BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minyak Kelapa Sawit
Tanaman Kelapa Sawit Elaeis Guinensis adalah tanaman yang berkeping satu termasuk kedalam famili palmae. Nama genus dari kelapa sawit ialah Elaeis yang
berasal dari bahasa Yunani Elaion atau minyak, sedangkan nama spesies dari kelapa sawit ialah Guinensis yang berasal dari kata Guinea, yaitu tempat dimana seorang ahli
bernama Jacquin menemukan tanaman kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil PKO dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit Palm Kernel Meal atau pellet. Minyak inti sawit ini juga
mengandung asam laurat dan terdiri dari buah setelah pemotongan kulit dan inti. Minyak kelapa sawit dapat juga dimanfaatkan di berbagai industri karena
memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku ialah industri pangan serta industri
non pangan seperti kosemetik dan farmasi dalam pengolahan obat-obatan. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa keunggulan dari minyak kelapa sawit antara lain : 1.
Tingkat efisiensi minyak kelapa sawit yang tinggi sehingga dapat menempatkan CPO menjadi sumber minyak nabati yang termurah.
2. Produktivitas dari minyak kelapa sawit tinggi yaitu 3,2 tonha, sedangkan
minyak kedelai, lobak, kopra, dan minyak bunga matahari masing-masing 0,3;0,51;0,5 dan 0,53 tonha.
3. Sifat minyak kelapa sawit cukup menonojol dibandingkan dengan minyak
nabati lainnya, karena memiliki keluwesan dalam ragam kegunaan baik dibidang pangan dan non pangan.
4. Sekitar 80 dari penduduk dunia, khususnya di Negara yang berkembang
masih dapat berpeluang meningkatkan konsumsi minyak kelapa sawit per kapita. Fauzi, 2002
2.1.1.Minyak Kelapa Sawit untuk Industri Pangan
Kenyataan yang menunujukkan bahwa banyak di bidang industri maupun konsumen yang cenderung menyukai dan menggunakan minyak kelapa sawit. Dari
aspek ekonomi, harganya yang relatif murah dibandingkan dengan minyak nabati lain. Selain itu, Komponen yang terkandung didalam minyak kelapa sawit lebih banyak dan
beragam sehingga pemanfaatannya juga beragam. Dari aspek kesehatan yaitu kandungan kolesterolnya rendah. Saat ini telah banyak pabrik pengolah yang
memproduksi minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolesterol yang rendah.
Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak kelapa sawit maupun minyak inti sawit yang melalui proses fraksinasi, rafinasi,
Universitas Sumatera Utara
hidrogenasi. Produksi CPO diindonesia sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai bahan baku untuk minyak makan. Minyak kelapa sawit biasanya digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin,
butter, vanaspati. Sebagai bahan pangan, minyak kelapa sawit mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan minyak goreng lainnya, antara lain mengandung
karoten yang diketahui berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Disamping itu, kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga
minyak goreng yang terbuat dari minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng yang bersifat awet dan makanan yang digoreng dengan minyak sawit tidak cepat
tengik.Fauzi, 2002
2.1.2.Minyak Kelapa Sawit untuk Industri Non Pangan
Minyak kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar untuk digunakan dalam industri-industri nonpangan, industri farmasi, dan industri oleokimia fatty
acids, fatty alkohol, dan gliserin. Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit diproses melalui proses hidrolisis atau yang
sering disebut proses splitting untuk menghasilkan asam lemak dan gliserin. a.
Bahan baku untuk industri farmasi Kandungan dari minyak kelapa sawit terdiri dari tokoferol, karoten, sterol,
alkohol, triterpen, dan fosofolipida. Kandungan tersebut yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi. Diantara kandungan tersebut sangat berguna untuk
mencegah kebutaan kandungan ini yang terdapat pada karoten dan tokoferol karena adanya vitmin A dan pemusnah radikal bebas yang selanjutnya juga bermanfaat untuk
mencegah kanker, anterosklerosis, dan memperlambat proses penuaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan baku oleokimia Olekimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati,
termasuk diantaranya adalah minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit. Produksi utama minyak yang digolongkan dalam oleokimia adalah asam lemak, lemak
alkohol, lemak amina, metil ester, dan gliserin. Bahan-bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan sebagai bahan baku industri termasuk industri kosmetik dan
aspal. Oleokimia juga digunakan dalam pembuatan bahan detergen.
