kepada ahli atau yang berwewenang dalam suatu masalah.
81
Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara Insidental. Wawancara Insidental wawancara tidak formal adalah Jenis wawancara yang
dilaksanakan sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
82
Penulis mengadakan wawancara Insidental dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
4. Metode dokumentasi
Sebagaimana yang dikemukan oleh Suharsimi Arikunto bahwa pengertian metode dokumentasi adalah mencatat data mengenai hal-hal atau fariable yang
berupa catatan, traskrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya merupakan kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan.
83
Metode ini penulis gunakan sebagai metode pelengkap yang menghasilkan data sekunder, data-data tersebut diantaranya yaitu: biografi
sekolah, nama dan jumlah peserta didik dalam satu kelas dan catatan lainnya seputar kelas V SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung.
E. Tekhnik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, mengorganisasikan secara urutsistematis dan rasional untuk
menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap
81
Dalman, Menulis Karya Imiah, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013, h. 47.
82
http:shantycr7.blogspot.co.id201307contoh-hasil-wawancara-dengan-guru.html , diakses
pada tanggal 17 Oktober 2016
83
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, h. 236.
tujuan penelitian tindakan kelas. Analisis data yang digunakan penulis bersifat kualitatif dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan. 1.
Data Reduction Reduksi Data Kegiatan reduksi data, yaitu kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dan memilih hal-hal yang pokok.
84
Atau bisa dikatakan sebagai suatu proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang
bermakna. 2.
Display Data Penyajian Data Dalam penelitian kualitatif, menurut Sugiyono penyajian data biasa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowechart dan sejenisnya.
85
3. Conclusion Deawing Verfication Penyimpulan
Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau rumusan yang
singkat dan padat. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dapat dianalisis menggunakan analisis deskriftif persentase.
84
Sugiyono. Op. Cit. h. 240.
85
Ibid. h. 249.
F. Analisis Data
Untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik digunakan instrumen tes hasil belajar peserta didik yang meliputi produk, proses, dan psikomotor. Penentuan
ketuntasan berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasi peserta didik.
1. Ketuntasan Belajar Individu
Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase, yaitu:
Jumlah Skor Yang Diproleh Perindividu Prosentase =
X 100 Skor Maksimal
Indikator keberhasilan Peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM yaitu minimal 60. 2.
Ketuntasan Belajar Klasikal Adapun ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan
analisis deskriptif prosentase, yaitu: P = Σ n 1 x 100
Σ n Keterangan :
P = Nilai ketuntasan belajar Σ n 1 = Jumlah keseluruhan peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran
Σ n = Jumlah keseluruhan peserta didik Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika
jumlah peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran mencapai angka minimal 85.
Hasil analisis data ini merupakan bagian terpenting dalam melakukan refleksi, sebab dari hasil analisis dapat dilihat sejauh mana target telah
tercapai, apa target yang belum tercapai, dan kendala-kendala yang terjadi. Berdasarkan ini peneliti menarik kesimpulan, menggunakan satu cara yaitu
dengan cara berpikir induktif. Berpikir induktif adalah pemikiran yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkret,
kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus dan konkret itu, ditarik generalisasi atau kesimpulan yang bersifat umum. Dan penulis
menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya pada siklus berikutnya.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung
1. Gambaran Umum SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung
SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung mulai beropresional pada tahun 1978 1979 di tanah hibah dari masyarakat dengan lahan seluas 2070 m
2 .
SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung ini terletak di desa Sukabumi. Jln. Pulau Singkep,
Gg. Masjid No. 77, kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung. Letak sekolah dasar ini sangatlah strategis karena berada diantara perkampungan padat penduduk dan
tidak cukup jauh dari jalan raya sehingga sangat mudah dijangkau oleh para peserta didik yang ingin belajar menuntut ilmu di SDN 1 Sukabumi Bandar
Lampung. SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung ini memiliki luas bangunan seluas 470 m
2
dan luas halaman sekolah 400 m
2
dengan jumlah ruang belajar sebanyak 9 unit yang menampung 831 peserta didik dari jumlah keseluruhan peserta didik yang
belajar di SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung. SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung ini dalam tiap tahunya sampai
sekarang masih tetap eksis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bahkan dengan usianya yang relatif tua SDN 1 Sukabumi Bandar Lampung masih sangat
produktif dan mengalami perkembangan yang sangat baik, hal ini terbukti dari penambahan peserta didik, guru, dan ruang belajar pada setiap tahunya. Saat ini