PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN PENGGUNAAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PESERTA DIDIK DI SMP AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

HERNANDA DWI PUTRA NPM. 1211010119

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG 2017


(2)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

HERNANDA DWI PUTRA NPM.1211010119

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Drs. H. Agus Jatmiko, M.Pd. Pembimbing II : Dr. Tulus Suryanto, SE, M.M, Akt.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG 2017


(3)

ii

SMP AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG T.A.2016/2017 Oleh

HERNANDA DWI PUTRA

Prestasi peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal antara lain adalah pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran, kedua faktor tersebut memungkinkan mempengaruhi hasil belajar pendidikan agama islam peserta didik. Pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran yang baik juga memungkinkan hasil belajarnya pun baik. Peneliti mengidentifikasikan masalah yang ada di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung yaitu: pembiayaan pendidikan SMP Al-Kautsar Bandar Lampung terbilang tinggi, penggunaan internet peserta didik kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung kurang maksimal, dan hasil belajar peserta didik SMP Al-Kautsar Bandar Lampung sangat kompetitif. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan pendidikan dan hasil belajar, pengaruh penggunaan internet dalam pembelajaran dan hasil belajar, pengaruh pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar pendidikan agama islam peserta didik kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung TA 2016/2017. Metode penelitian ini adalah metode dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari jumlah populasi yang dikembangkan oleh Issac dan Michael diperoleh jumlah sampel 170 responden dari jumlah populasi 307 peserta didik kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung TA 2016/2017. Instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner dalam bentuk skala likert. Teknik analisa data dengan statistik deskriptif dan analisis data inferensial yaitu tenik korelasi sederhana, korelasi ganda dan regresi dengan taraf kesalahan 5%.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pembiayaan pendidikan, penggunaan internet dalam pembelajaran dan hasil belajar pendidikan agama islam peserta didik kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung TA 2016/2017 berada dalam kualifikasi baik sampai sangat baik, terdapat hubungan antara pembiayaan pendidikan terhadap hasil belajar pendidikan agama islam dengan nilai r= 0,613 thitung = 14,64 pada taraf signifikansi 5%, nilai p= 0,000 dengan tingkat keeratan “kuat”. Terdapat hubungan antara penggunaan internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar pendidikan agama islam dengan nilai r= 0,222 thitung= 11,92 pada taraf signifikansi

5%, nilai p= 0,000 dengan tingkat keeratan “rendah”. Sedangkan hasil analisis korelasi ganda didapatkan bahwa pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran bersama-sama mempengaruhi hasil belajar pendidikan agama islam dengan nilai r=0,403 thitung= 12,58

pada taraf signifikansi 5%, nilai p=0,000 dengan tingkat keeratan “sedang”.

Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembiayaan pendidikan terhadap hasil belajar pendidikan agama islam peserta didik, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar pendidikan agama islam peserta didik, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pendidikan terhadap hasil belajar pendidikan agama islam peserta didik.

Kata kunci:Pembiayaan Pendidikan, Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran, Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.


(4)

(5)

(6)

v































………….

Artinya :

“Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ...”1

(QS. Al Mujadalah: 11)

1

Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya (Jakarta: CV. Jumanatul ‘Ali-art,


(7)

vi

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Herpohan dan Ibundaku tercinta Herlina Wati, S.Pd atas ketulusannya dalam mendidik, membesarkan, dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta keikhlasan didalam do’a sehingga menghantarkan penulis menyelesaikan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2. Kakak dan adikku tersayang Herviza Prima Jaya, S.Pd, Heriza Tri Leswanda dan Hervina Mutiara Sari yang selalu memberi motivasi dan dukungan semangat kepada penulis.

3. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberkan motivasi untuk keberhasilanku.

4. Kawan-kawan seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam kelas A Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Angkatan 2012.


(8)

vii

tanggal 14 Februari 1995, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Herpohan dan Ibu Herlina Wati, S.Pd.

Pendidikan formal yang pernah penulis jalani dimulai di Taman Kanak-kanak Nurul Imam lulus pada tahun 2000. Sekolah Dasar Negeri 4 Natar Lampung Selatan lulus pada tahun 2006. Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Bandar Lampung lulus pada tahun 2009. Dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar Lampung Selatan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam. Selama menempuh pendidikan tersebut, penulis telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Desa Sidoluhur, Kec. Bangun Rejo, Kab. Lampung Tengah. Selain itu, penulis juga telah mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan di MTs Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2015. Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga pernah mengikuti beberapa organisasi Kampus diantaranya: UKM Bapinda dan UKMF Ibroh.

Hanya itu riwayat hidup yang dapat penulis sampaikan semoga dalam aktifitas selalu menjadi lebih baik. Amin.


(9)

viii

Maha Pencipta semesta alam yang telah memberikan nikmat pemahaman, kesehatan serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan dan Penggunaan Internet dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada Peserta Didik di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung T.A 2016/2017” Sebagai persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana dalam ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bimbingan, bantuan, motivasi, dan fasilitas yang diberikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga terselesaikannya skripsi ini, rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Dr. H. Chairul Anwar, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2. Dr. Imam Syafe‘i, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

3. Drs. Thomas Helmi, M.Ag (Alm), selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.


(10)

ix

5. Dr. Tulus Suryanto, S.E., M.M., Akt., selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dengan ikhlas dan sabar hingga akhir penyusunan skripsi ini.

6. Ibu dan Bapak Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung yang telah banyak membantu dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh perkuliahan sampai selesai.

7. Ibu, Bapak, Kakak dan Adik tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil yang tak ternilai selama proses penyusunan skripsi ini.

8. Dra.Sri Purwaningsih, selaku Kepala SMP Al-Kautsar Bandar Lampung yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

9. Rudiyanto, S.Pd, selaku Wakil Kepala Kurikulum SMP Al-Kautsar Bandar Lampung yang telah mengizinkan dan banyak membantu dalam proses penelitian.

