Wawancara PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BALIHO CALON KEPALA DAERAH MENJELANG PILKADA 2015.

Niar Windari, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BALIHO CALON KEPALA DAERAH MENJELANG PILKADA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu dilakukan di wilayah Margahayu Selatan dan di beberapa daerah di wilayah Kabupaten Bandung yang biasa menjadi sasaran target kampanye para kandidat calon kepala daerah serta di KPUD Kabupaten Bandung. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan, karena dalam observasi ini peneliti tidak melibatkan langsung ke dalam objek pengamatan, namun tetap bisa memperloeh gambaran mengenai objek yang dituju, karena observasi harus dilakukan secara langsung. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui secara langsung pemahaman masyarakat mengenai baliho calon kepala daerah.. Alasan peneliti menggunakan teknik observasi ini adalah agar mendapatkan data yang mempunyai validitas yang tinggi, artinya dapat dipertanggungawabkan data yang telah dicapai, karena dengan observasi secara langsung menghindarkan penulis dari data yang tidak riil. Merujuk pada pendapat di atas, melalui observasi, penulis mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan data lebih mendalam, sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul secara menyeluruh. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan proses terjadinya kegiatan selama masa persiapan menjelang pilkada 2015 pengamatan dilakukan di kantor KPUD Kabupaten Bandung dan kantor Desa Margahayu Selatan untuk mengetahui tahapan persiapan yang dilakukan menjelang pilkada.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan berdialog yang dilakukan oleh peneliti kepada sumber data, ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari sumber data. Menurut Moleong 2010, hlm. 186 “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Esterberg dalam Sugiyono, 2012, hlm. 72 menjelaskan “wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu ”. Stainback dalam Sugiyono, 2012, hlm. 318 mengemukakan bahwa dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Niar Windari, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BALIHO CALON KEPALA DAERAH MENJELANG PILKADA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono 2012, hlm. 72 yang mengemukakan bahwa “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih mendalam”. Wawancara adalah kegiatan dialog atau percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara sebagai pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan- pertanyaanyang pewawancara ajukan. Maksud mengadakan wawancara seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2007, hlm. 186, antara lain: “... mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; mengkonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi...” Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur, dengan maksud untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber dan mendalam. Masyarakat, aparatue desa dan pihak KPUD dapat menyampaikan pernyataan-pernyataan secara leluasa atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sesuai dengan kasus yang dialaminya, demikian pula sumber data yang lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono 2012, hlm. 321 “dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden”. Adapun jenis data yang diperoleh dari hasil wawancara secara garis besarnya adalah sebagai berikut: a. Wawancara dengan Lurah Kelurahan Margahayu Selatan berkaitan dengan informasi mengenai karakteristik masyarakat margahayu selatan yang dapat memberikan informasi mengenai persepsi nya terhadap penelitian ini. b. Wawancara dengan Masyarakat berdasarkan usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan untuk mengetahui persepsi nya terhadap baliho dalam pemilihan umum kepala daerah berkaitan dengan : Niar Windari, 2015 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BALIHO CALON KEPALA DAERAH MENJELANG PILKADA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 Partisipasi masyarakat dalam pilkada selama ini. 2 Evaluasi dalam pelaksanaan pilkada dari setiap periode. 3 Gambaran upaya yang masyarakat lakukan untuk berpartisipasidalam pemilihan kepala daerah. yang dilakukan pemerintah ataupun lembaga terkait dalam setiap pelaksanaan pilkada. 4 Gambaran hasil pilkada tiap periode c. Wawancara dengan KPUD Kabupaten Bandung berkenaan dengan: 1 Gambaran proses pelaksanaan pilkada periode sebelumnya. 2 Gambaran sosialisasi politik yang dilaksanakan oleh KPUD dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. 3 Gambaran perubahan karakteristik atau peningkatan yang terjadi dalam pilkada tiap periode. d. Wawancara dengan bagian hukum tata ruang di Pemerintah Kabupaten Bandung yang mengurusi masalah ijin pemasangan baliho yang berkaitan dengan: 1 Proses birokrasi perijinan dalam pemasangan baliho di kabupaten bandung. 2 Gambaran pemasangan baliho politik dari tiap periode pemilihan kepala daerah. 3 Gambaran kendala yang dihadapi pemerintah dalam proses birokrasi perijinan pemasangan baliho politik.

3. Studi Dokumentasi