2.2. Minyak Inti Kelapa Sawit
Minyak inti sawit merupakan salah satu bagian yang dihasilkan dari biji sawit. Biji sawit tersebut terdiri dari inti sawit dan cangkang. Dari inti sawit inilah dihasilkan
minyak inti sawit PKO, sementara cangkangnya banyak digunakan sebagai bahan arang aktif, bahan pengisi dan partikel board. Pemisahan inti sawit dari bijinya
berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan cangkangnya. Alat yang digunakan untuk pemisahan adalah hydrocyclone separator, dalam hal ini inti dan
cangkang dipisahkan oleh air yang berputar dalam sebuah tabung dengan biji-bijinya yang telah pecah dalam lartutan lempung yang mempunyai berat jenis 1,16. Inti sawit
terapung dan cangkangnya tenggelam. Proses selanjutnya pencucian inti sawit dikeringkan pada suhu 80°C untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme.
httprepository usu.ac.idbitstream1234pengolahan minyak inti sawit
Universitas Sumatera Utara
Proses penyediaan minyak inti kelapa sawit atau PKO dapat dilihat dari gambar dibawah
Gambar 2.2.Penyediaan Minyak Inti Kelapa Sawit Perkebunan Kelapa Sa
wit
Tandan Buah Segar Pengolahan CPO CPO Mill
CPO
Palm Kernel
Industri Pemurnian
Crushing Plant
PKO Palm Kernel
Meal PKM
Industri Pemurnian
Refined Bleached Deodorized Kernel Oil
Refined Bleached Deodorized Palm
Olein Refined Bleached
Deodorized Palm Stearin
Asam Lemak,Lemak alkohol,Metil ester,Gliserin
Industri Oleokimia
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.Komposisi Minyak Inti Sawit
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil dan sebagai hasil samping adalah bungkil inti
kelapa sawit palm kernel meal atau pellet. Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan
pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter lebih kurang 8 mm. Selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai
makanan ternak. Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit yang diinginkan berwarna relatif terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah
Ketaren,S.2005 Komposisi asam lemak minyak inti kelapa sawit dapat dilihat dari tabel berikut
ini : Tabel 2.2.1. Komposisi Minyak Inti Sawit
Asam lemak Minyak Inti Sawit
Asam kaprilat 3-4
Asam kaproat 3-7
Asam laurat 46-52
Asam miristat 14-17
Asam palmitat 6,5-9
Asam stearat 1-2,5
Asam oleat 13-19
Asam linoleat 0,5-2
Sumber Ketaren,S.2005
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.Sifat Fisika dan Sifat Kimia dari Minyak Inti Sawit
Sifat-sifat fisika dan kimia dari minyak inti sawit ialah meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair, titik didih, titik pelunakan, splitting point, shot melting
point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik asap, titik nyala, titik api. Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Titik cair minyak inti sawit berada dalam kisaran suhu, karena minyak kelapa
sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbed-beda.Ketaren,S.2005
Tabel 2.2.2. Nilai sifat fisika dan kimia Minyak Inti Sawit dan Minyak Sawit
Sifat Minyak Sawit
Minyak Inti Sawit
Bobot Jenis 0,900
0,900-0,931 Indeks Bias D 40°C
1,4565-14585 1,495-1,415
Bilangan Iod 48-56
14-20 Bilangan Penyabunan
196-205 244-254
Sumber : Ketaren,S.2005
Universitas Sumatera Utara
2.3.Asam Lemak
Asam-asam lemak yang ditemukan dialam, biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom
karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan dialam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam-asam lemak
tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk molekul keseluruhannya.