10. Nurhayati, M.Pd , selaku Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.


(11)

x Negeri Raden Intan Lampung.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, namun telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan, dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi

pembaca pada umumnya. Amin yaa Rabbal‘alamin..

Bandar Lampung, Februari 2017 Penulis,


(12)

xi

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ... 1

B. Alasan Memilih Judul ... 3

C. Latar belakang ... 4

D. Identifikasi Masalah ... 18

E. Batasan Masalah ... 18

F. Perumusan Masalah ... 18

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 19

H. Ruang Lingkup ... 21

BAB II. LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Pendidikan ... 22

1. Kebijakan Pembiayaan Pendidikan Indonesia ... 22

2. Pengertian Pembiayaan Pendidikan... 24

3. Jenis-jenis Pembiayaan Pendidikan ... 26

B. Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 29

1. Pengertian Internet... 29

2. Penggunaan Internet ... 31

3. Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 33

4. Katateristik Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 37

5. Pengembangan Metode Pembelajaran Menggunakan Internet ... 38

6. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 39


(13)

xii

E. Hipotesis ... 44

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 45

B. Variabel Penelitian ... 45

C. Populasi dan Sampel ... 49

1. Populasi ... 49

2. Sampel ... 50

D. Metode Pengambilan Data ... 51

1. Metode Angket atau Kuesioner ... 51

2. Metode Observasi ... 52

3. Metode Interview ... 52

4. Metode Tes ... 54

5. Metode Dokumentasi ... 55

E. Instrument Penelitian ... 55

F. Uji Instrument ... 57

1. Uji Validitas ... 57

2. Uji Reliabilitas ... 58

G. Analisis Data ... 59

1. Uji Prasyarat Analisis ... 60

a. Uji Normalitas ... 60

b. Uji Linearitas dan Keberartian ... 61

2. Uji Hipotesis ... 62

a. Uji Hipotesis Pertama ... 62

b. Uji Hipotesis Kedua ... 64

c. Uji Hipotesis Ketiga ... 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 66

B. Analisis Data ... 72

1. Uji Validitas Angket ... 72


(14)

xiii BAB V. PENUTUP

A. Simpulan ... 89

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(15)

xiv

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 45

Tabel 3.2 Jumlah Seluruh Peserta Didik Kelas VIII SMP Al Kautsar Bandar Lampung T.A 2016/2017 ... 49

Tabel 3.3 Penilaian Skala Likert Angket Pembiayaan Pendidikan ... 55

Tabel 3.4 Penilaian Skala Likert Angket Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 55

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Pembiayaan Pendidikan ... 56

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 56

Tabel 3.7 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 64

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik SMP Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017 ... 67

Tabel 4.2 Jumlah Peserta didik SMP Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017 ... 69

Tabel 4.3 Keadaan Lokal/Ruangan di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017 ... 70

Tabel 4.4 Jumlah SPP Siswa/i SMP Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016-2017 ... 71

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Angket Pembiayaan Pendidikan ... 72

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Angket Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 72


(16)

xv

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pembiayaan Pendidikan ... 74

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran ... 75

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ... 76

Tabel 4.11 Nilai Mean, Standar Deviasi, Minimum, Maximum ... 77

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas ... 77

Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas ... 78


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Pembiayaan Pendidikan ... 95

Lampiran 2 Angket Penggunaan Internet dalam Pendidikan ... 99

Lampiran 3 Skor Tiap Responden Angket ... 103

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas Angket ... 114

Lampiran 5 Nilai Tiga Variabel ... 116

Lampiran 6 Uji Prasyarat Analisis ... 120

Lampiran 7 Uji Hipotesis 1 dan 2 ... 124

Lampiran 8 Uji Hipotesis 3 ... 128

Lampiran 9 Dokumentasi foto Penelitian ... 130

Cover Acc Seminar ... 136

Cover Acc Bab I-III ... 137

Cover Acc Munoqosah ... 138

Surat Izin Pra-Penelitian ... 139

Surat Izin Penelitian ... 140

Surat Balasan Penelitian di SMP Al-Kautsar ... 141

Kartu Konsultasi ... 142


(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan dan Penggunaan Internet dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung“. Untuk menghindari kesalahan dalam memahami maksud judul skripsi ini maka penulis perlu memberikan penjelasan maksud judul skripsi ini dengan menguraikan istilah judul sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh berarti Daya yang ada atau timbul dari suatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.1 Jadi yang dimaksud dengan pengaruh di sini adalah suatu dampak yang timbul oleh sesuatu tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap suatu nilai-nilai ajaran tertentu.

2. Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan adalah salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah).2 Jadi yang dimaksud pembiayaan pendidikan di sini adalah suatu biaya yang dikeluarkan orang tua dalam menyelenggarakan pendidikan anaknya.

1

Departemen Pendidikan Nasiona, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV PT

Gramedia Utama, Jakarta, 2008, h. 1045

2

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja


(19)

3. Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran

Menurut Onno W. Purbo menjelaskan bahwa penggunaan internet dalam pembelajaran (e-learning) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pembelajaran lewat teknologi internet.3 Jadi yang dimaksud penggunaan internet dalam pembelajaran di sini adalah sebuah metode belajar yang diterapkan guru dengan memanfaatkan teknologi masa kini yaitu internet.

4. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana dalam buku karangannya “Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar”,hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.4 Jadi yang dimaksud hasil belajar di sini adalah hasil nilai yang diterima siswa setelah melakukan suatu proses belajar mengajar.

5. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah Suatu usaha bimbingan dan bantuan yang di diberikan dalam bentuk pelajaran yang diajarkan dengan maksud untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anak didik sesuai dengan ukuran atau ajaran-ajaran Islam.5 Jadi yang dimaksud dengan pelajaran agama Islam di sini adalah suatu bimbingan dan pengarahan

3

Rusma, Deni Kurniawan, Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 288.

4

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar(Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001),h. 3.

5


(20)

tentang kehidupan yang diberikan kepada anak dengan harapan akan mampu membentuk keimanan dan ketaqwaan.

