Radikal Bebas Spektrofotometri TINJAUAN PUSTAKA

2.1.5 Manfaat Madu

Madu merupakan bahan konsumsi yang sangat baik untuk mempertahankan kesehatan dan stamina jasmani. Mineralnya diperlukan tubuh agar tetap segar, vitaminnya berperan dalam metabolisme protein dan mencegah penyakit kulit seperti eksim dan herpes. Kandungan fruktosa madu berperan dalam mempercepat proses oksidasi alkohol pada hati, sehingga dapat membantu menanggulangi kerusakan hati pada peminum minuman beralkohol. Pada madu juga terdapat banyak nutrisi yang berfungsi sebagai antioksidan Anonim, 2010.

2.2 Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan suatu molekul atau atom yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan molekul tersebut menjadi sangat reaktif untuk mencari pasangannya dengan menarik atau menyerang elekron dari senyawa lain sehingga menyebabkan senyawa tersebut akan menjadi radikal juga. Reaksi oksidasi tidak hanya berkaitan dengan kerusakan mutu produk pangan, namun reaksi oksidasi yang terjadi pada berbagai organ dan cairan tubuh juga berkaitan dengan munculnya penyakit degeneratif seperti katarak, kanker dan jantung. Target utama radikal bebas didalam tubuh adalah protein, asam lemak tidak jenuh serta unsur DNA. Berbagai kemungkinan dapat terjadi sebagai akibat kerja radikal bebas, misalnya gangguan fungsi sel, kerusakan struktur sel dan molekul termodifikasi yang tidak dapat dikenali oleh sistem imun. Semua gangguan tersebut dapat memicu munculnya berbagai penyakit Kosasih, 2004. Radikal bebas yang sangat berbahaya dalam makhluk hidup antara lain adalah golongan hidroksil OH - , superoksida O - 2 , nitrogen monooksida NO, Universitas Sumatera Utara peroksidal RO - 2 , peroksinitrit ONOO - , asam hipoklorit HOCl, hidrogen peroksida H 2 O 2 Silalahi, 2006.

2.3 Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron elektron donor atau reduktan. Antioksidan mencegah terjadinya oksidasi atau menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan hidrogen dan atau elektron Silalahi, 2006. Senyawa ini mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal atau dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Antioksidan tubuh dikelompokkan menjadi 3 yakni: 1. Antioksidan primer bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal baru sebelum radikal ini sempat bereaksi, misalnya enzim superoksida dismutase yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam tubuh karena radikal bebas. 2. Antioksidan sekunder yang berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai, misalnya vitamin E, vitamin C dan betakaroten yang diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran. 3. Antioksidan tersier yang memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas, misalnya enzim metionin sulfoksidan reduktase untuk memperbaiki DNA pada inti sel Kumalaningsih, 2006. Antioksidan yang ada di alam dibagi atas tiga macam yaitu: 1. Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri berupa enzim pada tubuh manusia, contohnya: enzim superoksida dismutase. Universitas Sumatera Utara 2. Antioksidan alami merupakan antioksidan yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan berupa tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa fenolik yang berfungsi menangkap radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. 3. Antioksidan sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia yang biasanya ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk mencegah terjadinya reaksi autooksidasi. Senyawa antioksidan sintetik yang secara luas digunakan adalah Butylated Hydroxyanisole BHA, Butylated Hydroxytoluen BHT, propil galat Kumalaningsih, 2006.

2.3.1 Antioksidan Sintetik

Antioksidan sintetik biasanya ditambahkan ke dalam bahan pangan yang mengandung lemak untuk mencegah terjadinya reaksi autooksidasi. Banyaknya dikembangkan senyawa antioksidan sintetik dikarenakan antioksidan alami seperti vitamin E dan vitamin C sangat peka oleh berbagai proses pada pengolahan senyawa lemak, seperti suhu yang tinggi pada penggorengan atau pemanggangan. Senyawa antioksidan sintetik yang secara luas digunakan adalah Butylated Hydroxyanisole BHA, Butylated Hydroxytoluen BHT, propil galat. Branen, et.al., 2002

2.3.2 Butylated Hydroxytoluen BHT

Gambar 2.3.2.1. Rumus Bangun BHT Universitas Sumatera Utara Butylated Hydroxytoluen mempunyai berat molekul 220,35 dengan rumus bangun C 15 H 24 O. Butylated Hydroxytoluen mengandung tidak kurang dari 99,0 C 15 H 24 O. Pemerian: Hablur padat, putih, bau khas, lemah. Kelarutan: Tidak larut dalam air dan propilen glikol, mudah larut dalam etanol, kloroform dan eter. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik Ditjen POM, 1995.

