b. Take up travel
Panjang lingkaran take up maksimum adalah: X = 0,01 . L
II- 22 = 0,01 . 50
= 0,5 meter dibuat X = 0,25 meter
3.4 Perencanaan Roller Konveyor
Sebagai tambahan, disini akan direncanakan roller konveyor untuk memindahkan kayu gergajian dari unit pemotongan menuju ke unit potong.
Dalam perencanaan ini, untuk mengangkut kayu potongan yang berada di atas roller, cukup digerakkan dengan tangan dengan mendorong kayu
tersebut.
3.4.1 Bagian-bagian Utama Roller Konveyor
3.4.1.1 Roller Seperti halnya pada konveyor sabuk, konstruksi roller terdiri dari
silinder yang terbuat dari baja atau besi cor yang bertumpu pada poros dan didukung dengan bantalan gelinding
Dimensi roller ditentukan oleh berat dan lebar beban yang diangkut. Semakin lebar beban angkut, semakin panjang roller yang
diperlukan. Panjang m roller pada umumnya berkisar antara 50 sampai 100 mm lebih besar dari lebar muatan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.12 Penampang roller
a. Heavy type
b. Extra-heavy type
Roller pitch jarak antara roller yang satu dengan yang lain, tergantung dari berat dan lebar beban. Biasanya roller pitch berkisar
antara ¼ sampai 15 dari lebar beban angkut. Menurut tabel 2-4 untuk mengangkut kayu gergajian yang memiliki
diameter 1100 mm dan berat mencapai 250 Kg, dapat dipilih roller dengan diameter D = 73 mm dan panjang 1200 mm. pitch roller dibuat 220 mm
Tabel 2-4 Karakteristk Uppowered konveyor Roller Roller parameters
Type of roller Medium
Heavy Extra –heavy
Maximum load per roller, Kg Maximum recommended load, Kg
Roller diameter, mm Axle diameter at the point the
bear - ing is fit, mm 600
300 73
20 1200
600 105
30 2500
1200 155
45 Roller length
Weight on the totating parts, kg rounded off
300 400
500 600
800 3.4
4.2 5.0
5.7 6.5
6.4 7.8
9.2
10.6 12.0
15.8 19.8
21.5 24.4
27.3
Universitas Sumatera Utara
1000 1200
7.3 8.8
- 13.4
16.3 -
30.2 35.9
41.7
Sumber : Referensi A. Spivakovsky, ‘’ Conveyor and related Equipment ” 3.4.1.2 Frame
Rangka roller konveyor terdiri dari baja profil yang disambung antara satu dengan lainnya dengan menggunakan baut atau las. Untuk
menumpu roller dan mencegah agar roller tidak dapat bergeser dari tempatnya dipergunakan baja profil siku-siku yang diikatkan pada frame
dengan baut
3.4.2 Perhitungan Roller Konveyor
3.4.2.1 Diameter Poros Roller Beban angkut yang berupa gulungan kertas dengan berat sebesar
250 Kg, harus ditanggung oleh empat buah roller. Apabila berat roller diabaikan, maka beban setiap poros adalah sebesar G = 62,5 Kg
Reaksi tumpuan : R
A
= R
B
= 62.52 Kg = 31, 25 Kg
Momen lentir maksimum Terjadi adalah
M
max
= R
A
. 600 = 18750 Kg - mm
- Tegangan normal maksimum pada poros :
R
A
R
B
BMD M
X
Universitas Sumatera Utara
λ
max
=
�
���
�
=
32. �
���
� . �
3
============= � = �
32. �
���
� .λ
b
� 13 Poros direncanakan dari bahan St. 42-1 yang memiliki kekuatan tarik
λ
b
= 410 . N mm
2
, maka diperloleh : d =
�
32 . 18750 � . 41,83
� 13 = 16,60 mm
Untuk menjaga keamanan terhadap momen torsi konsentrasi tegangan, diameter poros roller dibuat d = 20 mm
3.4.2.2 Umur Bantalan Untuk menumpu poros roller dipilih bantalan dengan nomor 4903
yang memiliki dimensi -
Diameter dalam
d = 22 mm
- Diameter luar
D = 43 mm
- Lebar bantalan
B = 12 mm
- Beban dasar
C = 500 kg
- Umur bantalan
L
h
L
h
=
10
6
60 .� �
� 3
Dengan mengasumsikan kecepatan pengangkutan sebesar V = 2 mps, didapatkan putaran roller sebesar
L
h
=
10
6
60 . 262 500
31,25 3
L
h
= 260560 jam
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI DAYA
Pada perencanaan ini dipergunakan motor listrik sebagai penggerak. Daya motor yang dihasilkan oleh motor penggeramk ditransmisikan ke
pulley melalui system roda gigi reduksi. Untuk memperbesar efisiensi transmisi, maka dipilih system transmisi sederhana yang terdiri dari
duabuah kopling tetap dan empat pasang roda gigi lurus. Mengingat system yang direncanakan terdiri dari dua buah konveyor
dengan spesifikasi gerakan dan kecepatan yang berbeda, maka dalam perencanaan system transmisi daya juga terdapat sedikit perbedan. Untuk
mendapatkan gerakan periodic intermitten pada konveyor sabuk, dipergunakan mekanisme tambahan yang berupa roda genewa. Hal tersebut
dianggap lebih ekonomis dari pada pengaturan motor listrik dengan metoda pemutusan arus ataupun dengan menggunakan kopling
elektromagnetis.
Gambar 4.1 Sistem transmisi daya
Universitas Sumatera Utara