6. Peserta didik

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa peserta didik adalah Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.6 Sedangkan peserta didik adalah pelajar, murid pada sekolah dasar dan menengah.7

7. SMP Al Kautsar Bandar Lampung

Yaitu lembaga pendidikan Islam pada tingkat menengah pertama yang bernama SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

Berdasarkan pada uraian penegasan judul diatas maka judul skripsi ini

yang berbunyi :”Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Dan Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik Di SMP Al Kautsar Bandar Lampung “ Berarti Suatu Penelitian yang berusaha untuk mengkaji tentang pengaruh pembiayaan pendidikan dan metode belajar memanfaatkan internet terhadap hasil belajar pendidikan agama islam pada peserta didik di SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

B. Alasan Memilih Judul

Penulis mengadakan penelitian ini dengan alasan sebagai berikut :

6

UU RI, No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, h. 3

7


(21)

1. Pembiayaan pendidikan adalah suatu kompenen terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan, yang jika tidak adanya hal tersebut maka suatu proses pendidikan tidak akan terlaksana.

2. Penggunaan internet dalam pembelajaran merupakan suatu metode pembelajaran yang masih asing bagi sebagian guru yang ada di Indonesia. Mereka lebih banyak menggunakan metode pembelajaran konvensional, tanpa memanfaatkan ternologi yang ada contohnya internet.

3. Hasil belajar merupakan sebuah patokan apakah suatu metode pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak.

C. Latar Belakang

Manusia berkualitas sangat dibutuhkan dalam mewujudkan visi pembangunan nasional jangka panjang, yaitu menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa mandiri, sejahtera, adil dan makmur. Ini disebabkan faktor manusia bukan hanya sebagai objek, tetapi sekaligus juga sebagai pelaksana atau subjek pembangunan. Dalam konteks ini, dengan meminjam peristilahan ekonomi, manusia dipandang sebagai faktor penting dalam proses pembangunan dan biasa disebut dengan istilah sumber daya manusia (human resource).8

Kita dapat mengamati berbagai contoh tentang bagaimana Negara-negara yang telah maju dalam banyak bidang, baik ekonomi maupun sains dan teknologi, menjadi sejahtera padahal negara-negara itu miskin Sumber Daya Alam (SDA) namun memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Jepang dan

8

Mohammad Ali, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, (Bandung: PT Imperial


(22)

Korea Selatan adalah diantara sekian banyak contoh negara-negara yang miskin sumber daya alam namun memiliki seumber daya manusia berkualitas. Jepang sebagai Negara yang miskin sumber daya alam dapat menjadi pendatang baru (late comer) dalam kemajuan industri dan ekonomi, karena sejak restorasi Meiji memulai upaya mengejar ketertinggalannya dari negara-negara yang telah lebih dahulu mencapai kemajuan ekonomi dan industri (fore runners) seperti Jerman dan Amerika Serikat dengan memacu pengembangan sumber daya manusia, yaitu dengan terlebih dahulu memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan.9

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dari proses pendidikan tersebut, akan memunculkan sumber daya manusia yang berprestasi dalam berbagai bidang terutama pendidikan.

Menurut Sudirman dalam Ilmu Pendidikan Islam karangan Ramayulis, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Didalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.10

Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

9Ibid

., h.115-116

10


(23)

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu dan cakap. Butir-butir dalam tujuan Nasional tersebut terutama yang menyangkut nilai-nilai dan berbagai aspeknya, sepenuhnya adalah nilai-nilai dasar ajaran Islam, tidak ada yang bertentangan dengan tujuan pendidikan Islam. Seperti ayat dibawah ini tujuan hidup yang dijadikan tujuan pendidikan :

















Artinya : “Dan Aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk

menyembah-Ku”. (Q.S. Al-Zhariat : 56)11

Ayat diatas menjelaskan bahwa dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan peranannya sebagai mahluk ciptaan Allah SWT yaitu semata-mata untuk beribadat kepada Allah SWT. Dalam hal ini pendidikan harus memungkinkan manusia memahami dan menghayati tentang Tuhannya sedemikian rupa, sehingga semua peribadatannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan kekhusu‘an terhadap-Nya, memalui seremoni ibadah dan tunduk senantiasa pada syari‘ah dan petunjuk Allah SWT. Agama Islam pun mewajibkan kepada umatnya untuk selalu belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka untuk meningkatkan derajat kehidupan mereka, yang dijelaskan dalam Al-Qur‘an surat Al Mujadilah ayat 11, sebagai berikut:

11

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: Karya Toha Putra,


(24)





































































































Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan”. (QS. Al Mujadilah: 11)12

Ayat diatas menjelaskan bahwa Islam sangat menginginkan umatnya yang beriman dan mempunyai ilmu. Agar umat Islam mengetahui pengetahuan sesuai dengan tuntutan keadaan zaman pada saat itu, yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kita semua. Allah SWT juga akan mengangkat derajat manusia lebih tinggi dari pada orang kebanyakan karena ilmu dan iman yang ia miliki.

Pendidikan memegang peran yang menentukan terhadap eksistensi dan perkembangan masyarakat, karena pendidikan merupakan usaha untuk mentransfer dan mentransformasikan pengetahuan serta menginternalalisasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang sudah tercantum dalam Undang-Undang tentu saja harus memiliki proses pembelajaran yang sistematis dan berjalan secara teratur agar tercapai secara optimal.

Menurut Gagne dalam buku Belajar dan Pembelajaran karangan Dimyati dan Mudjiono, belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,

12Ibid.


(25)

sikap dan nilai. Menurut gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternalal, kondisi internalal dan hasil belajar.13

Terdapat tiga komponen utama dalam belajar yaitu input, proses, dan output. Output merupakan segala sesuatu yang ada diluar diri peserta didik seperti keluarga, teman, sekolah, lingkungan, dan lain sebagainya. Proses belajar merupakan proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh yaitu berupa model atau strategi pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar, serta sarana prasarana yang mendukung. Model pembelajaran dan sarana prasarana yang mendukung dapat menciptakan proses belajar yang optimal dan menghasilkan hasil belajar yang baik. Output dalam pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar yaitu berupa perubahan tingkah laku dan hasil belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.14 Hasil belajar diarahkan pada dua hal, yaitu untuk mendapatkan data yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan belajar yang dicapai yang diikuti oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu.15 Dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar, maka peserta didik akan mengetahui dirinya termasuk peserta didik yang berkemampuan tinggi, rata-rata, ataukah rendah.

