commit to user
secara benar, dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, orang yang paling belakang diberikan nama Hanzi kemudian siswa yang paling
belakang membisikkan nama Hanzi kepada siswa yang ada didepannya begitu seterusnya sampai depan, orang yang ada didepan menuliskan huruf
Hanzi ke papan tulis, kelompok yang menuliskan dengan benar akan mendapat nilai.
Sehingga dengan metode seperti ini siswa lebih memahami secara jelas bagaimana dasar menulis Hanzi dan aturan yang digunakan dalam
menulis Hanzi, siswa lebih merasa senang dan suasana kelas tidak membosankan.
E. Kesulitan yang Dirasakan Siswa dalam Menulis
Hanzi
Dalam mempelajari sesuatu, sedikit banyak akan dijumpai kesulitan, termasuk dalam belajar menulis Hanzi. Kesulitan belajar dapat ditunjukkan
rendah, hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, dan keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Dua dari
ketiga hal tersebut dijumpai pada siswa kelas X, yaitu prestasi yang rendah dan keterlambatan mengerjakan tugas, sehingga bisa dipastikan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam menulis Hanzi.
Hanzi jumlahnya lebih dari 50.000, yang sering dipakai ada 34 ribu huruf saja Patrick Lin, 1996, dan masing-masing terdiri dari goresan-
goresan yang tidak sama. Bagi pemula, mempelajari Hanzi termasuk salah satu yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran, karena tidak bisa langsung
commit to user
menulis huruf tersebut dengan mementingkan hasil yang sama tanpa memperhatikan aturan penulisan. Selama mengadakan penelitian pada siswa
kelas X SMA Negeri 4 Surakarta, penulis mendapati berbagai hal yang dirasakan sulit oleh siswa dalam penulisan Hanzi sebagai berikut.
1. Menghafalkan 8 goresan dasar.
2. Menentukan goresan yang harus ditulis terlebih dahulu.
3. Menjabarkan Hanzi sesuai goresan yang benar.
4. Menghitung jumlah goresan Hanzi yang sesuai.
Berbagai kesulitan ini muncul karena dalam sebuah materi memang terdapat kekurangan-kekurangan tersendiri sebagai objek yang mudah
dipelajari. Salah satu hal yang dapat kita periksa untuk mengetahui penyebab kesukaran siswa belajar adalah materi yang diajarkan dianggap terlalu sulit.
Termasuk di dalamnya adalah materi Hanzi. Menulis Hanzi berbeda dengan
menulis latin. Setiap hurufnya terbentuk dari gabungan goresan-goresan dasar Jerry, 2002: 11, dimana menurut siswa tidak mudah untuk dihafalkan,
karena meskipun setiap goresan dasar ini hanya berupa garis dan titik, namun ada cara tersendiri dalam menuliskannya. Selain itu bentuk dari 8 goresan
hampir sama, seperti antara heng dengan zhe, na dengan dian, dan shu dengan pie, yang membuat siswa sering salah menyebutkan nama goresan yang
dimaksud. Jadi secara keseluruhan, ketika siswa menuliskan sebuah goresan mereka harus tahu bagaimana menuliskannya dengan benar, goresan mana
yang mereka maksud dan apa nama goresan tersebut.
commit to user
Kesulitan kedua adalah menentukan goresan yang harus ditulis terlebih dahulu, sama halnya dengan menuliskan goresan
yang membentuknya, Hanzi memiliki urutan penulisan yang harus dijalankan, dari
mana kita harus mulai menuliskan sebuah goresan pertama, baru goresan kedua, ketiga, dst. Hal ini menjadi sebuah kesulitan karena selain harus
menentukan goresan yang tepat dengan huruf yang akan ditulis, mereka masih bingung huruf tersebut ditulis dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan,
atau dari dalam ke luar, dsb. Karena jika arah penulisannya salah, maka hasilnya tidak akan sempurna bahkan tidak tepat. Siswa juga merasa sulit
ketika harus mengingat huruf yang akan ditulis, dimana huruf tersebut dirasakan sangat rumit karena bentuknya tidak sesederhana huruf latin yang
biasa mereka tulis. Kesulitan berikutnya adalah ketika harus menjabarkan Hanzi sesuai goresan yang benar. Rata-rata siswa belum mampu menentukan
goresan yang tepat yang membentuk huruf tersebut, karena bentuk goresan yang mirip dan mereka belum hafal. Mereka juga belum bisa menentukan
Hanzi yang akan dijabarkan tersebut ditulis dari arah mana, sehingga menjabarkannyapun juga kesulitan harus dari arah mana.
Satu hal lagi kesulitan yang dirasakan siswa yaitu menghitung jumlah goresan Hanzi. Seringkali siswa menganggap goresan itu adalah satu
gabungan padahal ada beberapa goresan Hanzi yang dipisah begitu juga sebaliknya, sehingga hal ini membuat siswa salah dalam menghitung.
Berbagai kesulitan yang dirasakan siswa selain akibat dari tingkat kesulitan materi itu sendiri, juga dikarenakan beberapa faktor dari luar yang
commit to user
sebenarnya sudah ada sebelum materi tersebut akan dipelajari. Diantaranya adalah:
1. Hanzi merupakan huruf asing yang pelajarannya tidak diterima oleh siswa dari kecil.
Sebelum Bahasa
Mandarin diresmikan
menjadi bahasa
internasional ke dua setelah Bahasa Inggris, siswa SMA Negeri 4 Surakarta kebanyakan dari kecil hanya menerima pelajaran menulis huruf
latin, sehingga mereka merasa kesulitan ketika harus menulis sebuah huruf asing dengan berbagai kerumitan didalamnya yang tidak pernah mereka
bayangkan mempelajari apalagi menuliskan huruf tersebut. 2. Kurangnya minat siswa mempelajari Hanzi
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah diketahui. Dalam hal menulis, agar bisa
menuliskan sesuatu, maka harus tau tentang sesuatu itu. Hal inilah yang
tidak dimiliki oleh siswa, mereka belajar sesuatu yang belum mereka kenal sebelumnya. Kurangnya pengetahuan tentang Hanzi karena belum
mempelajari lebih dalam, namun hal tersebut sangat berpengaruh terhadap minat mereka pada materi ini. Minat adalah kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Sebagian siswa masih belum menemukan sisi menarik dari Hanzi yang bisa menumbuhkan semangat
untuk mempelajarinya. Kurangnya minat siswa ini membuat mereka merasa kesulitan dalam belajar menulis Hanzi.
commit to user
F. Cara Mengatasi Kesulitan yang Dirasakan Siswa