Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Eka Nurul Setiawati, 2013 Pemanfaatan Media Video Lomba Debat Menggunakan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Berbicara Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan pendekatan, metode, teknik, dan media memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan keterampilan berbahasa. Kejelian memilih media yang sesuai dengan tuntutan perlu diperhatikan oleh guru. Menurut Kurniawan 2012: 153 , “Media dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sangat beraneka ragam, dapat menggunakan gambar-gambar, diagram, wacana “model”, kaset rekaman, dan sebagainya.” Dalam sumber yang sama disebutkan bahwa media harus dapat digunakan untuk mengajarkan sesuatu dalam rangka melatih siswa dalam menggunakan bahasa. Melalui berbagai latihan itu, diharapkan siswa memiliki kompetensi tertentu dalam berbahasa dan bersastra dengan berbagai variasinya. Selain itu, penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berdasarkan KTSP, dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk sekolah menengah kejuruan, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu agar mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar melalui penguasaan kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada era global penggunaan bahasa secara baik dan benar merupakan syarat mutlak di dunia kerja. Dalam menghadapi tantangan masa depan, kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat keberhasilan bekerja. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Indonesia untuk SMK juga dirancang, dikembangkan serta diarahkan untuk dapat mempersiapkan peserta didik agar mampu berkomunikasi di dunia kerja secara efisien dan efektif. Melalui wawancara nonformal pada tanggal 11 Maret 2013 yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bahasa Indonesia, yaitu Dra. Yayah Honapiyah, mengatakan bahwa potensi siswa dalam berbicara sudah baik namun maksudnya masih sulit dipahami. Apalagi dalam mengeluarkan pendapatnya, siswa Eka Nurul Setiawati, 2013 Pemanfaatan Media Video Lomba Debat Menggunakan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Berbicara Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menyampaikannya dengan kurang teratur. Sejauh ini guru-guru bahasa Indonesia di SMKN 12 Bandung telah menggunakan berbagai macam metode, teknik, dan media dalam proses pembelajaran. Namun, hal itu dirasa belum cukup untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, terutama berbicara. Perlu adanya media yang tepat agar mudah dipahami siswa. Dewasa ini banyak media audio visual yang digunakan untuk mendukung keperluan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidik harus mampu menyaring media yang akan dijadikan sumber belajar bagi siswa. Dalam sebuah artikel, Winaryo 2012 memaparkan bahwa saat ini tayangan-tayangan debat dalam televisi kurang mendidik. Ini tidak bisa dijadikan contoh tontonan yang baik untuk pelajar Indonesia. Sungguh miris apabila pelajar Indonesia menirukan perilaku-perilaku pendebat tersebut. Diperlukan tontonan yang baik bagi pelajar agar mereka mampu merekam hal yang positif pula. Penelitian yang dilakukan oleh Fitroh 2012 dengan judul “Penerapan Metode Roll Playing dalam Pembelajaran Berbicara ” menyebutkan bahwa dengan penggunaan metode dan media yang dekat dengan kehidupan siswa pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih menarik dan mereka pun merasa lebih mudah menyerap materi yang disampaikan. Selain itu, kejelian guru dalam memilih jenis media yang tepat sangatlah dibutuhkan. Dalam jenis-jenisnya, terdapat salah satu jenis media yakni audio visual yang memanfaatkan alat indera penglihatan dan pendengaran siswa dalam proses pembelajaran. Jenis media ini dapat menggunakan rekaman tayangan yang berkenaan dengan materi yang akan disampaikan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Candra 2011 dengan judul “Pemanfaatan Video Liputan 6 SCTV untuk Meningkatkan Kemampuan Pendapat Siswa ” juga memaparkan bahwa dengan bantuan audio visual, siswa dapat lebih mudah memahami, mengingat, menirukan, dan mendapatkan pengalaman belajar menggunakan media tersebut, tertama dalam berbicara. Eka Nurul Setiawati, 2013 Pemanfaatan Media Video Lomba Debat Menggunakan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Berbicara Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, pembelajaran bahasa Indonesia membutuhkan media yang tepat, menarik, dan mudah dipahami siswa, khususnya dalam pembelajaran berbicara yang mengandung argumentasi. Dalam sebuah acara debat, yakni Lomba Debat Tingkat SMA se-Jawa Barat, siswa dari tiap perwakilan sekolah akan dituntut untuk menyampaikan argumen-argumen sesuai dengan penguasaan materi yang dipahaminya terhadap sebuah permasalahan yang ada dalam masyarakat dengan kegiatan debat yang benar. Siswa dapat melihat bagaimana seseorang mengolah ide-idenya sehingga mampu mengungkapkannya menjadi rangkaian argumen yang runtut. Pada sesi inilah peran media dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran untuk menambah pengalaman siswa, khususnya pada keterampilan berbicara menyampaikan argumentasi terhadap sesuatu permasalahan dalam forum debat. Selain itu, pemilihan siswa sebagai objek pemodelan dalam tayangan tersebut akan lebih memudahkan tersampaikannya pengalaman belajar karena kondisinya lebih mudah terbayangkan oleh siswa yang menyaksikannya. Berdasarkan dasar pemikiran di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui penggunaan media tayangan Lomba Debat tersebut ke dalam pembelajaran menyampaikan argumentasi.

B. Identifikasi Masalah