Menurut The Word Bank, menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan berkualitas berimplikasi pada lebih tingginya pembiayaan. Pembiyaan itu selain dibutuhkan untuk penyediaan sarana, prasarana, dan berbagai alat serta

13

Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Renika Cipta, 2006), h. 10.

14

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 1989), h. 22.

15


(26)

perlengkapan pembelajaran yang mendukung kualitas juga memerlukan dukungan pembiyaan operasional yang juga lebih tinggi.16

Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam menyelenggarakan pendidikan (di sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak dapat berjalan. Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).17 Tidak hanya itu, untuk menyelenggarakan suatu proses pendidikan harus ada kerjasama dari segala pihak baik itu pemerintah, sekolah, orang tua, masyarakat, dan pihak lain yang mendukung penyelenggara pendidikan.

Menurut Dadang Suharda, dkk dalam buku Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, sumber-sumber biaya pendidikan anatara lain dari: (1) pemerintah seperti APBN dan APBD; (2) sekolah (iuran siswa); (3) Masyarakat (sumbangan); (4) dunia bisnis (perusahaan); dan (5) hibah.18

Peran serta pemerintah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan adalah dengan memberikan alokasi biaya kepada lembaga-lembaga atau satuan-satuan penyelenggara pendidikan yang dituangkan dalam sistem

16

Mohammad Ali, Op.cit., h.330.

17

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.3.

18

Dadang Suhardan, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014),


(27)

anggaran di Indonesia. Pembiayaan pendidikan yang diberikan pemerintah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) tahun 2006 bab IX pasal 62 dikeluarkan pemerintah untuk gaji pendidik, sarana dan prasarana sekolah, pengembangan sumber daya manusia, dan biaya operasional pendidikan lainnya. Pembiayaan tersebut didapatkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagaimana diatur di Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No.20 tahun 2003 pasal 49 tentang pealokasian dan menyebutkan bahwa Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggara Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).19

Pada tahun 1984 Pemerintah merencanakan wajib belajar pendidikan dasar enam tahun. Kemudian pada tahun 1994 diteruskan menjadi wajib pendidikan dasar Sembilan tahun. Dengan demikian, baru setelah 39 tahun muncul kebijakan terencana di sektor pendidikan yang di awalnya lebih menitikberatkan kepada aspek kuantitatif, yaitu partisipasi masyarakat mengikuti program ini, dan belum menyentuh kepada aspek kualitas. Namun setelah adanya perbaikan pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945, kebijakan pendidikan mengarah kepada peningkatan kualitas.20

Sejauh tercatat dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sebagian besar biaya pendidikan di tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat, sedangkan pada sekolah swasta berasal dari para siswa atau

19

Menteri Pendidikan Nasional, UNDANG-UNDANG SISDIKNAS (SISTEM

PENDIDIKAN NASIONAL) (UU RI NO.20 Th. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.32

20


(28)

yayasan. Pada tahun 1991/1992, sebanyak 92,39% penerimaan biaya pendidikan di SD berasal dari pemerintah pusat, hanya 0,23% dari pemerintah daerah, 6,98% dari iuran siswa yang ditampung melalui BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan) — sebelumnya bernama POMG (Persatuan Orang Tua Muruid dan Guru), 0,20% dari masyarakat, dan 0,20% dari sumber-sumber lain (Ditjen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah/PUOD, 1993). Keadaan ini belum banyak berubah hingga tahun 1995/1996; sebanyak 93-96% penerimaan SD Negeri, 78-91% penerimaan SLTP Negeri, dan 80% pada SLTA Negeri berasal dari pemerintah (Clark dkk, 1998; Triaswati dkk., 2001). Dengan hanya memperhitungkan dua sumber penerimaan, yaitu pemerintahan dan (keluarga) siswa, pada tahun 2000/2001 subsidi pemerintah untuk SD Negeri meliputi 81,5% sedangkan 19,5% lainnya dari iuran siswa.21

Seperti yang dijelaskan di atas, pembiayaan dalam pendidikan tidak hanya semata-mata dari pemerintah tetapi juga dari siswa (iuran orang tua). Peran orang tua sangat diperlukan karena orang tualah yang menyekolahkan dan membiayai anaknya hingga lulus. Kebanyakan orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah yang biayanya reliatif murah dibandingkan dengan sekolah yang memiliki fasilitas yang memadai. Hal tersebut dikarenakan sekolah yang memiliki fasilitas yang memadai kebanyakan merupakan sekolah yang biayanya mahal.

Besar-kecilnya biaya pendidikan, terutama pada tingkat satuan pendidikan, berhubungan dengan berbagai indikator mutu pendidikan, seperti angka

21


(29)

partisipasi, angka putus sekolah dan tinggal kelas, dan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu, dalam konteks perencanaan pembiayaan pendidikan, pemahaman terhadap aspek pembiayaan pendidikan sangatlah penting. Pemahaman dimaksud merentang dari hal-hal yang sifatnya mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), antara lain meliputi sumber-sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi dalam penggunaannya, dan akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahan-perubahan kuantitatif dan kualitatif yang terjadi pada semua tataran, khususnya di tingkat sekolah.22

Dengan pembiayaan yang tepat, maka pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut darimana dana itu berasal hingga kemana dana tersebut di salurakan akan dapat terjawab dengan jelas dan terstruktur. Pembiayaan dalam pendidikan dapat dialokasikan untuk mempermudah terlaksananya suatu proses pendidikan seperti penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam proses pembelajaran salahsatunya internet.

