Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keterbatasan Hipotesis Penelitian

4. Bagaimana kualitas peningkatan kemampuan aplikasi konsep matematis siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran biasa konvensional.

1.3 Tujuan Penelitian

Rencana penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan penalaran dan kemampuan aplikasi konsep matematis siswa SMP melalui pedekatan pembelajaran kontekstual. Secara rinci tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengkaji peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa yang belajar denga pendekatan pembelajaran kontekstual dan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa konvensional. 2. Mengkaji peningkatan kemampuan aplikasi konsep matematik siswa yang belajar denga pendekatan pembelajaran kontekstual dan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa konvensional.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna memberi contoh penggunaan pendekatan pembelajaran yang lebih bervariasi bagi guru, memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa, mampu meningkatkan potensi dirinya dalam peningkatan kemampuan penalaran dan aplikasi konsep matematik dengan pelajaran produktifnya. Diharapkan melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat memberikan masukan bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas mutu pendidikan matematika.

1.5 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah - istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional. 1.5.1 Pendekatan pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah pendekatan yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata atau pengalaman siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, ataupun dengan pelajaran produktifnya. Proses pembelajaran diawali dengan permasalahan yang dikenal siswa, kemudian dikembangkan hingga siswa menemukan sendiri bagian terpenting dari materi yang harus dimiliki siswa.

1.5.2 Landasan pembelajaran kontekstual contextual teaching and

learning adalah kontruktivistik, yaitu filosofi yang menekankan bahwa belajar itu tidak hanya menghafal. Contextual Teaching and Learning CTL helps us relate subject matter content to real world situations and motivate students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers and engage in the hard work that learning requires. Pembelajaran kontekstual berangkat dari suatu kenyakinan bahwa seseorang tertarik untuk belajar apabila ia melihat makna dari apa yang dipelajarinya. 1.5.3 Pembelajaran Biasa Konvensional yang sering dipakai pada pengajaran matematika menurut Ruseffendi 1991: 290 diawali dengan pemberian informasi ceramah. Guru memulai degan merangka suatu konsep, menemostrasi ketrampilannya mengenai polaaturandalil tentang konsep itu, kemudian siswa bertanya, guru memeriksa atau mengecek apakah siswa sudah menerti atau belum. Kegiatan selanjutnya guru memerikan contoh- contoh soal aplikasi konsep itu, selanjutnya memintah murid-murid menyelesaikan soal-soal dipapan tulis atau dimejanya. 1.5.4. Kemampuan penalaran matematik adalah kemampuan yang muncul dalam bentuk: 1 menarik kesimpulan secara logik, 2 menyusun dan menguji konjektur, menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan induksi matematik, 3 merumuskan lawan contoh counter examples, dan 4 menyusun argumen yang valid. Kemampuan koneksi matematik misalnya muncul dalam bentuk: memahami representasi ekuivalen konsep yang sama. 1.5.5. Kemampuan mengaplikasikan konsep matematika pada penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memilih, menggunakan, menerapkan dan bila perlu memodifikasi suatu teori, rumus atau cara pada permasalahan yang terkait dengan masalah produktif atau dengan kehidupan sehari-hari, dengan mempertimbangkan indikator kemampuan : a. Mengidentifikasikan kecukupan data dan bisa memanfaatkan untuk menyelesaikan persoalan. b. Menyatakan situasi yang ada dalam permasalahan kedalam model matematika. c. Memperkirakan proses solusi. d. Memilih dan menerakan strategi dan rumus atau konsep untuk menyelesaikan masalah.

1.6 Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya dilaksanakan dalam rentang waktu kurang lebih dari tiga bulan, termasuk untuk mempersiapkan instrumen dan kelengkapan penelitian lainnya. Sehingga waktu yang digunakan untuk pendalaman materi hanya terbatas pada materi yang diberikan pada saat penelitian. 2. Populasi dalam penelitian ini juga terbatas, hanya siswa kelas VII yang terdiri dari lima kelas dengan subjek sampelnya dipilih dua kelas. 3. Materi yang dibahas dalam penelitian ini juga terbatas, hanya pada pengertian bangun segi empat, sifat-sifat bangun segi empat, keliling dan luas bangun datar segi empat.

1.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan penalaran siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual lebih baik dari pembelajaran biasa konvensional. 2. Kemampuan aplikasi konsep matematis siswa menggunakan Pembelajaran Kontekstual lebih baik dari pembelajaran biasa konvensional 3. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran biasa konvensional. 4. Peningkatan kemampuan aplikasi konsep matematis siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran biasa konvensional. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian