29
B. Dasar Materi Pendidikan Akhlak
Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan akhlak.Dasar
pendidikan akhlak ialah al- Qur‟an dan hadits.Al-Qur‟an dan hadits ini dijadikan
sebagai dasar atau sumber pendidikan akhlak. Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-
Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya
adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa
berbeda-beda.
55
Menurut Yunahar Ilyas, yang menjadi sumber akhlak adalah al- Qur‟an dan
Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.
56
Berikut penjelasan mengenai dasar pendidikan akhlak: 1. Al-Qur‟an
Dasar pendidikan Islam yang utama adalah al- Qur‟an, sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat As-Shad ayat 29:
Artinya: “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-
orang yang mempunyai fikiran.” QS.Shad: 29
57
55
Marjuki, Akhlak Mulia Pengantar Studi Konsep-Konsep Dasar Etika Dalam Islam, Yogyakarta: Debut Wahana Press, 2009, h. 34
56
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI, 2009, h. 4
30 Dari ayat di atas dijelaskan bahwa al-
Qur‟an merupakan petunjuk bagi orang yang mau berfikir dalam berbagai ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya tentang
materi pendidikan Islam. Ayat lain yang menyatakan al- Qur‟an sebagai dasar
pendidikan akhlak ialah:
Artinya: “Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS. Al-Ahzab: 2
58
Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. QS. Al-Qalam:4
59
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
60
2. Hadits atau As-Sunnah As-sunnah merupakan amalan yang dikerjakan oleh Rasul dalam proses
perubahan sikap hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan Islam setelah al-
Qur‟an, karena Allah SWT. menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umatnya.
Menjadikan hadits sebagai dasar pendidikan Islam berdasarkan firman Allah SWT surat An-Nisa ayat 59 :
57
Departemen Agama RI. Al- Qur‟an dan Terjemah, Surabaya: Karya Agung, 2006, h. 651
58
Ibid, h. 591
59
Ibid. h. 826
60
Ibid, h. 595
31
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul nya, dan ulil amri di antara kamu.” QS. An-Nisa:59
61
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak
mulia.” HR. Ahmad
62
Tentang akhlak pribadi Rasulullah SAW.dijelaskan oleh „Aisyah Ra. Ketika „Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, Ia berkata:
Artinya: Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu adalah al- Qur‟an. HR. Ahmad
63
Hadits di atas dijelaskan oleh Imam Nawawi bahwa makna kalimat “Akhlak Rasulullah itu adalah al-
Qur‟an”, adalah Rasulullah mengamalkan al-Qur‟an, patuh pada ketentuan-ketentuan-Nya, beradab dengan al-
Qur‟an, mengambil I‟tibar dari kisah-kisah didalamnya, mentadabburi serta membacanya dengan baik.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : “Dari Umar bin Syuaib berkata, Rasulullah SAW bersabda: Perintahkanlah
anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan pukullah jika enggan mengerjakan shalat diwaktu mereka berusia sepuluh tahun.”
H.R. Abu Daud
64
61
Ibid, h. 114
62
Amru Khalid, Tampil Menawan dengan Akhlak Mulia, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2008, h. 41
63
M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur‟an, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2014, h. 344
64
Imam Abu Daud, Juz I-II, Anasir Maktabah dalam Islam, Indonesia,1987, h. 133
32 Menurut Ali Abdul Halim Mahmud, dasar pendidikan akhlak bagi seorang
muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu, jika seseorang
beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidahnya salah dan melenceng maka akhlaknyapun tidak benar.
65
C. Ruang Lingkup Akhlak