Uji Sitotoksisitas METODE PENELITIAN

3.9 Uji Sitotoksisitas

Uji sitotoksisitas ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat dan ekstrak etanol dilakukan terhadap larva Artemia salina Leach, yaitu sebagai berikut : Disiapkan air laut buatan dengan melarutkan 38 g garam laut dengan air suling dicukupkan hingga 1L, kemudian disaring. Bejana penetasan disekat menjadi dua bagian, yaitu bagian yang besar dan bagian yang kecil, lalu diberi lubang pada sekatnya. Setelah air laut buatan dimasukkan ke dalam bejana, telur Artemia salina Leach ditaburkan ke dalam bagian yang kecil kemudian bagian atasnya ditutup dengan aluminium foil sedangkan bagian yang besar dibiarkan terbuka menghadap lampu. Setelah 48 jam, telur akan menetas menjadi larva dan siap digunakan untuk hewan uji. Disiapkan larutan uji yang terdiri dari ekstrak n- heksan, ekstrak etilasetat dan ekstrak etanol dengan konsentrasi : 1000, 100 dan 10 µgml, disiapkan 3 vial untuk masing-masing konsentrasi larutan uji sehingga semuanya menjadi 9 vial dan 1 vial untuk kontrol. Larutan induk I dibuat dengan menimbang 50 mg ekstrak lalu dilarutkan dengan pelarut yang sesuai sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10.000 µgml. Dari larutan induk I dipipet 0,5 ml lalu diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh larutan induk II dengan konsentrasi 1000 µgml. Dari larutan induk II dipipet 0,5 ml lalu diencerkan sehingga diperoleh konsentrasi 100 µgml. Dari konsentrasi 100 µgml dipipet 0,5 ml lalu diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10 µgml. Dimasukkan masing-masing larutan uji ke dalam vial, lalu pelarutnya dibiarkan menguap seluruhnya. Pada tiap konsentrasi ekstrak dan kontrolnya ditambahkan 1 ml suspensi Na-CMC. Dimasukkan kira-kira 2 ml air laut buatan ke dalam masing-masing vial. Dimasukkan 10 ekor larva Artemia salina Leach, Universitas Sumatera Utara ditambahkan 1 tetes suspensi ragi sebagai makanannya lalu ditambahkan air laut buatan sampai 5 ml. kemudian semua vial diletakkan di bawah cahaya lampu. Setelah 24 jam dihitung jumlah larva yang mati Mclaughlin et al., 1998. Data dianalisis dengan Analisa regresi linear untuk menentukan LC 50 . Bagan uji toksisitas dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 36. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor menunjukkan bahwa tumbuhan termasuk suku Annonaceae, spesies Annona muricata L. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 24.

4.2 Hasil karakterisasi simplisia daun sirsak Annonae muricatae folium

Hasil pemeriksaan makroskopik daun sirsak merupakan daun tunggal, warna kehijauan, bentuk bundar panjang, atau bundar telur terbalik, Ujung daun meruncing pendek, tepi rata, permukaan licin agak mengkilat, tulang daun menyirip, ibu tulang daun menonjol pada permukaan bawah. Panjang helaian daun 11 cm sampai 12 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 25 berbau khas dan rasanya agak kelat dan agak pahit, dalam Materia Medika Indonesia edisi V dicantumkan bahwa daun sirsak merupakan daun tunggal, warna kehijauan, bentuk bundar panjang, atau bundar telur terbalik, Ujung daun meruncing pendek, tepi rata, permukaan licin agak mengkilat, tulang daun menyirip, ibu tulang daun menonjol pada permukaan bawah. Panjang helaian daun 6 cm sampai 18 cm, lebar 2 cm sampai 6 cm. Hasil pemeriksaan makroskopik dari daun sirsak Annonae muricatae folium yang diteliti sesuai dengan yang tertera dalam Materia Medika Indonesia edisi V. Universitas Sumatera Utara