 + 8173087 + 21757769 = 15322,037 EI
i =
�
�
. �
3 � �
II-13 �
�1
= �
�2 =
130 �� 3 ��
ii Dengan menggabungkan persamaan i dan ii akan didapatkan:
�
�
= �
�
=========== 41825,30 = 43,33 M
b
M
b
= 965,27 Kg-Cm R
b
= 5,86 . 1,3 + 5,87 . 1,3 +
20.30 130
+
2.�
�
130
= 7,62 + 7,62 + 4,6 + 13,74 Rb = 33,58 Kg
Gaya ini merupakan gaya yang harus ditanggung oleh sebuah roller idler. Gaya lintang tersebut diasumsikan terdistribusi secara merata
disepanjang roller.
Reaksi tumpuan : R
1
= R
2
R
b 2
= 16,79 Kg
Momen bending maksimum Terjadi pada jarak x = ½ L
M
m
= R
1
. x - ½ q
r
. x
2
R
1
R
2
SFD R
BMD M
X
Universitas Sumatera Utara
= 3505.5 Kg. mm
Tegangan normal maksimum yang terjadi pada roller adalah : λ
max
=
�
�
�
�
II-15 Dimana W
b
adalah momen tahanan terhadap bending : λ
max
=
32 . �
� .�
� . �
4
− �
4
Roller idler direncanakan memiliki diameter dalam sebesar, d = 98 mm, maka besarnya tegangan maksimum yang terjadi adalah λ
max
= 0,89 Kgmm
2
. Untuk ini dapat dipergunakan bahan plat tebal, t = 6 mm baja St 50 yang memiliki kekuatan lentur maksimum sebesar
λ
b
= 1700 KgCm2
d. Poros roller idler
Reaksi tumpuan : R
1
= R
2
R
b 2
= 16,79 Kg
Momen bending maksimum Terjadi adalah
M
max
= R
r
. 30 R
1
R
2
BMD M
R
2
R
1
X
Universitas Sumatera Utara
= 503,7 Kg. mm Tegangan normal maksimum yang terjadi pada poros adalah :
λ
max
= �
� �
���
�
�
= �
� 32. �
���
��
3
Direncanakan poros memiliki diameter terkecil, d = 20 mm dan diameter, D = 22 mm dengan radius r = 1 mm dan panjang poros, L= 896
mm. sehingga diperoleh factor konsentrasi tegangan, K
s
= 1,5 gambar 1,2 lihat lampiran. Maka diperoleh harga tegangan normal maksimum λ
max
= 72,2 KgCm
2
. Sehingga poros dapat dibuat dari bahan St 42-1 yang memiliki kekuatan tarik sebesar, λ
b
= 410 Nmm
2
3.2.8 Pemilihan Bantalan Rolller Idler
Beban yang diterima bantalan berupa beban radial murni maka dapat dipilih jenis Deep Grove Ball - Bearing DIN 625. Dimensi yang sesuai
dengan diameter poros dan memiliki umur relative lama adalah bantalan dengan nomor 6004
Gambar 3.10 Penampang bearing Dimensi bantalan :
♦ Diameter dalam d
= 20 mm ♦ Diameter luar
D = 42 mm
♦ Lebar bantalan B
= 12 mm ♦ Beban dasar
C = 453,60 Kg
♦ Beban radial Pr
= 16,79 Kg D
d B
Universitas Sumatera Utara
♦ Beban aksial Pa
= 0 ♦ Beban ekivalen
P = Pr = 16,79 Kg
♦ Umur bantalan L
h
L
h
=
10
6
60 .� �
� 3
II-16 = 2323011 jam
3.2.9 Perencanaan Pulley
Pulley idler direncanakan dibuat dari bahan yang sama dengan pulley penggerak. Tetapi pada permukaan pulley penggerak dilapisi dengan karet.