Gambar 2.1.2.Penggunaan Oleokimia untuk berbagai Industri
Penghasil Oleokimikal
dasar Asam Lemak
Lemak Alkohol Lemak Amina
Metil Ester Gliserin
Penghasil Derivatif
Industri: Tekstil,Kertas
Detergen,sabun, BahanPembersih,
Polimer,Cat,Lilin Vernis
Universitas Sumatera Utara
Adapun kegunaan daripada bahan oleokimia dasar tersebut adalah :
a. Asam Lemak O ‖
R – C – OH
Asam lemak minyak kelapa sawit dihasilkan dari proses hidrolisis, baik secara kimiawi maupun secara enzimatik. Proses hidrolisis menggunakan enzim lipase dari
jamur Aspergillus niger dinilai lebih menghemat energi karena dapat berlangsung pada suhu 10-25°C. Selain itu, proses ini juga dapat dilakukan pada fase padat.
Namun, hidrolisis enzimatik mempunyai kekurangan pada lambatnya proses yang berlangsung yaitu 2-3 hari. Asam lemak yang dihasilkan dihidrogenasi, lalu
didestilasi, dan selanjutnya difraksinasi sehingga dihasilkan asam-asam lemak murni. Asam-asam lemak tersebut digunakan sebagai bahan untuk detergen, bahan softener
pelunak untuk produksi makanan, tinta, tekstil, aspal, perekat. Contoh dari asam lemak yang digunakan sebagai bahan baku olekimia ialah asam laurat, asam stearat,
asam miristat. b. Lemak alkohol R – CH
2
– OH Lemak alkohol adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak
alam ataupun minyak alam. Lemak alkohol merupakan bagian dari asam lemak dan lemak aldehid. Lemak alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam jumlah
genap.Molekul yang kecil digunakan dalam kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri. Molekul besar digunakan sebagai bahan bakar. Contoh dari lemak alkohol
ialah kaprilat alkohol 1- oktanol, miristat alkohol 1-tetradekanol, stearat alkohol 1-octadecanol. Fauzi,2002 dan Risza 1994
Universitas Sumatera Utara
c. Lemak amina R – CH
2
– NH
2
Lemak amina digunakan sebagai bahan dalam industri plastik, sebagai pelumas dan pemantap. Selain itu, digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam
industri tekstil, surfaktan, dan lain-lain. Contoh dari lemak amina yang digunakan dalam bahan baku oleokimia yaitu amina oksida dan amina etoksilat. Fauzi, 2002
d. Metil ester O
‖ R – C – OCH
3
Metil ester dihasilkan melalui proses waterifikasi pada lemak yang diberi
metanol atau etanol, dengan katalisator Natrium metoksida. Senyawa ini merupakan hasil antara asam lemak pada pembuatan lemak alkohol. Metil ester dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan sabun. Contoh dari metil ester adalah metil ester sulfonat. Fauzi, 2002
e. Gliserin OH OH
OH
Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin digunakan dalam industri kosmetika, antara lain sebagai bahan pelarut dan pengatur kekentalan
shampoo, obat kumur, dan pasta gigi. Selain itu, gliserin berfungsi sebagai hemaktan pada industri rokok, permen karet, minyak pelincir, dan sabun. Contoh dari gliserin
dalam pembuatan bahan baku oleokimia yaitu sorbitol, lesitin, propilen glikol. Fauzi, 2002
Universitas Sumatera Utara
2.2. Minyak Inti Kelapa Sawit