BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa menjadi beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Robert Malthus yang
datang di akhir abad ke 18 dengan teorinya, pada dasarnya menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan. Menurut Malthus laju pertumbuhan
penduduk yang mengikuti deret ukur tak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya bertambah secara deret hitung. Namun pada akhir
abad ke XX teori Malthus ini mulai dibantah oleh pakar kependudukan dan pakar ekonomi. Alasan teori ini mulai ketinggalan disebabkan telah berhasilnya beberapa
negara mengurangi laju pertumbuhan penduduk, sementara dari sisi produksi telah berhasil ditingkatkan melalui kemajuan terknologi. Teori Malthus ini pada dasarnya
beranjak dari dua gagasan utama: 1.
manusia selalu memerlukan sandang pangan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2. nafsu seksual antara dua jenis kelamin akan selalu ada dan tidak akan berubah
sifatnya.
Universitas Sumatera Utara
Kebijaksanaan kependudukan nasional pada hakikatnya bertujuan mempengaruhi sistem demografi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem-sistem
yang lain dalam makro sistem kependudukan, untuk membawa penduduk kepada suatu keadaan di mana ciri dan perilaku demografinya menguntungkan bagi pembangunan
nasional yang pada hakikatnya merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk itu sendiri. Sebagai fenomena yang sudah menjadi masalah dapat disebut
antara lain: 1.
Tekanan-tekanan pada usaha peningkatan ekonomi karena jumlah penduduk
yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.
2. Tekanan-tekanan pada usaha pembangunan, pendidikan dan tenaga kerja karena
komposisi penduduk yang muda dan pertambahan yang cepat dari golongan
penduduk usia sekolah dan tenaga kerja.
3. Masalah-masalah pada usaha keamanan dan pembangunan daerah karena tidak
terpenuhinya kesempatan kerja dan kepadatan penduduk yang tinggi yang tidak
merata.
Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan ekonomi berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan. Akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan ekonomi. Permasalahan-
permasalahan tersebut di antaranya:
Universitas Sumatera Utara
1. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan
produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan
penyediaan pangan, sandang, dan papan.
2. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya
terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga
menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang
jarang penduduknya.
3. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-
kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan
kelompok miskin kota.
Sekitar 200 tahun lalu Thomas Malthus mengajukan sebuah teori tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang masih
dipercaya oleh banyak ahli sampai saat ini. Dalam bukunya yang berjudul Essay on the principle of population tahun 1789, Thomas Malthus merumuskan sebuah konsep
pertambahan hasil yang semakin berkurang diminishing return. Malthus melukiskan suatu kecenderungan bahwasanya jumlah populasi di suatu Negara akan meningkat
sangat cepat pada deret ukur atau tingkat geometrik. Sedangkan pada saat yang bersamaan persediaan pangan meningkat menurut deret hitung. Maltus menjelaskan
bahwa tidak seimbangnya laju pertumbuhan penduduk dengan ketersedian pangan dapat menyebabkan terjadinya ledakan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat terjadi
Universitas Sumatera Utara
akibat dari 3 faktor pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran fertility, kematian mortality dan juga akibat dari migrasi migration. Dalam teorinya tersebut Malthus
memiliki kelemahan karena dia tidak memperhitungkan begitu besarnya dampak sosial dan teknologi dalam mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
Di negara-negara berkembang perkembangan penduduk sangat pesat khususnya di daerah perkotaan yang merupakan pusat dari kegiatan ekonomi. Tingginya
perkembangan penduduk kota terutama disebabkan migrasi yang dilakukan oleh penduduk pedesaan. Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang akan
mempengaruhi pertambahan penduduk perkotaan. Todaro 2000 menyatakan bahwa munculnya urbanisasi yang berlebihan di suatu negara dipicu oleh pesatnya
pertumbuhan penduduk yang didukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya kebijakan pemerintah yang cenderung bias ke kota. Tingginya angka migrasi ke kota
menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk atau persebaran penduduk sehingga terjadi pemusatan penduduk di perkotaan. Akibatnya kepadatan penduduk di perkotaan
tersebut semakin tinggi. Tingginya angka migrasi ini disebabkan karena adanya faktor- faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan penduduk pedesaan atau penduduk
daerah lain tersebut melakukan perpindahan kedaerah perkotaan.