Tuntutan masyarakat yang makin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelolah dengan melalui pola tradisional. Disamping itu, cari tradisional yang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi, dan sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat

22


(30)

kebijakan untuk memanfaatkan media teknologi dan pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan.23

Salah satu pemanfaatan media teknologi ialah media Teknologi Informasi yang telah mengarah ke teknologi Web yang ditandai diantaranya berkembangnya sistem berbasis jejaring sosial (social networking).24 Penggunaan internet di zaman modern ini sangat berkembang dengan pesat. Tumbuhnya penggunaan internet yang pesat tersebut tentu berkaitan dengan pandangan masyarakat yang memandang menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung kegiatan sehari-hari.

Menurut catatan Telcordia Tekcnologies, jumlah internet host yang berkembang cepat terjadi di sepuluh Negara maju yaitu Amerika, Australia, Belanda, Kanada, Italia, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, dan Taiwan. Pada tahun 1992 jumlah Internet host ini sebanyak sekitar 2 juta dan jumlah ini naik secara drastis sekali sehingga mencapai angka 116 juta pada bulan Juni 2001 dan mencapai 138 juta pada bulan Desember 2001. Ini berarti ada kenaikan mencapai 69 kali lipat selama 10 tahun atau naik 690% setiap tahunnya atau naik sebesar 57,5% setiap bulannya.25

Di Indonesia jumlah penggunaan internet naik sangat tajam. Menurut catatan Indocisc, menunjukkan bahwa jumlah Internet Service Provider (ISP) di Indonesia yang beroperasi adalah lebih dari 150 dan mereka tercatat dan mempunyai izin operasi dari Dirjen Postel. Kalau pada tahun 2000 diperkirakan

23

Sudarwan Daim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.2.

24

Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran berbasis TIK, (Jakarta: Referensi,2012),

h.325

25

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:


(31)

jumlah penggunaan internet di Indonesia ada sekitar 2 juta orang, maka akhir tahun 2001 jumlah tersebut diperkirakan naik dua kali lipat dan kini diperkirakan mencapai 7 juta orang. Tidak itu saja, jumlah domainsyang menggunakan ‗dot id‘

atau ‗.id‘ naik secara dramatis. Catatan Indocisc menunjukkan bahwa jumlah

domains di Indonesia tahun 1995 hanya berjumlah 87 dan pada bulan Maret 2001 jumlah tersebut meningkatdan mencapai 9.785 atau naik sebesar 112 kali selama 7 tahun atau naik sebesar 16 kali lipat untuk setiap tahunnya atau naik sekitar 133% setiap bulannya.26 Meningkatnya penggunaan internet di Indonesia juga disebabkan oleh kemudahan yang diberikan internet dalam mengakses hal-hal yang dibutuhkan penggunanya.

Pemanfaatan Internet khususnya di bidang pendidikan merupakan motor terbentuknya New Education System (sistem pemmbelajaran baru). Akan tetapi, pemanfaatan e-learning khususnya internet untuk kegiatan pembelajaran apakah itu virtual library atau virtual campus bukan saja terjadi di Indonesia maupun di Asia Tenggara, namun juga di berbagai penjuru di dunia ini. Namun harus diakui bahwa pemanfaatan e-learning di Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura atau bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini bias dilihat dari data penggunaan internet di mana pengguna internet terbesar adalah berada di negara-negara maju. Di Indonesia, penggunaan internet diperkirakan sebesar 7 juta atau sekitar 3% dari jumlah penduduk. Sementara itu penggunaan internet di Eropa sebesar 113 juta atau 14% dari total penduduk. Penggunaan internet dunia

26Ibid


(32)

diperkirakan sudah mencapai angka 407 juta atau sebesar 7% dari total jumlah penduduk.27

Kita dapat mengamati berbagai contoh tentang pemanfaatan internet untuk pembelajaran dari negara Malaysia. Di Malaysia, internet dan fasilitas ICT sudah dimanfaatkan di sekolah-sekolah lanjutan. Ini artinya tiap sekolah lanjutan sudah disediakan fasilitas komputer. Di Malaysia dikenal dengan istilah SMART School. Sekolah ini berkerjasama dengan Telekom Malaysia dimana dalam pelaksanaannya bukan saja disekolah memanfaatkan IT dan Internet untuk keperluan proses belajar mengajar, tetapi internet untuk tujuan efisiensi manajemen pengelolaan pendidikan. Pejabat yang membidangi pendidikan baik di tingkat distrik maupun tingkat nasional dapat memonitor pelaksanaan dari proses belajar dan mengajar di sekolah secara lebih mudah.28

Penggunaan internet untuk pembelajaran di Indonesia bisa ditingkatkan jika fasilitas yang mendukung memadai baik fasilitas yang berupa infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Fasilitas infrastruktur sangat dibutuhkan dalam penggunaan internet untuk pembelajaran, karena fasilitas tersebut dapat menjadi sebuah wadah bagi peserta didik, guru, maupun sekolah untuk mempermudah suatu proses pendidikan.

Berdasarkan hasil pra surve diketahui bahwa pencapaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Al Kautsar Bandar Lampungsangat kompetitif. Hal ini dapat dibuktikan dengan prestasi yang telah dicapai peserta didik(siswa/siswi) SMP Al Kautsar yang berhubungan

27Ibid

., h.203-204

28Ibid


(33)

dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu: juara 1 Seni Baca Al

Qur‘an FLS2N (kota), juara 1 dan 2 LCT PAI (kota), juara 1 LCT PAI (provinsi),

dan juara 2 Da‘i (provinsi).

WAKA Kurikulum bapak Rudiyanto, S.Pd. mengatakan bahwa SMP Al Kautsar merupakan salah satu sekolah berprestasi terutama di bidang pendidikan agama islam. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerjasama semua pihak. Biaya SPP di SMP Al Kautsar berada disekir Rp 350.000 – 600.000/bulan. Tidak dipungkiri bahwa biaya SPP di SMP Al Kautsar Bandar Lampung secara umum terbilang tinggi, tetapi untuk sekolah swasta yang notabene semua biayanya berasal dari siswa, biaya tersebut terbilang sedang. Biaya SPP yang tinggi tersebut sangat berbanding lurus dengan kelengkapan fasilitas yang diberikan sekolah seperti LCD, ruangan yang ber AC, Wifi corner, dan ruangan utama dan penunjang yang lainnya.29

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan meneliti mengenai pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap penggunaan internet dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Al Kautsar Bandar Lampung. Peneliti melakukan penelitian tersebut dengan merujuk pada penelitian sebelumnya tentang pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap prestasi belajar (Soraya) dan pengaruh penggunaan internet terhadap prestasi belajar (Riyanto).

