Patofisiologi batu empedu Patofisiologi

dipertahankan dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang mempunyai inti sentral kolesterol, dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari garam empedu dan lesitin. Jadi sekresi kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau terjadi sekresi lesitin, merupakan keadaan yang litogenik Garden, 2007. Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti pengendapan kolesterol. Pada tingkat supersaturasi kolesterol, kristal kolesterol keluar dari larutan membentuk suatu nidus, dan membentuk suatu pengendapan. Pada tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang lain diperlukan untuk dipakai sebagai benih pengkristalan Hunter, 2014.

2.6.2 Klasifikasi kolelitiasis

Menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu di golongkankan atas 3 tiga golongan Hung,2011; Lesmana, 2014. 1. Batu kolesterol Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70 kolesterol. Lebih dari 90 batu empedu adalah kolesterol batu yang mengandung 50 kolesterol Bhangu, 2007. Batu kolestrol murni merupakan hal yang jarang ditemui dan prevalensinya kurang dari 10. Biasanya merupakan soliter, besar, dan permukaannya halus. Empedu yang disupersaturasi dengan kolesterol bertanggung jawab bagi lebih dari 90 kolelitiasis di negara Barat. Sebagian besar empedu ini merupakan batu kolesterol campuran yang mengandung paling sedikit 75 kolesterol berdasarkan berat serta dalam variasi jumlah fosfolipid, pigmen empedu, senyawa organik dan inorganik lain. Kolesterol dilarutkan di dalam empedu dalam daerah hidrofobik micelle, sehingga kelarutannya tergantung pada jumlah relatif garam empedu dan lesitin. Ini dapat dinyatakan oleh grafik segitiga, yang koordinatnya merupakan persentase konsentrasi molar garam empedu, lesitin dan kolesterol Hunter, 2014. Proses fisik pembentukan batu kolesterol terjadi dalam empat tahap :  Supersaturasi empedu dengan kolesterol.  Pembentukan nidus.  Kristalisasipresipitasi.  Pertumbuhan batu oleh agregasipresipitasi lamelar kolesterol dan senyawa lain yang membentuk matriks batu. Gambar 2.3. Perbandingan kolestrol, lesithin, dan garam empedu dalam hal kelarutan Hunter, 2014.