BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LIPI Bogor menunjukkan bahwa tumbuhan termasuk suku Annonaceae, spesies Annona muricata L. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 1
halaman 24.
4.2 Hasil karakterisasi simplisia daun sirsak Annonae muricatae folium
Hasil pemeriksaan makroskopik daun sirsak merupakan daun tunggal, warna kehijauan, bentuk bundar panjang, atau bundar telur terbalik, Ujung daun
meruncing pendek, tepi rata, permukaan licin agak mengkilat, tulang daun menyirip, ibu tulang daun menonjol pada permukaan bawah. Panjang helaian
daun 11 cm sampai 12 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 25 berbau khas dan rasanya agak kelat dan agak pahit, dalam Materia
Medika Indonesia edisi V dicantumkan bahwa daun sirsak merupakan daun tunggal, warna kehijauan, bentuk bundar panjang, atau bundar telur terbalik,
Ujung daun meruncing pendek, tepi rata, permukaan licin agak mengkilat, tulang daun menyirip, ibu tulang daun menonjol pada permukaan bawah. Panjang
helaian daun 6 cm sampai 18 cm, lebar 2 cm sampai 6 cm. Hasil pemeriksaan makroskopik dari daun sirsak Annonae muricatae folium yang diteliti sesuai
dengan yang tertera dalam Materia Medika Indonesia edisi V.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pemeriksaan mikroskopik helai daun sirsak pada penampang melintang tampak sel epidermis atas bentuk empat persegi panjang dengan
dinding bergelombang, kutikula tebal, sel epidermis bawah lebih kecil dari epidermis atas, rambut penutup. Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe
kolateral, berkas pembuluh dikelilingi oleh serabut. Gambar mikroskopik dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 27. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk
simplisia daun sirsak tampak epidermis bentuknya tidak beraturan, stomata tipe anomositik, rambut penutup terdiri dari 2 sampai 3 sel, pembuluh kayu dengan
penebalan tangga, serabut, jaringan palisade, dan parenkim bernoktah.. Gambar mikroskopik dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 28, dalam Materia Medika
Indonesia edisi V dicantumkan bahwa pada penampang melintang melalui tulang daun tampak sel epidermis atas bentuk empat persegi panjang dengan dinding
bergelombang, kutikula tebal, sel epidermis bawah lebih kecil dari epidermis atas, bentuk tidak beraturan dengan dinding bergelombang, terdapat stomata, rambut
penutup bentuk lurus, terdiri atas 2 sel sampai 3 sel, ujung tumpul. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, jaringan bunga karang terdiri dari
beberapa lapis sel, diantaranya terdapat ruang anatar sel yang lebar. Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe kolateral, diantaranya terdapat jari-jari xylem,
berkas pembuluh dikelilingi oleh serabut, juga terdapat parenkim bernoktah, kolenkim terdapat pada bagian bawah tulang daun, terdiri atas 2 lapis sel. Serbuk
berwarna kehijauan. Fragmen pengenal adalah epidermis atas bentuknya tidak beraturan, dinding bergelombang; epidermis bawah bentuknya tidak beraturan,
dinding bergelombang dan stomata tipe anomositik, rambut penutup terdiri dari 2 sampai 3 sel, fragmen pembuluh kayu dengan penebalan tangga, palisade,
Universitas Sumatera Utara
fragmen parenkim bernoktah. Hasil pemeriksaan mikroskopik dari daun sirsak dengan penampang melintang dan serbuk simplisia daun sirsak yang diteliti sesuai
dengan yang tertera dalam Materia Medika Indonesia edisi V. Karakterisasi simplisia daun sirsak Annonae muricatae folium meliputi
pemeriksaan kadar air, kadar sari yang larut dalam air, kadar sari yang larut dalam etanol, kadar abu total, dan kadar abu yang tidak larut dalam asam. Hasil
karakterisasi simplisia daun sirsak yang diteliti dan yang tertera dalam Materia Medika Indonesia edisi V ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi serbuk simplisia daun sirsak dan yang tertera
dalam Materia Medika Indonesia edisi V. No. Parameter
Hasil
MMI EdisiV
1 2
3 4
5 Kadar air
Kadar sari yang larut dalam air Kadar sari yang larut dalam etanol
Kadar abu total Kadar abu yang tidak larut dalam
asam 5,97
18,19 15,06
5,42 0,25
˂ 10,00 ˃ 18,00
˃ 12,50 ˂ 6,00
˂ 1,50
Hasil karakterisasi simplisia daun sirsak yang diperoleh sesuai dengan monografi yang tertera dalam Materia Medika Indonesia edisi V. Hasil penetapan
kadar air simplisia daun sirsak memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak melebihi 10. Penetapan kadar air simplisia berfungsi untuk
mengetahui apakah simplisia sudah memenuhi persyaratan simplisia yang baik. Kadar air yang melebihi persyaratan memungkinkan terjadinya pertumbuhan
jamur. Kadar sari yang larut dalam air memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia sebanyak 18,19 dan kadar sari yang larut dalam etanol sebanyak
15,06 Hasil ini menunjukkan bahwa daun sirsak mengandung lebih banyak senyawa yang larut dalam air yaitu senyawa metabolit primer dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
senyawa yang larut di dalam etanol yaitu senyawa metabolit sekunder. Penetapan kadar abu total sebanyak 5,42 untuk mengetahui kadar zat anorganik yang
terdapat pada simplisia, sedangkan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam sebanyak 0,25 untuk mengetahui kadar zat anorganik yang tidak larut
dalam asam. Perhitungan pemeriksaan serbuk simplisia daun sirsak dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 29.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia