8. Orang tua hanya bisa menerima sikap anak yang membantah perintahnya, meskipun terkadang
bantahan anak sudah membuat malu keluarga di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan orang tua menyadari bahwa diri anak telah dikuasai oleh roh halus sehingga merusak pikiran
anak. 9.
Orang tua juga tidak dapat dapat menyalahkan sanggar atau pawang atas sikap anak yang berubah menjadi buruk. Karena menjadi anggota kuda lumping merupakan kemauan sendiri
dari anak-anak mereka. Selain itu juga, keberadaan pawang yang dihormati oleh masyarakat sekitar memberikan status lebih bagi pawang. Sehingga keberadaan pawang dan sanggar kuda
lumping di lindungi oleh masyarakat sekitar dari gangguan luar. 10.
Adanya hubungan patron-klien yang tercipta antara pawang dengan anak-anak di dalam sanggar kuda lumping. Dimana anak-anak lebih mematuhi peraturan yang ada di sanggar
dibandingkan peraturan yang ada di keluarga, karena anak merasa di dalam sanggar anak lebih dihargai keberadaanya oleh pawang. Sementara pawang memberikan perlindungan bagi anak-
anak yang ingin anggota kuda lumping sebagai sarana agar anak-anak tetap menjadi anggota kuda lumping dan memiliki kontribusi yang cukup menguntungkan bagi pawang. Tidak saja
dapat melestarikan agar kesenian kuda lumping tersebut tetap bertahan tetapi semakin banyak anak-anak yang menjadi anggota kesurupan akan menghasilkan nilai materi yang cukup
menguntungkan bagi pawang dan sanggar.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama penelitian, maka peneliti memiliki beberapa saran, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Hendaknya anak dapat menyeimbangkan waktu untuk belajar kesenian kuda lumping
dengan waktu belajar di sekolah, sehingga anak dapat mencapai pendidikan formal yang dapat menuntun kehidupan masa depan mereka yang lebih baik seperti harapan para orang
tua mereka. 2.
Anak yang lebih patuh terhadap peraturan yang ada di sanggar, maka bagi orang tua seharusnya dapat bekerja sama dengan pawang untuk mengarahkan anak agar dapat
berperilaku secara sopan sesuai dengan norma dan nilai yang ada di lingkungan masyarakat. Meminta kepada pawang agar anak-anak dapat menyeimbangi waktu sekolah dengan waktu
di kegiatan kuda lumping. Bahkan anak harus lebih fokud di pendidikan dan menjadikan kesenian kuda lumping sebagai hiburan saja.
3. Bagi pawang dalam merekrut anak-anak menjadi anggota kuda lumping wajar saja
dilakukan. Akan tetapi anak-anak tersebut tidak diperbolehkan menjadi anggota yang kesurupan, sehingga anak-anak tidak memiliki endang yang dapat menguasai jiwa dan
pikiran anak.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku:
Bagong, Suyanto. 2005. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media Group. Burke, Peter. 2003. Sejarah dan Teori Sosial Terjemahan oleh Mestika Zed dan Zulfahmi. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia. Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Budiono, Herusatoto.1984. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Ginting, Paham. 2005. Tekhnik Penelitian Sosial. Medan : USU Press.
Hadi, Sumandiyo, Y. 2006. Seni dan Ritual Agama. Yogyakarta: PUSTAKA. Hadi, Sumandiyo, Y. 2005. Sosiologi Tari Sebuah Telaah Kritis yang Mengulas Tari dari zaman ke
zaman: primitif; tradisional, modern hingga Kontemporer. Yogyakarta: PUSTAKA. Koentjaraningrat. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan
Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Koentjaraningrat. 1985. Persepsi tentang Kebudayaan Nasional dalam Alfian ed. Persepsi Masyarakat
Tentang Kebudayaan. Jakarta: PT Gramedia. Langer, Susanne K. 1957. Problems of Art. New York: Charles Schribners Sons.
Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar.Surabaya: Usaha Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Gauthama P Margareth. 1998. Budaya Jawa dan Masyarakat modern, hal:21: ODea, Thomas F. 1995. Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan: Yasogama. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. Pababbari, Musafir. 2010. Patronase Agama dalam Kehidupan Politik Lokal. Annual Conference on
Islamic Studies ACIS ke 10 Banjarmasin. Purwadi, et all. 2005. Ensiklopedi Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Bina Media
Polama, Margaret M. 2003. Sosiologi Kontemporer. terjemahan Tim Yasogama. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Poloma, M. Margareth 1987. Sosiologi Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers. Ritzer, George Goodman, Douglas J 2004. Modern Sociological Theory, 6th edition, terjemahan.
Alimandan, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media. Salamun, et all. 2002. Budaya Masyarakat Suku Jawa Di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, Yogyakarta:
Badan Pengembangan Kebudayaan Dan Pariwisata, Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Balai Kajian Sejarah dn Nilai Sejarah Tradisional.
Sedyawati, Edi. 2002. Seni Pertunjukan Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Buku Antar Bangsa. Soetrisman, dkk. 2003. Direktori Seni Tradisi Jawa Tengah, Jawa Tengah : Bumi Putra.
Soekanto, Soerjono 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers. Scoot, James C., 1994. The Moral Economy of the Peasant : rebellion and subsistence in Southeast Asia,
diterjemahkan Hasan Basari, Jakarta : LP3ES.
Universitas Sumatera Utara
Scott, James C. 1983. Moral Ekonomi Petani. Jakarta: LP3S. Cetakan Kedua. Scott, James C. 1993. Perlawanan Kaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor. Edisi Pertama.