Todaro 1979 berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah.
Todaro menyebutkan motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang
Universitas Sumatera Utara
rasional. Mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang diperolehnya di
tempat asalnya.
Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pertambahan penduduk di daerah perkotaan semakin tinggi. Tidak terkecuali di Kota Tebing Tinggi, Sebagai sebuah kota
yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir perekonomian Tebing Tinggi tumbuh dengan cepat seiring dengan perkembangan fasilitas yang ada baik
fasilitas ekonomi seperti sektor industri, serta fasilitas pendukung lainnya. Pada umumnya sektor industri besarsedang di Kota Tebing Tinggi berstatus perorangan
tujuh unit, dan tujuh unit berstatus PT dan satu unit CV. Lokasi usaha paling banyak di Kecamatan Bajenis enam unit. Tenaga kerja pada sektor industri besarsedang
umumnya bekerja pada kelompok industri kimia yakni minyak bumi, batubara, karet dan plastik. Kelompok industri makanan dan minuman serta tembakau. Kelompok industri
barang logam yakni mesin dan peralatan. Tenaga kerja yang lain tersebar di kelompok industri tekstil yakni pakaian jadi dan kulit. Kelompok industri kayu yakni peralatan
rumah tangga. Kelompok industri kertas yakni penerbitan dan percetakan. Tenaga kerja pada sektor industri besarsedang yang akhirnya juga bekerja pada kelompok industri
pengolahan lainnya. Besarnya nilai out put yang dihasilkan oleh sektor industri tersebut pada tahun 2008 mencapai 1.167,4 milyar rupiah. Sementara biaya input yang
dikeluarkan pada tahun 2008 mencapai 998,4 milyar rupiah dengan demikian nilai tambah yang dihasilkan pada tahun 2008 mencapai 169 milyar rupiah. Perkembangan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi Kota Tebing Tinggi dipacu karena letak strategis Kota Tebing Tinggi yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Kota Tebing Tinggi merupakan
daerah hynterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota.
Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau Negara pada waktu tertentu maka dilaksanakanya sensus penduduk atau perhitungan cacah atau survei,
serta catatan –catatan untuk dianalisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan
dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran –sasaran pembangunan
di masa yang akan datang.Di dalam Garis-garis Besar Hal uan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan
nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik.Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk meningkatan mutu kehidupan dan
kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah tercapai. Lalu lintas antar kota
menjadikan wilayah ini daerah transit. Kota Tebing Tinggi yang merupakan bahagian dari pemerintah kota di Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk pada tahun 2008
mencapai 141.059 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 3.712 jiwaKm2 Sumatera Utara Dalam Angka 2009. Banyaknya industri-industri dan tersedianya sarana dan
prasarana yang lebih baik di Kota Tebing Tinggi merupakan daya tarik bagi penduduk dari daerah lain untuk dapat tinggal di kota tersebut. Banyaknya industri-industri
tersebut memunculkan harapan bagi penduduk daerah lain untuk mendapatkan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
dan pendapatan yang lebih baik. Sehingga banyak penduduk dari luar Kota Tebing Tinggi yang tertarik untuk melakukan migrasi ke kota tersebut.
Dari hal di atas, maka penulis mengadakan penelitian terhadap pertumbuhan penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2000 sampai dengan 2010 sebagai bahan dasar
penulisan tugas akhir dengan judul
“PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KOTAMADYA
TEBING TINGGI TAHUN 2012”. Dengan tujuan agar dapat
diketahui sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.
1.2 Identifikasi Masalah