38
proses.  Dengan  demikian,  perusahaan  memerlukan  struktur, proses,  dan  alat-alat untuk  akuisisi  informasi,  penciptaan,  dan  pemanfaatan  pengetahuan  Jantunen,
2005; Wang, Z.  Wang, N.2012.
2.5.3  Dimensi dan pengukuran
knowledge sharing
Hooff  dan  Weenen  2004,  membagi  knowledge  sharing  menjadi  dua dimensi  yaitu:  donating  menyumbangkan  pengetahuan,  dan  collecting
mengumpulkan pengetahuan. Kemampuan KS dapat dikategorikan menjadi tiga dimensi,  yaitu  kesediaan  untuk  berbagi  pengetahuan,  kemampuan  untuk  belajar,
dan  kemampuan  untuk  mentransfer  pengetahuan  Mathuramaytha,  2012.  Pada tahapan  operasional,  organisasi  perlu  merangsang  dan  meningkatkan  modal
pengetahuan  dan  memberikan  pekerja  mereka  sarana  yang  memadai  untuk berkomunikasi  dan  berbagi  informasi  Nonaka    Takeuchi,1995;  Prajogo
Ahmed, 2006. Dalam penelitian ini dimensi knowledge sharing yang diadopsi adalah oleh
Hooff dan Weenen 2004, terdiri atas dua dimensi yaitu knowledge donating dan knowledge
collecting. a.  Knowledge  donating  yaitu  proses  menyumbangkan  pengetahuan  oleh
pemimpin,  karyawan,  maupun  orang  lain.  Adapun  indikator  knowledge donating
adalah  suatu  proses  dimana  pemimpin  memberikan  pengetahuan baru  yang  dimilikinya    kepada  karyawan,  demikian  juga  diantara  sesama
karyawan, bersedia memberikan pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain di luar perusahaan.
39
b.  Knowledge  collecting  yaitu  proses  mencari  pengetahuan  oleh  pemimpin maupun    karyawan  dari  orang  lain.  Adapun  indikator  knowledge  collecting
adalah  karyawan  memberitahu  ketika  ditanya,  mencari  bantuan  ketika  tidak dapat memecahkan masalah, dan aktif mengumpulkan pengetahuan.
2.5.4     Faktor-faktor yang Mempengaruhi K nowledge Sharing
Sharratt  dan  Usoro  2003  mengidentifikasi  faktor-faktor  yang memengaruhi  knowledge  sharing,  antara  lain  struktur  organisasi,  kemudahan
penggunaan dan  kegunaan sistem  informasi,  kepercayaan berdasarkan  kebajikan, kompetensi,  dan  integritas  masyarakat.  Di  samping  itu,  dirasakan  mempunyai
kedekatan  dengan  upaya  knowledge  sharing  untuk  kemajuan  karier,  rasa kebersamaan, dan nilai kongruensi organisasi. Menurut Seidler-de and Hartmann
2008,  iklim  keterbukaan  dan  kepercayaan  antar  anggota  organisasi  merupakan kondisi dasar pembentukan pengetahuan  tacit,  yang dibagi dan digunakan dalam
proses  inovasi.  Salah  satu  sumber  utama  dari  sukses  knowledge  sharing  adalah kemampuan  organisasi  untuk  belajar  atau  memperoleh  pengetahuan  yang
dibutuhkan dari organisasi lain Lee, 2001.
2.6 Absorptive Capacity