Asam-asam lemak mempunyai jumlah atom karbon C genap dari C
2
sampai C
30
dan dalam bentuk bebas. Asam lemak jenuh yang paling banyak ditemukan dalam bahan pangan adalah asam palmitat, yaitu 15-50 dari seluruh bentuk lemak yang
ada. Asam stearat ada dalam konsentrasi tinggi pada lemak biji-bijian tanaman tropis dan dalam lemak cadangan beberapa hewan darat, yaitu 25 dari asam-asam lemak
yang ada. Asam lemak dengan atom C lebih dari dua belas tidak larut dalam air dingin
maupun air panas. Asam lemak dari C
4,
C
6,
C
8,
C
10
dapat menguap dan asam lemak C
12
dan C
14
sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul rendah dan asam tidak jenuh lebih mudah larut dalam alkohol dari pada
garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh. Winarno,F.G.1997
Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik cair lebih rendah jika dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Biasanya lemak netral yang mengandung banyak asam
lemak tidak jenuh berbentuk cairan pada suhu sampai 5°C atau bahkan lebih rendah titik cair beberapa asam lemak disajikan pada tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Pada makhluk tingkat tinggi biasanya asam lemak tidak jenuh berikatan rangkap antara atom karbon 9 dan 10 C
9
dan C
10
, sedangkan tambahan ikatan rangkap lainnya terletak antara C
10
dan ujung terminal netral rantai karbon tersebut. Asam lemak tidak jenuh yang terbanyak dari makluk tingkat tinggi ialah asam oleat, asam
linoleat, asam linolenat, dan asam arakidonat. Girindra,A.1990
Tabel 2.3. Titik Cair dari Asam Lemak
Asam Rumus Molekul
Titik Cair °C
Asam lemak jenuh
Asam Laurat Asam Miristat
Asam Palmitat Asam stearat
Asam Arakidat Asam Beheat
Asam Lignoserat
C
12:0
C
14:0
C
16:0
C
18:0
C
20:0
C
22:1
C
24:0
44 54
3 70
77 80
86 Asam Lemak
Monoenoat Asam Oleat
Asam Vaksenat C
18:1 Ω9
C
18:1
13 44
Asam Lemak Dienoat
Asam Linoleat C
18:2, Ω6,Ω9
-5
Asam Lemak Trienoat
Asam Linolenat C
18:3, Ω6,Ω9,Ω12
-11 Asam Lemak
Tetraenoat Asam
Arakidonat C
20:4, Ω6,Ω9,Ω12Ω,15
-50 Sumber :Girindra. A.1990
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.Sifat-sifat Asam Lemak
Sifat-sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonnya. Asam lemak berantai jenuh yang mengandung 1 sampai 8 atom karbon berupa cairan sedangkan
lebih dari 8 atom karbon berupa padatan. Asam stearat mempunyai titik cair 70°C tetapi dengan adanya satu saja ikatan tidak jenuh seperti asam oleat, titik cairnya
menurun sampai 14°C. Dengan tambahan beberapa ikatan rangkap, titik cair bisa lebih rendah lagi. Struktur asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh sangat berbeda
sekali. Apabila ada ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak, maka akan didapat isomer geometrinya. Pada asam lemak jenuh, ujung rantai hidrokarbonnya
berkonformasi dan tidak terbatas karena tiap ikatan tulang karbonnya dapat dengan bebas berotasi. Sedangkan asam lemak tidak jenuh berotasi kaku karena adanya rantai
ikatan rangkap. Bentuk cis kurang stabil jika dibandingkan dengan bentuk trans, karena itu dengan katalis bentuk cis bisa berubah menjadi bentuk trans.
Girindra,A.1990
2.3.2.Pembagian Asam Lemak
Lemak netral yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak gliserol mempunyai tiga gugusan hidroksil dimana masing-masing akan mengikat satu
molekul asam lemak disebut Trigliserida. Ketiga asam lemak dalam gliserida ini sama macamnya dengan lemak sederhana Simple fat tetapi ketiganya merupakan
gabungan dari dua asam lemak yang sama dan satuan asam lemak berbeda disebut dengan lemak campuran
Universitas Sumatera Utara
Menurut ada atau tidaknya ikatan rangkap yang dikandung asam lemak, maka asam lemak dapat dibagi menjadi :
1. Asam lemak jenuh yaitu mempunyai ikatan tunggal atom karbon C, dimana
masing-masing atom karbon ini akan berikatan dengan atom hidrogen H. Contoh: Asam butirat C
4
, asam kaproat C
6
, asam kaprilat C
8
, asam kaprat C
10
, umumnya sampai dengan C
10
ini sifat asam lemak adalah cair dan mulai C
12
- C
24
bersifat padat. 2.
Asam lemak tak jenuh tunggal, asam lemak ini selalu mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap antara 2 atom karbon C dengan kehilangan paling
sedikit 2 atom hidrogen H. Asam lemak yang mempunyai satu ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh MUFA. Contoh: asam palmitat C
16
dan asam oleat C
18
. 3.
