commit to user
endometrioma dapat berkembang dari folikel ovarium. 3 hipotesis ketiga menggambarkan bahwa metaplasia selomik dari epitel mesotelium yang
berinvaginasi ke dalam korteks ovarium berperan pada etiopatogenesis endometrioma. Ini didasarkan pada adanya invaginasi epitel yang sinambung
dengan jaringan endometriosis. Hipotesis ini juga didukung oleh adanya endometrioma multilokuler dan asal metaplastik dari tumor-tumor ovarium
epitelial. Metaplasia selomik juga dikuatkan oleh adanya endometrioma yang tidak tertahan di peritoneum, sehingga tidak mungkin merupakan akibat dari
perlekatan dan perdarahan susukan superfisial yang aktif. Bukti lain adanya endometrioma pada penderita sindrom Rokitansky-Kuster-Mayer-Hauser yang
tidak memiliki haid terbalik Jacoeb et al, 2009. Ketepatan patogenesis endometrioma tidak hanya diperlukan untuk
kepentingan ilmiah, melainkan juga sebagai dasar praktis dalam menentukan penatalaksanaan yang paling memadai untuk endometrioma Jacoeb et al, 2009.
3. Klasifikasi
Sistem pembagian stadium endometriosis yang dipakai dewasa ini adalah berdasarkan klasifikasi yang dianjurkan oleh Perkumpulan Fertilitas Amerika
American Fertility Society = AFS dan yang dianjurkan oleh Kurt Semm berupa Endoscopic Endometriosis Classification
EEC Baziad, 2003. Klasifikasi yang dibuat oleh AFS tahun 1979 yang kemudian berganti nama menjadi ASRM
American Society for Reproductive Medicine mengalami revisi. Walaupun tidak ada perubahan dalam klasifikasinya, telah dideskripsikan bentuk lesi
endometriosis sebagai lesi putih, merah atau hitam. Modifikasi ini memunculkan
commit to user
berbagai penelitian lain mengenai beberapa aktifitas biokimia pada lesi dan memungkinkan prognosis penyakit ini dapat diprediksi dari bentuk implantasinya
Schorge et al, 2008. Klasifikasi endometrioma dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan pada ukuran,
isi kista, mudahnya dipisahkan dari kapsulnya, adhesi kista terhadap struktur dan lokasi dari implantasi yang berhubungan dengan dinding kista. Setelah dilakukan
laparoskopi, kista dievaluasi secara histologi tanpa mengkaitkan dengan klasifikasi klinis.
Karakteristik endometrioma dapat dikategorikan sebagai berikut : 1 tipe I yaitu : secara histologi kecil 2 cm, terdapat pada lapisan superfisial kista dan
dinding kista sangat sulit untuk dipisahkan adalah karakteristik.2 tipe II digambarkan sebagai kista berukuran besar dengan kista yang mudah dipisahkan
dari kapsulnya serta merupakan kista luteal. 3 tipe III yaitu: kista besar dengan beberapa perlengketan dan memenuhi karakteristik histologi fungsional kista
luteal atau folikuler Nehzat et al, 1992. Sedangkan menurut Jacoeb et al 2009, ada dua jenis endometrioma yaitu
endometrioma primer atau jenis I, dan endometrioma sekunder atau jenis II. Diagnosis dipastikan dengan biopsi yang diperoleh dengan laparoskopi. Model
etiopatogenesis ini juga didukung oleh data biologis yang mengungkapkan kemampuan zalir folikel untuk mendukung pertumbuhan sel endometriosis. Zalir
folikel penderita endometriosis dapat memicu peningkatan proliferasi sel dibandingkan dengan zalir folikel dari wanita tanpa penyakit. Selain itu, zalir
commit to user
folikel mewakili lingkungan yang nyaman bagi proliferasi sel yang merangsang dengan kuat pertumbuhan sel endometrium dan endometriosis in vitro.
Endometrioma juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1 jenis I yaitu : a endometrioma kecil 1-2 cm dan berisi cairan gelap b terbentuk dari
kelenjar-kelenjar endometrium dan stroma c berkembang dari sebukan endometriosis permukaan dan sukar di-eksisi d merupakan endometriosis sejati
true endometriosis e secara mikroskopis jaringan endometriosis terlihat pada semuanya 2 jenis II yaitu :
terbentuk dari kista luteal atau folikuler a jenis IIA : kista hemoragik, penampakan endometrioma yang menyeluruh,
dinding kista terpisahkan dengan mudah dari jaringan ovarium, susukan endometriosis terletak superficial dan berdekatan dengan kista hemoragik, yang
berasal folikuler atau luteal dan mikroskopis tidak terlihat selaput endometrium b jenis IIB : selaput kista mudah dipisahkan dari kapsul ovarium dan stroma,
kecuali yang dekat dengan susukan endometriosis c jenis IIC : sebukan endometriosis superficial menyebuk jauh ke dalam dinding kista, sehingga
sukar dieksisi, temuan histologis endometriosis terlihat pada dinding kista pada kedua subtipe ini, endometrioma jenis IIB dan IIC berukuran besar dan seringkali
terkait dengan perlekatan adneksa dan pelvik Jacoeb et al, 2009.
4. Diagnosis