Scott, James C. 1977. ‘Patron Client, Politics and Political Change in South East Asia’ dalam Friends, Followers and Factions a Reader in Political Clientalism, Steffen W. Schimidt, James C. Scott
eds., Berkeley: University of California Press. Scott, James C. 1972. ‘Patron Client, Politics and Political Change in South East Asia’ dalam Friends,
Followers and Factions: A Reader in Political Clientalism, Steffen W. Schmidt, James C. Scott dkk. eds., Berkeley: University of California Press.
Website :
http:www.scribd.comdoc24943645Perkembangan-Budaya-Jawadiakses tanggal 25 September 2012 pukul 09:13 wib.
http:apvalentineblogspot.com201011-Asal-Usul-Suku-Jawa-di-Sumatera-Utara.html diakses tanggal 25 September 2012 pukul 09:33 wib.
http:kamusbahasaindonesia.orgprofilmirip diakses tanggal 10 Oktober 2012 Pukul 09:13 wib. http:Staff.Uny.ac.idtesisdefaultfiletmlJahtilanpdf diakses tanggal 23 oktober 2012 pukul 20:22 wib.
http:idtesis.com1031skripsi-sastrapermainan-tradisional-anak-E28093-anak sebagai-sumber-ide- dalam-penciptaan-karya-seni-grafis.html diakses tanggal 23 Oktober 2012 pukul 20:33 wib.
http:iesdepedia.comblog20130115patron-klien-teori diakses tanggal 4 Juni 2013 pukul 09:00 wib. http:dualmode.kemenag.go.idacis10…12.musafirpababbari.pdf, diakses tanggal 4 Juni 2013 pukul
09:22 wib.
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN LAMPIRAN
Dokumentasi di Lapangan
Ketika Mugiyono Kesurupan dan akan memakan arang dan beling panas-panas
Pendamping Pawang memberikan sesajen kepada Endut yang sudah kesurupan dan mengajak ngobrol Endang yang merasuki Endut
Universitas Sumatera Utara
Rifin yang keadaannya lagi jongkok sedang mengincar penonton yang akan menjadi temannya untuk kesurupan
Keadaan Muji yang sedang dirasuki oleh Endang, dimana Endang masuk secara paksa ke tubuh Muji karena Muji tidak ikut maen
Universitas Sumatera Utara
keadaan normal para anggota yang akan memainkan pertunjukan kuda lumping
Putri dan teman perempuan lainnya yang menjadi anggota hanya berperan menjadi penari pembuka pertunjukan kuda lumping saja
Universitas Sumatera Utara
Ciplek yang dipegangi oleh kedua orang tua di gambar sudah dirasuki oleh endang sementara pertunjukan baru saja dimulai
Yadi dan Putri sedang memberikan keterangan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
Universitas Sumatera Utara
Pak Kariman dan Mbah Mo yang sedang di wawancarai oleh Peneliti
Ibu Dimah yang sangat kesal dengan anaknya yang menjadi anggota kuda lumping sementara Ibu dimah dan suaminya menjadi
jahula
Universitas Sumatera Utara
Ibu Suratih dan Narti sangat ramah dan terbuka saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti
Universitas Sumatera Utara
1. Draft Interview Daftar Wawancara 1.1. Latar Belakang KeluargaOrang tua yang anaknya menjadi anggota kuda lumping
a Nama :
Profil Informan
b Tempat Tgl Lahir :
c Jabatan Kedudukan :
d Jenis Kelamin :
e Alamat :
1 Berapa jumlah anak Bapak? 2 Berapa jumlah anak Bapak yang ikut kuda lumping?
3 Apakah Bapak setuju bila anak Bapak ikut kuda lumping? 4 Apabila Bapak tidak setuju, apa alasannya?
5 Menurut Bapak, bagaimana filosopi mengenai kuda lumping sekarang ini? 6 Menurut Bapak, apa fungsi pertunjukkan kuda lumping yang sekarang ini?
7 Menurut Bapak, apakah ada perubahan sikapprilaku dari anak Bapak sesudah ikut kuda lumping?
8 Apabila ada, perubahan sikapprilaku seperti apa yang terjadi pada anak Bapak? 9 Bagaimana pendapat Bapak mengenai perubahan sikap anak tersebut?
10 Menurut Bapak, apakah anak Bapak lebih mementingkan waktu belajar untuk Sekolah atau kuda lumping?
11 Jika ya, mengapa demikian? 12 Jika tidak, mengapa demikian?
Universitas Sumatera Utara
13 Bagaimana tindakan Bapak untuk menegur bahwa perbuatan anak bapak yang mementingkan waktu untuk belajar kuda lumping itu salah ?
14 Apakah bapak pernah memberikan hukuman kepada anak bapak ketika anak bapak tidak bisa lagi untuk dinasehati dan terus menjadi anggota kuda lumping?
15 Jika ya, hukuman dalam bentuk apa yang bapak berikan kepada anak bapak? 16 Jika tidak, mengapa demikian?
17 Apakah anak bapak pernah melakukan perlawanan ketika dinasehati untuk tidak mementingkan waktunya untuk bermain kuda lumping?
18 Jika ya, bentuk perlawanan yang bagaimana ia lakukan terhadap bapak? 19 Jika tidak, mengapa demikian?
20 Apakah bapak pernah menegur pihak sanggar terhadap perubahan sikap anak bapak yang setelah menjadi anggota kuda lumping semakin buruk?
21 Jika tidak, apa alasan bapak tidak menegur pihak sangar? 22 Jika ya, apa alasan bapak menegur pihak sanggar?
1.2. Untuk Anak yang Menjadi Anggota Kuda Lumping