berbanding lurus dengan kerja gesek. Sedangkan kerja gesek sebanding dengan gaya gesek kopling. Umur dari kopling gesek dipengaruhi oleh
temperature kerja kopling. Makin tinggi temperature permukaan gesek akan semakin cepat laju keausan permukaan yang menyebabkan umur
kopling semakin pendek. Penghubungan kopling yang terlalu sering akan mengakibatkan kerugian daya. Besarnya rugi daya tersebut diubah
menjadi kalor untuk menaikkan temperature permukaan gesek yang berarti juga memperpendek umur kopling.
4.2.2 Perhitungan Kopling
4.2.2.1 Perhitungan Plat Gesek
Pada perencanaan ini dipilih bahan gesek untuk plat yang terbuat dari tenunan asbes dengan damar buatan yang memiliki koefisien gesek
μ = 0,4 dengan tekanan bidang maksimum yang diijinkan λ
b
= 0,05 sampai 2,0 N mm
2
referensi SKF general catalogue bearing 1970, diasumsikan λ
b
= 0,05 Nmm
2
a. Luas permukaan gesek
Momen torsi yang dipindahkan dari motor listrik sebesar 45 Nm pada putaran 745 rpm. Diameter rata-rata plat kopling direncanakan d = 120
mm, maka besarnya gaya gesek kopling adalah : � =
�
�
�
III-5 =
45 0,06
F = 750 Newton
- Luas bidang gesek
� = �. λ b ========
� =
� λ b
III-6 =
750 0,05
Universitas Sumatera Utara
A = 15000 mm b.
Lebar bidang gesek Kopling gesek yang direncanakan terdapat dua permukaan gesek,
sehingga lebar bidang gesek setiap permukaan adalah: � =
� 2.2 π .r
III-7 =
7500 4 .� . 60
= 9,95 mm ========
dibuat b = 60 mm -
Diameter bidang gesek Diameter luar d
= d + ½ b = 150 mm
Diameter dalam d
i
= d - ½ b = 90 mm
4.2.2.2 Perhitungan Pegas Piringan
Untuk menekan plat gesek dari kopling dipergunakan pegas piringan. Hal ini dimaksudkan untuk menghemaht tempat. Bentuk dari
pegas ini dapat dilihat pada gambar 4.5
Gambar 4.5 Penampang pegas piringan Defleksi maksimum pada saat pegas dibebani sama dengan tinggi
panas, h. Dalam praktek sehari-hari biasanya defleksi pegas berkisar antara 1,0 sampai 2,0 kali tebal pegas, t .
a. Beban pegas
Beban yang diterima pegas merupakan gaya normal yang diperlukan untuk menekan plat gesek kopling. Dengan demikian :
Universitas Sumatera Utara
� =
� µ
III-9 =
750 0,4
= 1875 ������
b. Dimensi pegas
Dalam perencanaan ini dibuat pegas piringan dengan ukuran sebagai berikut :
Diameter luar d
= 160 mm
Diameter dalam d
i
= 50 mm
Tinggi pegas h
t
= 5,0 mm
Tebal pegas δt = 3, 0 mm
Tegangan ijin bahan λ
b
=2.000 Nmm
2
DIN 2093, bahan pegas yang dinormalisasi memiliki λ
b
= 2200 – 2400 Nmm
2
c. Pemeriksaan pegas
• Besar gaya pegas �
�
=
4 � �
� 4
� 1− v
2
α d
2
δt
��
ℎ
�
�
�
−
� �
�
� �
ℎ
�
�
�
−
� 2 �
�
+ 1 ��
III-10 Dimana :
4 � 1 − �
2
= 9,23. 10
5
���
2
ref. 6 hal. 218 Dari tabel 124 lihat lampiran didapatkan :
α = 0, 79
β = 1,46
δ = 1,81
f = 0,75 h
t
sehingga diperoleh : F
p
= 7135,37 Newton Gaya ini jauh lebih besar dari pada gaya normal yang diperlukan
untuk menekan plat gesek yang besarnya adalah P = 1875 Newton. Dengan demikian maka perencanaan pegas dapat dipergunakan
dengan baik. 4.2.2.3
Perhitungan Pegas Kopling
Universitas Sumatera Utara
Untuk meredam beban kejut pada saat start maupun ketika terjadi perubahan pembebanan, dipergunakan pegas sekrup sebanyak 6 buah.
a. Gaya pegas
Gaya maksimum yang bekerja pada pegas pada pegas merupakan gaya gesek yang dittimbulkan plat kopling untuk meneruskan momen torsi.
Sehingga F = 750 Newton Kemampuan pegas untuk menahan beban dinamis dinotasikan dengan
persamaan 1250 referensi 6 F
D
= π . τ . d
3
k . 8 . D III-14
b. Dimensi pegas
Pegas direncanakan dibuat menurut standart DIN 17224 dengan modulus geser G = 73000 dan tegangan tarik yang di ijinkan
�
b
= 590 Nmm
2
. • Diameter kawat
Pegas direncanakan memiliki diameter D = 5d, dari tabel 125 lihat lampiran didapatkan k = 1,29 sehingga :
d = �
8 � � � .�
� � 13 III-15
= �
8 . 5 .125 590 �
1,29 � 13
= 1,5 mm=============== dibuat d = 1,6 mm D = 5 . d
= 8,0 mm • Jumlah lilitan aktif
Defleksi pegas direncanakan δ = 5 mm , maka : i =
� . � . � � �
2
�
� III-16
= 5 buah lilitan • Tegangan pegas
λ
p
=
8 � � � . �
3
� III-17
=
8 . 5 . 125 � . 1,6
3
1,29
Universitas Sumatera Utara
λ
p
= 501,25 Nmm
2
karena λ
p
λ
ijin
, maka pegas aman di pakai
4.3 Perencanaan Transmisi Roda Gigi