2.4 DPPH

DPPH merupakan singkatan umum untuk senyawa kimia organik yaitu 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil. DPPH adalah bubuk kristal berwarna gelap terdiri dari molekul radikal bebas yang stabil. DPPH mempunyai berat molekul 394.32 dengan rumus bangun C 18 H 12 N 5 O 6 , larut dalam air. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik pada suhu -20°C Molyneux, 2004. Gambar 2.4.1 Rumus Bangun DPPH DPPH dapat digunakan untuk menguji kemampuan antioksidan yang terkandung dalam makanan. Prinsipnya dimana elektron ganjil pada molekul DPPH memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 517 nm yang berwarna ungu. Warna ini akan berubah dari ungu menjadi kuning lemah apabila elektron ganjil tersebut berpasangan dengan atom hidrogen yang disumbangkan senyawa antioksidan. Reaksi antara DPPH dengan atom H netral yang berasal dari antioksidan dapat dilihitat pada gambar 2.5.2 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4.2 Reaksi antara DPPH dengan atom H netral yang berasal dari antioksidan

2.4.1 Pelarut

Metode ini akan bekerja dengan baik menggunakan pelarut metanol atau etanol karena kedua pelarut ini tidak mempengaruhi dalam reaksi antara sampel uji sebagai antioksidan dengan DPPH sebagai radikal bebas Molyneux, 2004.

2.4.2 Pengukuran Absorbansi-Panjang Gelombang

Panjang gelombang maksimum λ maks yang digunakan dalam pengukuran sampel uji sangat bervariasi. Menurut beberapa literatur panjang gelombang maksimum untuk DPPH antara lain 515 nm, 516 nm, 517 nm, 518 nm, 519 nm, 520 nm. Bagaimanapun dalam praktiknya hasil pengukuran yang memberikan peak maksimum itulah panjang gelombangnya yaitu sekitar panjang gelombang yang disebutkan diatas Molyneux, 2004.

2.4.3 Waktu Pengukuran

Lamanya pengukuran menurut beberapa literatur, yang direkomendasikan adalah selama 30 menit, namun dalam beberapa penelitian khususnya belakangan ini waktu pengukuran yaitu selama 60 menit. Waktu pengukuran digunakan sebagai parameter untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan sampel sebagai rujukan untuk digunakan dalam penelitian-penelitian berikutnya Molyneux, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.5 Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan suatu metode pengukuran energi radiasi atau intensitas sinar yang terserap oleh larutan. Spektrofotometri UV-Vis Ultra Violet- Visibel adalah salah satu bentuk spektrofotometri absorbsi. Pada cara ini, cahaya atau gelombang cahaya elektromagnetik sinar UV-Vis berinteraksi dengan zat dan dilakukan pengukuran besarnya cahaya gelombang elektromagnetik yang diabsorbsi Benson, 1987. Berdasarkan panjang gelombang spektrofotometer dibagi dua yaitu spektrofotometer ultraviolet dengan panjang gelombang 200-400 nm,digunakan untuk senyawa yang tidak berwarna dan spektrofotometri visibel sinar tampak dengan panjang gelombang 400-800 nm, digunakan untuk senyawa yang berwarna Rohman, 2007. Spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber cahaya, monokromator, kuvet untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus amplifier dan alat ukur atau alat pencatat recorder, seperti yang tertera pada gambar 2.6.1. Gambar 2.5.1 Konstruksi dasar dari spektrofotometer Keterangan : 1 = Sumber cahaya 2 = Monokromator 3 = Kuvet tempat sampel 4 = Detektor 5 = Amplifier 6 = Hasil 1 2 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Metode penelitian meliputi pengumpulan sampel, karakterisasi sampel, skrining dan pengujian aktivitas antioksidan secara spektrofotometri visibel. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan terdiri dari alat alat gelas, seperangkat alat penetapan kadar air, kertas saring, aluminium foil, neraca kasar Ohaus, neraca analitis Vibra, oven listrik Stork, Spektrofotometer UV-Visibel Shimadzu, penangas air dan eksikator.

3.2 Bahan-bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah madu dari hutan Lhoknga, Montasik dan Sare. Bahan-bahan kimia adalah 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl DPPH Sigma, Butylated Hydroxytoluen BHT Sigma, metanol, serbuk Mg, amil alkohol, α-naftol, asam nitrat pekat, natrium sitrat, natrium karbonat, tembaga II sulfat, resrsinol, asam klorida pekat dan air suling.

3.3 Pengumpulan Sampel

Madu yang di gunakan diperoleh dari hutan Lhoknga, hutan Montasik dan hutan Sare, kabupaten Aceh Besar. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak Etanol Pucuk Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.)

8 68 94

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksan, Etil Asetat Dan Etanol Herba Labu Siam (Sechium Edule Sw) Dengan Metode DPPH

5 59 72

Karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah duku (Lansium domesticum Correa) dengan metode DPPH

7 76 83

Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Serta Fraksi n-Heksan dan Etilasetat Teripang Holothuria atra Jaeger

0 6 76

Pengaruh Labu Siam (Sechium edule Sw.) terhadap Tekanan Darah.

0 1 17

Pengaruh Labu Siam (Sechium edule Sw.) Terhadap Diuresis.

0 0 14

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

View of Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksan, Etil Asetat Dan Metanol Dari Varietas Umbi Wortel (Daucus Carota L.) Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil)

0 1 6

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN CINCAU PERDU (Premna oblongifolia Meer.) DENGAN METODE DPPH SKRIPSI

0 0 14

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi air ekstrak metanolik buah labu siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) - USD Repository

0 0 130