Hal ini dimaksudkan agar harga koefisien gesek sama besarnya dengan perhitungan sebelumnya, yaitu sebesar µ = 0,20 untuk idler pulley dan 0,3
untuk pulley penggerak Kedua jenis pulley baik untuk idler maupun sebagai penggerak,
direncanakan memiliki konstruksi yang sama, yaitu terdiri dari silinder tipis yang ditumpu oleh poros dan dilengkapi dengan bantalan. Konstruksi pulley
beserta bantalan dan rumah bantalannya dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 3.11 Konstruksi pulley a.
Lebar pulley Untuk menjaga agar sabuk tidak mudah terlepas dari pulley,
maka lebar sabuk dianjurkan berkisar antara 100 sampai 200 mm lebih besar dari lebar sabuk referensi buku A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and
related Equipment.”, halaman 84.
Universitas Sumatera Utara
Lebar pulley direncanakan B
p
= B + 1,38 mm = 500 mm
b. Diameter pulley
Diameter minimum pulley dapat dicari dengan , referensi A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment.”
D
p
≥
k . i II-17
Dimana k adalah factor yang besarnya tergantung dari jumlah lapisan sabuk yang dipergunakan. Untuk i = 2 sampai 6 harga k = 125 sampai
150 ref. 2, hal. 84. Dipilih k = 125 D
p
= 125 . 4 = 500 mm
3.2.10 Pemeriksaan Kekuatan Pulley
Dari perhitungan tegangan sabuk diketahui bahwa beban terbesar diterima oleh pulley penggerak. Dengan demikian pemeriksaan kekuatan
cukup dilakukan pada pulley penggerak saja.
a. Tekanan pada permukaan pulley
�� 2
�� 2
Gaya yang bekerja pada elemen luasan dF adalah: F
radial
= 0 P . dF = S . Sin
�� 2
+ s + dS sin
�� 2
Untuk , maka sin
�� 2
=
�� 2
P. r . b . �� = S.
�� 2
+ S + ds
�� 2
; karena ds
�� 2
dapat diabaikan. Sehingga didapat persamaan :
3
4 T
4 T
3 S
P S +δS
Universitas Sumatera Utara
p. r. b . �� = S . �� untuk r = R dan b = B,
maka: P =
� � . �
II-18 =
145,41 250 .762
= P = 0,08 KgCm
2
b. Tegangan pada pulley
Dengan menggunakan penurunan rumus lama diperoleh: • Tegangan pada permukaan dalam
�
��
= �
� �
2
+ �
� 2
�
2
− �
� 2
- 2 �
�
2
�
2
− �
� 2
II-19 • Tegangan pada permukaan luar
�
���
= 2 �
� �
� 2
�
2
− �
� 2
- �
�
2
+ �
� 2
�
2
− �
� 2
II-20 Dimana:
P
i
= Tekanan pada permukaan dalam, P
i
= 0 P
= Tekanan pada permukaan luar, P
i
= P D
= Diameter luar pulley, D = 500 mm
D
i
= Diameter dalam pulley, D = 470 mm Dari kedua persamaan diatas terlihat bahwa tegangan
terbesar terjadi pada permukaan dalam pulley, yang berupa tegangan kompresi.
λ
max
= − 2�
�
2
�
2
− �
1 2
= -
� � �
− �
1
λ
max
= -7 Kgm
2
Dari pemeriksaan tekanan terhadap permukaan pulley dan tegangan maksimumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa pulley
yang direncanakan dari bahan St 34 -1 tersebut cukup aman 3.2.11
Daya Motor Penggerak Besarnya daya yang diperlukan untuk menggerakkan konveyor sabuk
adalah:
Universitas Sumatera Utara
� =
�
�
. � .
��
75− 7
�
II-21 Dimana :
T
e
= gaya tarik efektif pada pulley penggerak = T
3
- T
4
= 97,43 Kg V
= Kecepatan linier konveyor sabuk, V = 0,8 ms S
f
= Faktor keamanan, diambil S
f
= 3,0 7
g
= Efisiensi transmisi roda gigi reduksi, diasumsikan 7
g
= 0,70
� = 97,43 . 0,8 . 3,0
75 − 0,70
= 4,5 HP
3.3 Perencanaan Take Up