Menurut hasil penelitian Soraya yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Oleh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri

29


(34)

1 Sungai Ambawang” bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembiayaan pendidikan oleh orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungai Ambawang sebesar 66,1% yang dilihat dari nilai thitung

=13,307 (> ttabel = 1,662) pada signifikasi 2%.30

Sedangkan menurut hasil penelitian Muhammad Mujib yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah

Atas Di Kota Yogyakarta” bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan internet terhadap hasil belajar siswa sekolah menengah atas di kota yogyakarta sebesar 30% apabila ada kenaikan intensitas penggunaan internet sebagai media belajar sebesar 1%. Angka signifikansi koefisien regresi variabel penggunaan internet sebesar 0,00 yang ternyata lebih kecil dari 0,05 yang berarti pada angka kepercayan 95%.31

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan mengkaji lebih jauh bagaimana meningkatkan prestasi belajar tersebut melalui sebuah penelitian

dan kajian yang bersifat ilmiah dengan judul: “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan dan Penggunaan Internet dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Peserta Didik di SMP Al Kautsar Bandar Lampung”.

30Soraya, “

Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Oleh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungai Ambawang”.Jurnal Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap Prestasi Belajar, (Maret 2016), h. 1.

31

Muhammad Mujib, “Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Hasil Belajar Siswa

Sekolah Menengah Atas Di Kota Yogyakarta”. Skripsi Pengaruh Penggunaan Internet terhadap


(35)

D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, untuk merujuk prediksi masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pembiayaan Pendidikan SMP Al Kautsar Bandar Lampung terbilang tinggi,

2. Penggunaan internet peserta didik kelas VIII SMP Al Kautsar Bandar Lampung kurang maksimal,

3. Hasil belajar peserta didik SMP Al Kautsar Bandar Lampung sangat kompetitif.

E. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dijelaskan diatas maka akan diambil batasan masalah yaitu adakah pengaruh pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada peserta didik di kelas VIII SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

F. Perumusan Masalah

Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan prakteknya, antara aturan dengan pelaksanaannya, antara rencana dengan pelaksanaannya.

Stonner mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan,


(36)

antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetetisi.32

Sedangkan perumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas serta didukung oleh teori-teori yang mendukung statemen- statemen tersebut, maka dapat penulis rumuskan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada peserta didik di SMP Al Kautsar Bandar Lampung?

2. Berapa besar pengaruh penggunaan internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada peserta didik di SMP Al Kautsar Bandar Lampung?

3. Berapa besar pengaruh pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada peserta didik di SMP Al Kautsar Bandar Lampung?

G.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk agar penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

32

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta cv,


(37)

a. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

b. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

c. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Al Kautsar Bandar Lampung. 2. Kegunaan Penelitian

a. Guru, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi kajian pandidikan PAI khususnya dalam konteks pendidikan, sehingga pendidik dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak terlepas standar oprasional yang ada di Sekolah.

b. Lembaga Sekolah, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi sebagai bahan pertimbangan pendidik dan tim pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan kiranya dapat dijadikan salah satu sumber untuk penelitian selanjutnya.

c. Siswa, Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkat wawasan dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

d. Peneliti, Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan, pola pikir, tentang pembiayaan pendidikan dan


(38)

penggunaan internet dalam dunia pendidikan terutama dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran PAI.

H.Ruang Lingkup 1. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini obyek yang akan diteliti oleh peneliti adalah Pembiayaan Pendidikan dan Penggunaan Internet dalam Pembelajaran.

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang digunakan untuk diteliti adalah peserta didik kelas VIII SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan mengambil lokasi penelitian di SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian


(39)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Pendidikan

1. Kebijakan Pembiayaan Pendidikan di Indonesia

Dalam hal pembiayaan pendidikan, pemerintah sangat berperan besar terhadap terlaksananya pendidikan yang ada di Indonesia. Terutama tentang pembiayaan pendidikan, hal ini sangat berperan besar dalam proses pendidikan. Pemerintah terutama menteri pendidikan dapat memberikan kebijakan-kebijakan pendidikan yang dicantumkan di Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PEMENDIKNAS), dan lain-sebagainya.Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal ini menteri pendidikan seharusnya bersifat fleksibel dan tidak menguntungkan salah satu pihak. Untuk mempercepat proses pendidikan nasional yang lebih baik dalam hal ini pemerintah harus bekerja sama terhadap sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Dalam kerja sama itu pemerintah selaku menteri pendidikan dapat mengetahui permasalahan-permasalahn yang dialami sekolah terutama di bidang pembiayaan pendidikan.

Sebagaimana menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) tahun 2006 Bab IX pasal 62 tentang standar Pembiayaan menyebutkan antara lain:

(1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal


(40)

(2) Biaya investasi suatu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.

(3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur.

(4) Biaya operasi suatu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji

b. Bahan atau peralatan pendidikan habis dipakai.

c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

(5) Standar biaya operasional suatu pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.33

Dari peraturan menteri di atas kita dapat menyimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan sebagaimana di atur di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) tahun 2006 bab IX pasal 62 sangat berperan besar. Pembiayaan tersebut dikeluarkan pemerintah untuk gaji pendidik, sarana dan prasarana sekolah, pengembangan sumber daya manusia, dan biaya operasional pendidikan lainnya. pembiayaan tersebut didapatkan dari Anggaran Pendapatan

33

Menteri Pendidikan Nasional, PERMENDIKNAS 2006 TENTANG SI & SKL, (Jakarta:


(41)

dan Belanja Daerah (APBD) sebagaimana diatur di Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No.20 tahun 2003 pasal 49 tentang pealokasian dan menyebutkan bahwa Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggara Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).34

2. Pengertian Pembiayaan Pendidikan

Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam menyelenggarakan pendidikan (di sekolah).Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak dapat berjalan.