Asam lemak tak jenuh poli yaitu asam lemak yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap. Asam lemak ini dikenal dengan PUFA Poly Unsaturated Fatty
Acid. Menurut jumlah atom karbon-karbon yang terikat dalam rantai gliserida, maka asam
lemak dapat dibedakan : 1.
Asam lemak berantai pendek Asam lemak yang mempunyai atom karbon sebanyak 4-6 buah.
2. Asam lemak berantai sedang
Asam lemak yang mempunyai atom karbon sebanyak 8-12 buah. 3.
Asam lemak berantai panjang Asam lemak yang memiliki atom karbon sebanyak 14-18 buah. Suharjo,K. 1992
Universitas Sumatera Utara
2.4.Proses Hidrolisis
Untuk pengolahan minyak inti kelapa sawit menjadi asam lemak dan gliserin dilakukan proses hidrolisa, reaksi yang terjadi pada minyak hasil hidrolisa adalah
sebagai berikut :
CH
2
O C
R O
CH O
C R
O
CH
2
O C
R O
+ 3 H
+
CH
2
OH CH
OH
OH
+ 3 R
C OH
O
trigliserida gliserol
asam lemak CH
2
Pemisahan campuran cairan menjadi beberapa komponen dasarnya merupakan proses utama dari industri kimia dan asam lemak hasil hidrolisa dapat
dimurnikan dengan proses destilasi sehingga terjadi pemurnian dan pemisahan dari asam lemak ringan dan asam lemak berat. Hasilnya berupa asam lemak ringan
dengan jumlah atom karbon lebih kecil C
16,
asam lemak berat dengan jumlah atom karbon C
16
- C
18
. Asam lemak ringan digunakan untuk bahan baku pemcbuatan produk kimia lain yang digunakan dalam industri pembuatan plastik dan cat, sedangkan asam
lemak berat diolah menjadi alkohol lemak yang umumnya dipergunakan dalam industri farmasi, industri kosmetika, dan industri pembuatan shampoo dan sabun.
Pahan.2006
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.Bahan Baku Asam Laurat
Bahan baku yang digunakan pada hidrolisis ini adalah minyak inti sawit, yang akan menghasilkan fraksi asam lemak yaitu asam laurat C
12
. Asam laurat atau asam dedodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai sedang middle-chained fatty acids
yang tersusun dari 12 atom C. Sumber utama asam lemak ini adalah inti minyak kelapa sawit, yang mengandung 50 asam laurat. Asam laurat memiliki titik lebur
44°C dan titik didih 225°C sehingga pada suhu ruang berwujud padatan berwarna putih, dan mudah mencair jika dipanaskan, berat molekul 200,3g.mol
-1
. Berikut ini adalah bagan asam laurat yang dihasilkan dari inti kelapa sawit atau palm kernel oil di
PT.Socimas. Pahan, 2006
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.Bagan Proses Pengolahan Bahan Baku Produksi PT.Socimas
Tahapan dari proses pengolahan bahan baku yang dimiliki PT.SOCIMAS yaitu PKO RBDPS dan RBDPO adalah sebagai berikut :
C
8
dan C
10
500 C
6
C
1299
C
899
C
1099
FA kaya C
12
1. PKO 400 PKO FA 500
Sweet Water C
1499
C
16
-C
18
200 C16-C18 Hidrogenasi C
16
-C
18
Destilasi
FAK FA
1865
FAG FAT FAE FAR
Universitas Sumatera Utara
Pitch
2. RBDPS 100 PSOFA 200 FA - HH 300 FAH
Sweet Water FA - BH FAB
LE Light End FAHH
Product FAB
Heavy End Acid Oil
3. PKO
400
PKO C
8
dan C
10
D
810
C
1270
C
1270
C
16
– C
18
D
168
Keterangan : = merupakan hasil atau produk dari PT.Socimas yang lansung dijual kepada
konsumen
Universitas Sumatera Utara
Untuk produk pengolahan dari FAK , FA
1865
, FAG , FAT
, FAE , FAR
dapat dilihat pada lampiran tabel standart untuk harian yang di peroleh dari laboratorium
PT.Socimas.
2.5. Produk dan Kendali Mutu