Cara Mengatasi Kesulitan yang Dirasakan Siswa

commit to user

F. Cara Mengatasi Kesulitan yang Dirasakan Siswa

Kaitannya dalam belajar Bahasa Mandarin, seperti yang telah dikemukakan pada Bab I bahwa mempelajari tulisan Hanzi adalah penting. Terkadang karena terdesak waktu yang terbatas, secara tidak sengaja seorang guru menjadikan menulis hanya sebagai pelajaran yang berorientasi pada hasil, dan pembelajaran menulis sebagai prosespun terlupakan. Selama ini pembelajaran menulis masih dilakukan secara tradisional dengan menekankan pada hasil tulisan siswa, bukan pada proses yang seharusnya dilakukan, siswa langsung menulis tanpa belajar bagaimana caranya menulis, padahal ketika siswa menulis sesuai dengan tahap-tahap yang benar, terjadilah sebuah proses mengerti, memahami, dan menguasai, oleh sebab itu penulis lebih menekankan pada proses siswa menulis Hanzi, bukan hasil akhir dari tulisannya. Sebelum menulis Hanzi, siswa harus menguasai dasar-dasarnya terlebih dahulu agar bisa mengerti, kemudian memahami dan menguasai penulisannya. Hal yang paling dasar adalah 8 goresan dasar, dimana siswa merasa kesulitan menghafalkannya. Maka guru meminta siswa menuliskan masing-masing goresan sepuluh kali pada buku kotak-kotak yang khusus untuk menulis Hanzi kemudian dikumpulkan. Guru juga memberi permainan sederhana menebak nama goresan, guru hanya mengucapkan arah goresan kemudian siswa menebak nama goresan tersebut. Permainan ini bertujuan untuk melatih mereka mengingat bentuk sekaligus nama setiap goresan. Jika commit to user siswa sudah merasa senang, maka tulisannya akan lebih mudah diarahkan menjadi lebih baik. Melalui cara ini, siswa akan lebih mudah menghafalkan 8 goresan dasar tanpa mengalami kejenuhan. Hal mendasar berikutnya adalah cara menuliskan Hanzi yang benar dan tepat. Setiap Hanzi yang terbentuk, memiliki aturan utama dalam pembentukkannya, di situlah akan ditentukan goresan pertama yang harus ditulis. Agar siswa mudah menentukannya, maka guru menjelaskan bahwa bentuk Hanzi ada yang kombinasi goresan dasarnya lebih dari satu, dan harus dilihat kombinasi tersebut berjajar atau tersusun ke bawah. Jika berjajar, maka aturan utamanya adalah Hanzi tersebut ditulis dari kiri ke kanan, namun jika Hanzi tersusun ke bawah maka aturan utamanya adalah dari atas ke bawah. Teknik ini akan membantu siswa lebih memahami dan mampu menentukan goresan mana yang seharusnya lebih dahulu ditulis. Guru juga menjelaskan tujuan dan manfaat aturan penulisan Hanzi, bahwa sebenarnya dengan adanya aturan penulisan mulai dari goresan sampai terbentuknya Hanzi tersebut, akan memudahkan kita untuk menghafal dan mendapatkan hasil tulisan yang indah. Proses berikutnya adalah menjabarkan Hanzi. Ketika menjabarkan Hanzi, goresan yang membentuknya harus jelas. Agar siswa tidak salah menuliskan goresan yang benar, maka guru memberitahu bagaimana cara membedakan goresan yang bentuknya mirip, kemudian melatih siswa dengan sering memunculkan beberapa huruf yang sama agar terbiasa dan ingat ketika harus menjabarkannya. Guru juga meminta siswa untuk sering berlatih mulai dari Hanzi yang sederhana dengan sedikit goresan sampai Hanzi yang commit to user kombinasi goresan dasarnya lebih dari satu. Cara yang terbaik untuk mempelajari bagaimana menulis dengan baik adalah dengan jalan menulis. Pada awal pelajaran, guru telah menjelaskan bahwa Hanzi digambar berdasarkan benda yang sesungguhnya, namun banyak huruf yang dipelajari oleh siswa saat ini telah mengalami penyederhanaan bentuk sehingga kurang menyerupai objek yang dimaksud. Hal ini memang memudahkan siswa menuliskannya tetapi juga membuat mereka sulit mengimajinasikan bentuk tersebut menjadi sebuah objek. Salah satu cara guru untuk membantu siswa mengetahui arti sebuah Hanzi adalah dengan mengenalkan dan mengakrabkan huruf-huruf yang sering muncul dan sering digunakan dalam batasan materi yang mereka terima. Ketika guru memberi contoh penulisan, guru menggambarkan bentuk itu dalam benda kemudian dituliskan dalam bentuk dasarnya sampai menjadi huruf, dengan begitu siswa akan lebih memahami bentuk dan mengingat arti huruf tersebut. Kemudian ketika siswa menulis Hanzi, guru meminta mereka untuk langsung mengartikannya. Guru juga sering memunculkan huruf-huruf yang sama beserta artinya dalam memberikan contoh ataupun latihan agar siswa lebih akrab dan selalu ingat. Agar mendapatkan hasil yang baik dalam menulis Hanzi, siswa diminta sering berlatih dan memahami proses terbentuknya huruf yang mereka tulis tersebut agar tercatat dalam ingatan dan mampu menuliskannya kembali tanpa melihat buku, “untuk memperoleh keterampilan menulis, diperlukan suatu proses yang berupa pembelajaran dan pelatihan menulis. Guru menyadari hal ini membutuhkan niat dari diri siswa itu sendiri, oleh karena itu guru berusaha commit to user menumbuhkan minat belajar siswa dengan menjelaskan manfaat dari menulis Hanzi, apa pengaruhnya dalam mempelajari Bahasa Mandarin, dan keuntungan yang akan mereka dapatkan dari kepandaian ini. Cara ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran mereka betapa pentingnya belajar demi masa depan mereka sendiri dan akhirnya tumbuh pula minat mereka untuk berlatih menulis Hanzi dengan sungguh-sungguh. commit to user 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian pada kelas X SMA Negeri 4 Surakarta, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Metode pengajaran menulis Hanzi di SMA Negeri 4 Surakarta a. Siswa merasa lebih memahami dasar-dasar menulis Hanzi menggunakan aplikasi Mem-Chinese karena aplikasi tersebut dapat bergerak tiap satu goresan. b. Siswa lebih ingat dengan berlatih menulis Hanzi sepuluh kali dan merasa mampu menulis Hanzi didepan kelas. c. Siswa mampu mengingat dasar-dasar menulis Hanzi dan aturan penulisan Hanzi dengan metode tanyajawab. 2. Masalah yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Mandarin yaitu : a. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran bahasa Mandarin. Hal ini dikarenakan pelajaran hanya diberikan dalam waktu satu minggu sekali. b. Minimnya buku penunjang, sehingga siswa sulit mempelajari dan mengembangkan perbendaharaan huruf Hanzi. c. Tidak adanya kesadaran siswa untuk mempelajari bahasa 41