Kerangka Konsep KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Pemutihan restorasi resin komposit nanofil dengan metode in-office bleaching Hidrogen peroksida 35 Karbamid peroksida 35 melepaskan Peroksida akan terurai menjadi radikal bebas Radikal bebas memutus ikatan karbon siklik Radikal bebas memutus ikatan siloxane Ikatan matriks resin menjadi lemah dan terdegradasi Ikatan partikel pengisi dan matriks resin terlepas Pengaruh terhadap kekasaran permukaan restorasi resin komposit nanofil???? 12 Hidrogen Urea Penstabil agar efek bahan bleaching lebih panjang memperlambat pelepasan hidrogen peroksida Universitas Sumatera Utara Berdasarkan bagan di atas dijelaskan bahwa pada gigi geligi yang akan dilakukan proses pemutihan sering ditemukan adanya restorasi resin komposit. Hal ini dikarenakan restorasi resin komposit memiliki kekuatan dan nilai estetik yang baik. Saat ini salah satu jenis resin komposit yang banyak digunakan adalah resin komposit nanofil. Resin komposit nanofil memiliki kekuatan dan estetika yang sangat baik sehingga dapat digunakan baik untuk restorasi anterior maupun posterior. 29 Resin komposit nanofil memiliki permukaan yang lebih halus dan mengkilat, pengkerutan shrinkage polimerisasi yang lebih minim dan resistensi yang lebih baik serta memiliki daya atrisi yang lebih rendah dari jenis resin komposit lainnya. 2,6,17 Pada in office bleaching, agen aktif bleaching yang sering digunakan adalah hidrogen peroksida 35 dan karbamid peroksida 35. Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia reaktif yang mengandung unsur hidrogen dan oksigen Karbamid peroksida merupakan senyawa organik yang terdiri dari hidrogen peroksida dan urea. Urea menyebabkan hidrogen peroksida menjadi lebih stabil dan memiliki efek yang lebih panjang serta berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen peroksida. 1,4,20 Bahan pemutih gigi tidak hanya bereaksi dengan gigi, melainkan juga pada restorasi resin komposit yang terdapat pada gigi geligi yang mengalami proses pemutihan. Radikal-radikal bebas yang dihasilkan oleh bahan pemutih akan memutuskan ikatan karbon siklik yang terdapat pada matriks resin. Reaksi ini akan merubah ikatan karbon siklik menjadi ikatan ganda yang kemudian akan terputus lagi menjadi ikatan tunggal. Proses ini akan terus berlanjut hingga terjadi oksidasi sempurna. Reaksi inilah yang menyebabkan ikatan Bis-GMA menjadi lemah dan Universitas Sumatera Utara terdegradasi. Radikal bebas juga dapat memutuskan rantai siloxane. Rantai siloxane yang putus dapat menyebabkan terlepasnya partikel pengisi dari matriks resin sehingga dapat hal ini dapat menimbulkan microscopic cracks yang menyebabkan meningkatnya kekasaran permukaan resin komposit. 2,25 Microscopic craks yang terjadi di antara partikel pengisi dan matriks juga dapat menyebabkan terjadinya penetrasi noda dan diskolorisasi pada resin komposit. Penyerapan air yang berlebihan juga dapat meningkatkan kerentanan perubahan warna pada resin komposit. Dimana jenis resin matriks Bis-GMA dan TEGDMA lebih hidrofilik dibanding UDMA sehingga resin komposit yang memiliki jenis matriks UDMA lebih resisten terhadap perubahan warna. 25 Radikal-radikal bebas yang didekomposisikan dari hidrogen peroksida dan karbamid peroksida dimungkinkan dapat merusak ikatan matriks dan siloxane pada resin komposit nanofil sehingga dapat menyebabkan perubahan kekasaran permukaan pada resin komposit nanofil. Sehingga perlu untuk diteliti apakah terdapat pengaruh kedua agen aktif bleaching tersebut terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil, karena kekasaran permukaan restorasi merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu perawatan konservasi gigi. 2,6

3.2 Hipotesa Penelitian