Sifat-Sifat Resin Komposit Resin Komposit

pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes. Zirconates dan titanates juga sering digunakan. 12

2.2.4 Sifat-Sifat Resin Komposit

Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasan dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. 12,14 Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. 12,14 Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut dentin bonding agent. 12,21 Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas. 12,21 Universitas Sumatera Utara Resin komposit menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah reaksi kimia yang terjadi ketika molekul-molekul resin dengan berat molekul kecil yang disebut monomer bergabung bersama untuk membentuk rantai panjang. Molekul dengan berat molekul besar yang disebut polimer. Resin komposit light cured merupakan tipe resin komposit yang umum digunakan pada praktek pribadi. Intensitas sinar tampak pada gelombang sinar biru mengaktivasi material ini. Sinar biru dengan panjang gelombang antara 400 nm dan 500 nm mengaktivasi diketon, dengan adanya organik amin, menyebabkan resin terpolimerisasi. Komponen ini keduanya ada dalam komposit dan tidak bereaksi sampai sinar memulai reaksi. Agar polimerisasi sempurna, direkomendasikan ketebalan restorasi resin komposit kurang dari atau sama dengan 2 mm. Kedalaman polimerisasi tergantung pada lokasi dan warna dari restorasi. Area interproksimal mungkin membutuhkan waktu tambahan untuk terpolimerisasi sempurna karena akses yang lebih susah. Warna yang lebih gelap juga membutuhkan waktu yang lebih panjang karena sinarnya lebih mudah diabsorbsi oleh warna gelap dan tidak diteruskan melalui material semudah melalui material yang berwarna lebih terang. Misalnya, warna A4 membutuhkan penyinaran aelama 40 detik sedangkan warna A2 hanya 20 detik. Ketka penyinaran, light curing tip diletakkan sedekat mungkin dengan permukaan resin namun tidak sampai bersentuhan. 14,17

2.2.5 Klasifikasi Resin komposit