Analisis Data METODE PENELITIAN

Iis Teguh Lestari, 2013 Penerapan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa PenelitianTindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi dokumentasi ini yaitu berarti peneliti mendapatkan data dari dokumen-dokumen yang telah ada. Data-data tersebut yaitu berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, ataupun data hasil tes siswa. Menurut Goetz dan LeCompte dalam Wiriatmadja 2005: 121, “dokumen yang menyangkut para partisispan penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar.” 3. Wawancara Menurut Denzin dalam Geotz dan LeCompe dalam Wiriatmadja 2008: 117, ”wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal- hal yang dipandang perlu”. Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data baik dari guru maupun dari siswa. Adapun pengumpulan data dengan wawancara ini yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi pembelajaran baik sebelum dilakukannya tindakan maupun setelah dilakukannya tindakan terhadap proses pembelajaran. Wawancara ini dianggap penting, karena untuk memberikan gambaran menganai kesan siswa pada saat ditepkannya metode problem solving.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pada data kuantitatif dan data kualitatif. Adapun data yang terkumpul yaitu dari hasil observasi di kelas pada pra penelitian serta pada saat penelitian, maupun hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru juga siswa. 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data hasil penelitian yang berbentuk perhitungan matematis. Dimana, data ini memberikan gambaran pada suatu kondisi yang sesuai dengan penelitian. Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil penskoran penerapan metode problem solving dan kemampuan berpikir kritis siswa. Data tersebut kemudian dihitung dan dituliskan dalam bentuk tabel serta diagram. Sehingga, dari tabel dan diagram tersebut dapat terlihat perkembangan ataupun peningkatan dari kemampuan berpikir kritis siswa. Iis Teguh Lestari, 2013 Penerapan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa PenelitianTindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Data kualalitatif a. Validasi data Data yang baik adalah data yang dapat mengukur dari aspek-aspek yang ingin dicapai dalam suatu proses pemebelajaran. Adapun validasi data dalam pengumpulan data kuanlitatif, yaitu sebagai berikut: 1 Member check Dilakukan untuk meninjau kembali kebenaran dari data yang telah didapatkan oleh peneliti yaitu dengan mengkonfirmasikan kepada sumber data. Dalam penelitian ini, seluruh informasi data mengenai hasil pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru mitra. Hal ini dilaksanakan yaitu ketika evaluasi setelah selesai pembelajaran pada setiap tindakan dan seluruh tindakan. 2 Ekspert opinion Peneliti meminta pendapat ataupun nasihat dari para pakar, dimana pakar atau ahli tersebut akan memerikasa semua tahapan penelitian yang telah dilakukan, kemudian akan memeberikan pendapat dan arahan peneliti. Ekspert opinion ini dilakukan untuk menguatkan pendapat peneliti setelah melakukan member check. 3 Triangulasi Triangulasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran dari data yang telah dikumpulkna, yaitu dengan menggunakan sumber lain. Dengan demikian, diperoleh derajat kepercayaan yang maksimal. Informasi dari guru tentang pelaksanaan tindakan dilakukan melalui diskusi balikan kolaboratif antara guru, siswa penulis serta observer pada akhir siklus. Dari siswa, data yang diperoleh yaitu dari hasil wawancara pada akhir siklus. Sedangkan penulis, data melalui pelaksanaan diperoleh melalui lembar observasi baik aktivitas guru maupun siswa selama penelitian berlangsung. Dalam kegiatan penelitian ini, triangulasi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Iis Teguh Lestari, 2013 Penerapan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa PenelitianTindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pemahaman penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode problem solving dalam mata pelajaran sejarah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sejarah sebelum diterapkannya metode problem solving sudah berusaha untuk banyak melibatkan siswa dengan menggunakan metode diskusi. Akan tetapi penerapan metode diskusi tersebut tidak maksimal, karena minimnya sumber yang digunakan oleh siswa. Dengan demikian, pemahaman siswa akan materi menjadi kurang mendalam. Selain itu, kemampuan siswa dalam ,berpikir kritis juga masih kurang. Hal ini dapat terlihat dari argumen-argumen yang dikemukakan oleh siswa pada saat diskusi masih sangat lemah, terutama dalam menguraikan peramasalahan ataupun tema yang didiskusikan. Ketika siswa diberikan sejumlah pertanyaan oleh guru mengenai permasalahan yang terjadi pada masa sekarang yang dikaitkan dengan peristiwa sejarah, ternyata siswa masih belum dapat menjawab dengan baik. Dengan demiakian, peneliti berusaha untuk memperbaiki kondisi pembelajaran sejarah di kelas tersebut dengan menggunaka metode problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang masih sangat lemah. Adapun metode problem solving yang dapat terlaksana dengan baik melaui langkah-langkah di bawah ini: 1. Memilih inti permasalahan dengan tepat. 2. Mengidentifikasi faktor permasalahan. 3. Mengidentifikasi dampak adanya permasalahan. 4. Mendiskusikan solusi yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 5. Menguraikan solusi pemecahan masalahan yang dihasilkan dari diskusi.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips 2 Sma N 2 Su

0 6 17

PENERAPAN TEKNIK POINT COUNTER POINT UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Cianjur.

0 4 55

METODE PEROLEHAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

0 2 36

METODE PEROLEHAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

0 2 39

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IIS 4 SMA PGII 1 BANDUNG.

1 1 53

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KERJASAMA SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Sejarah di Kelas XI IPA-1 SMAN 1 Ciwidey.

0 0 22

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI SITURAJA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi.

0 5 34

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA :Penelitian Tindakan Kelas di kelas X-2 SMA Negeri 6 Bandung.

0 2 54