4. Resolusi temporal Resolusi temporal berkaitan dengan video. Suatu video merupakan kumpulan frame
statis yang berupa citra yang berurutan dan ditampilkan secara cepat. Resolusi temporal memberikan jumlah frame yang dapat ditampilkan setiap detik dengan
satuan frame per second fps.
5. Resolusi radiometrik Resolusi ini memberikan nilai atau tingkat kehalusan citra yang dapat ditampilkan dan
biasanya ditampilkan dalam satuan bit contoh citra 8 bit dan citra 256 bit. Semakin tinggi resolusi radiometrik ini makan semakin baik perbedaan intensitas yang
ditampilkan
2.2 Jenis-jenis Citra Digital
Citra digital memiliki beberapa jenis, yaitu Sianipar, 2013 :
1. Citra biner : Setiap piksel hitam atau putih. Karena hanya ada dua kemungkinan
nilai pada setiap piksel maka yang diperlukan hanya satu bit per piksel. Citra seperti ini sangat efisien untuk penyimpanan. Contoh citra biner dapat dilihat
pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Citra biner
Universitas Sumatera Utara
2. Citra abu-abu grayscale : Setiap piksel merupakan bayangan abu-abu yang
memiliki nilai intensital 0 hitam sampai 255 putih. Rentang ini berarti bahwa setiap piksel dapat direpresentasikan oleh delapan bit atau satu byte. Contoh citra
abu-abu grayscale dapat dilihat di gambar 2.2.
Gambar 2.2 Citra abu-abu Grayscale
3. Citra warna atau RGB : Setiap piksel memiliki suatu warna khusus, warna
tersebut dideskripsikan oleh jumlah warna merahR, red, hijauG, green, dan biru B, blue. Citra ini dipandang sebagai penumpukan tiga matriks, yang berarti
bahwa setiap piksel berkaitan dengan tiga nilai. Contoh citra warna atau RGB dapat dilihat pada gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Citra warna RGB
2.3 Pengolahan Citra
Pengolahan citra adalah pemrosesan citra khususnya dengan menggunakan komputer untuk membuat kualitas citra mejadi lebih baik. Meskipun sebuah citra kaya
informasi, namun seringkali citra yang kita miliki mengalami penurunan mutu degradasi, misalnya mengandung cacat atau derau noise, warnanya terlalu kontras,
kurang tajam, kabur blurring, dan sebagainya. Tentu saja citra akan sulit diinterpresentasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi
berkurang. Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterprentasikan, maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik, salah
satu cara
dengan pengolahan
citra. Teknik-teknik
pengolahan citra
mentransformasikan citra menjadi citra lain, yang berarti jika input-nya citra maka output-nya berupa citra.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Operasi Pengolahan Citra