21
4. Penyimpananpenampungan
Kemenkes RI 2011 menuliskan tentang ketentuan penyimpanan limbah rumah sakit sebagai berikut:
a Limbah disimpan di tempat penampungan sementara khusus
b Limbah ditempatkan di dalam kantung plastik dan diikat dengan kuat
c Setiap kantung plastik limbah atau bak penampung diberi label sesuai
dengan kategori limbah d
Tempat penyimpanan atau penampungan sementara limbah harus di area yang terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga
kebersihannya, serta berada dalam kondisi kering. 5.
Pemusnahan Kemenkes RI 2011 menuliskan tentang ketentuan pemusnahan limbah rumah
sakit sebagai berikut: a.
Limbah infeksius dan limbah benda tajam dimasukkan dalam insinerator b.
Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum c.
Limbah cair dibuang dalam wastafel di ruang spoelhok d.
Limbah faeces dan urine dibuang di dalam Water Closet WC
2.2.4 Peran Perawat dalam Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PPI pada dasarnya merupakan tanggung jawab semua pihak yang ada di dalam lingkungan rumah sakit. Darmadi 2008,
menyebutkan bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi tenaga keperawatan merupakan pelaksana terdepan. Hal ini disebabkan oleh petugas
perawatan perawat selalu bersama pasien selama 24 jam penuh.
22
Indonesia Public Health Information 2014 juga menyebutkan bahwa perawat memiliki peran pertama dalam tugas pengelolaan limbah rumah sakit, yaitu tugas
memilah limbah medis dan non medis. Hal ini didukung pula oleh Djohan Halim 2013, yang menyatakan bahwa tenaga perawat merupakan salah satu
tenaga pengelola limbah padat dimana perawat bertugas memisahkan limbah medis dan non medis di setiap unit pelayanan fungsional tempat perawat
bersangkutan bekerja. Perawat harus memilah sampah medis, sampah non medis, sampahlimbah
infeksius, limbah patologi, benda tajam, dan menempatkannya pada wadah sesuai jenisnya atau sesuai ketentuan yang ada di rumah sakit Djohan Halim, 2013.
Pendapat ini didukung oleh Sudiharti Solikhah 2012 melalui suatu studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
yang menyatakan bahwa proses pemisahan limbah rumah sakit dilakukan oleh petugas kesehatan khususnya perawat yang berada di setiap unit pelayanan
sedangkan pengolahan sampah selanjutnya dilakukan oleh petugas kebersihan yang berada di rumah sakit.
Sebuah survei pendahuluan oleh Muchsin, dkk 2013 di RSUD Aceh Tamiang
khususnya pada ruangan yang menghasilkan limbah medis, menunjukkan bahwa perawat memiliki peran yang cukup banyak dalam melakukan pelayanan
keperawatan misalnya, menyuntik, memasang selang infus, mengganti cairan infus, melakukan perawatan luka, memasang selang urine, perawatan dalam
pemberian obat, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan perawat menjadi orang