Pendidikan memang memerlukan biaya, oleh sebab itu latar belakang sosial ekonomi seorang anak dalam keluarganya sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan pendidikan. Biaya belajar berpengaruh terhadap kesanggupan seseorang anak dalam menyelesaikan semua program belajar dari hari ke minggu, dari minggu ke bulan, dari bulan ke tahun, serta dari tahun ke tahun selanjutnya.

Menurut Dadang Suharda, dkk dalam buku Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, sumber-sumber biaya pendidikan antara lain dari: (1) pemerintah

34

Menteri Pendidikan Nasional, UNDANG-UNDANG SISDIKNAS (SISTEM


(42)

seperti APBN dan APBD; (2) sekolah (iuran siswa); (3) Masyarakat (sumbangan); (4) dunia bisnis (perusahaan); dan (5) hibah.35

Dilihat dari sumbernya, dapat kita simpulkan biaya pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan.

Dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sebagian besar biaya pendidikan di tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat, sedangkan pada sekolah swasta berasal dari para siswa atau yayasan. Pada tahun 1991/1992, sebanyak 92,39% penerimaan biaya pendidikan di SD berasal dari pemerintah pusat, hanya 0,23% dari pemerintah daerah, 6,98% dari iuran siswa yang ditampung melalui BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan) — sebelumnya bernama POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru), 0,20% dari masyarakat, dan 0,20% dari sumber-sumber lain. Keadaan ini belum banyak berubah hingga tahun 1995/1996; sebanyak 93-96% penerimaan SD Negeri, 78-91% penerimaan SLTP Negeri, dan 80% pada SLTA Negeri berasal dari pemerintah. Dengan hanya memperhitungkan dua sumber penerimaan, yaitu pemerintahan dan (keluarga) siswa, pada tahun 2000/2001 subsidi pemerintah untuk SD Negeri meliputi 81,5% sedangkan 19,5% lainnya dari iuran siswa.36

Besar-kecilnya biaya pendidikan, terutama pada tingkat satuan pendidikan, berhubungan dengan berbagai indikator mutu pendidikan, seperti angka partisipasi, angka putus sekolah dan tinggal kelas, dan prestasi belajar siswa. Oleh

35

Dadang Suhardan, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014),

h.21

36

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja


(43)

sebab itu, dalam konteks perencanaan pembiayaan pendidikan, pemahaman terhadap aspek pembiayaan pendidikan sangatlah penting. Pemahaman dimaksud merentang dari hal-hal yang sifatnya mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), antara lain meliputi sumber-sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi dalam penggunaannya, dan akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahan-perubahan kuantitatif dan kualitatif yang terjadi pada semua tataran, khususnya di tingkat sekolah. Untuk sector pendidikan dasar dan menengah di bawah pembinaan Departemen Agama (Madrasah Ibitidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah), pengelolaan anggaran masih tetap terpusat dengan alasan bahwa agama tidak termasuk bidang yang didesentralisasikan.37

3. Jenis-jenis Pembiayaan Pendidikan

Biaya (cost) bila dikaitkan dalam pendidikan, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).Dalam pengertian ini, iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya.Bagaimana biaya-biaya itu direncanakan, diperoleh, dialokasikan, dan dikelola merupakan persoalan pembiayaan atau pendanaan pendidikan (educational finance). Dalam teori dan praktiknya pembiayaan pendidikan, baik pada tataran makro (nasional) maupun mikro (satuan pendidikan), dikenal beberapa kategori biaya pendidikan (Anwar; 1991; Gaffar, 1991; Thomas, 1972 antara lain: biaya langsung (direct cost) dan

37Ibid


(44)

biaya tak langsung (indirect cost); biaya pribadi (private cost) dan biaya sosial (social cost); serta biaya dalam bentuk uang (monetary cost) dan bukan uang (nonmonetary cost).38

a. Biaya langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah segala pengeluaran yang secara langsung menunjang penyelenggaraan pendidikan.Biaya tersebut dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga siswa.Biaya langsung ini lebih mudah dihitung karena diketahui oleh para wajib pajak dan data di sekolahpun tersedia. Biaya langsung berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar (PBM), penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru dan pegawai lainnya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya perawatan. Keperluan lain yang dikeluarkan seperti untuk keperluan antara lain:

 Biaya tambahan untuk ruangan, perlengkapan belajar, alat peraga, bahan laboratorium, pakaian praktik.

 Biaya transportasi/angkutan sekolah.

 Biaya buku pegangan guru dan buku di perpustakaan.

 Biaya UKS dan biaya penyelenggara counseling (bimbingan).  Biaya mendatangkan guru tambahan/ nara sumber.

b. Biaya tak langsung (indirect cost)

38Ibid.


(45)

Biaya tidak langsung adalah pengeluaran tidak secara langsung menunjang proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah, misalnya: biaya hidup siswa, biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan, biaya kesehatan, dan harga kesempatan (opportunity cost). c. Biaya pribadi (private cost)

Biaya pribadi adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau dikenal juga pengeluaran rumah tangga (household expenditure). Biaya tersebut bertujuan untuk keberhasilan belajar anak misalnya: keluarga membayar guru private supaya anak pandai bahasa inggris dan matematika, keluarga juga mengeluarkan uang tambahan supaya anak pandai menggunakan komputer.

d. Biaya sosial (social cost)

Biaya sosial adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah maupun melalui pajak yang terhimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai pendidikan.

e. Biaya dalam bentuk uang (monetary cost)

Biaya yang dikeluarkan baik oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan dalam bentuk uang.

f. Biaya dalam bentuk bukan uang (nonmonetary cost)

Biaya yang dikeluarkan baik oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok


(46)

masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan dalam bentuk sarana prasarana, kebijakan, dan lain sebagainya.

B. Penggunaan Internet Dalam Pembelajaran 1. Pengertian Internet

Menurut asal katanya, Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang artinya jaringan internasional (luas dam mendunia). Jaringan tersebut terbentuk dari banyaknya jaringan kecil atau LAN (Local Area Network) yang saling terhubung menjadi satu jaringan komputer Internasional atau WAN (Wide Area Network).39Internet merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, oraganisasi, maupun perorangan.Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia.Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi (Usenet news, e-mail, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote logindan lalu lintas file (Telnet/Network Terminal Protocol, FTP/File Transfer Protocol), dan aneka layanan lainnya.40

Jaringan yang membentuk internet berkerja berdasarkan suatu set protokol standar yang digunakan untuk menghubungkan jaringan computer dan mengamati lalu lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur format data yang diizinkan, penanganan kesalahan (eror handling), lalu lintas pesan, dan standar komunikasi lainnya. Protokol standar pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission

39

MADCOMS MADIUN, Menggenggam Dunia dengan Internet, (Yogyakarta: ANDI,

2010), h. 4

40

Wijaya dkk, Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas IX, (Jakarta: PT RajaGrafindo


(47)

Control Protocol/Internet Protocol). Protokol ini memiliki kemampuan untuk bekerja pada segala jenis komputer, tanpa terpengaruh oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem operasi yang digunakan. Sebuah sistem komputer yang terhubung secara langsung ke jaringan memiliki nama domain dan alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk numerik dengan format tertentu sebagai pengenal. Internet juga memiliki gateway ke jaringan dan layanan yang berbasis protokol lainnya.41

Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet: Discovery

(penemuan), ini meliputi browsing dan pencarian informasi tertentu.

Communication (komunikasi), internet menyediakan jaringan komunikasi yang sangat cepat dan murah dari mulai pesan-pesan yang berupa buletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar atau inter organisasi. Juga termasuk diantaranya transfer informasi (antarkomputer) dan proses informasi. Adapun contoh-contoh media komunikasi yang utama seperti E-mail, chat grup (percakapan secara berkelompok), dan newgroup (gabungan kelompok yang bertukar berita).Collaboration (kolaborasi), seiring dengan semakin meningkatnya komunikasi, dan kolaborasi antarmedia elektronik baik itu antarindividu maupun antar kelompok, maka beberapa fasilitas canggih dan modern pun mulai digunakan dari mulai screen sharing sampai dengan

41Ibid


(48)

teleconferencing (pertukaran sumber-sumber informasi) yang menyediakan akses pada server-server yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.42

2. Penggunaan Internet

Dalam lima tahun terakhir ini, perkembangan jumlah penggunaan internet di Indonesia juga tidak kalah pesatnya bila dibandingkan dengan mereka di luar negeri. Menurut catatan Telcordia Internet Sizer 4 Juli 2002, Indonesia termasuk 10 besar Negara pengguna internet yang jumlahnya naik secara cepat. Kesepuluh negara ini adalah Brazil, Chili, India, Indonesia, Malaysia, Meksiko, Portugal, Spanyol, Thailand, dan Ukraina. Tumbuhnya penggunaan internet yang pesat tersebut tentu berkaitan dengan pandangan masyarakat yang memandang menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung kegiatan sehari-hari.43

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar dalam bukunya

Mozaik Teknologi Pendidikan, faktor yang mempengaruhi perkembangan penggunaan internet, antara lain:

1. Menggunakan internet adalah sebuah kebutuhan untuk mendukung pekerjaan dan tugas sehari-hari.

2. Tersedianya fasilitas jaringan (Internet Infrastructur) dan koneksi internet (Internet Connections).

3. Semakin tersedianya peranti lunak pembelajaran (Management coursetools).

4. Keterampilan jumlah orang yang mengoprasikan atau menggunakan internet

5. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program yang menggunakan internet tersebut. (Soekartawi,2002)44

42

Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), h.280.

43

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2008), h.204

44Ibid


(49)

Menurut catatan Telcordia Tekcnologies, jumlah internet host yang berkembang cepat terjadi di sepuluh Negara maju yaitu Amerika, Australia, Belanda, Kanada, Italia, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, dan Taiwan. Pada tahun 1992 jumlah Internet host ini sebanyak sekitar 2 juta dan jumlah ini naik secara drastis sekali sehingga mencapai angka 116 juta pada bulan Juni 2001 dan mencapai 138 juta pada bulan Desember 2001. Ini berarti ada kenaikan mencapai 69 kali lipat selama 10 tahun atau naik 690% setiap tahunnya atau naik sebesar 57,5% setiap bulannya.45

Di Indonesia jumlah penggunaan internet naik sangat tajam. Menurut catatan Indocisc, menunjukkan bahwa jumlah Internet Service Provider (ISP) di Indonesia yang beroperasi adalah lebih dari 150 dan mereka tercatat dan mempunyai izin operasi dari Dirjen Postel. Kalau pada tahun 2000 diperkirakan jumlah penggunaan internet di Indonesia ada sekitar 2 juta orang, maka akhir tahun 2001 jumlah tersebut diperkirakan naik dua kali lipat dan kini diperkirakan mencapai 7 juta orang. Tidak itu saja, jumlah domainsyang menggunakan ‗dot id‘

atau ‗.id‘ naik secara dramatis. Catatan Indocisc menunjukkan bahwa jumlah

domains di Indonesia tahun 1995 hanya berjumlah 87 dan pada bulan Maret 2001 jumlah tersebut meningkatdan mencapai 9.785 atau naik sebesar 112 kali selama 7 tahun atau naik sebesar 16 kali lipat untuk setiap tahunnya atau naik sekitar 133% setiap bulannya.46 Meningkatnya penggunaan internet di Indonesia juga disebabkan oleh kemudahan yang diberikan internet dalam mengakses hal-hal yang dibutuhkan penggunanya.

45Ibid

46Ibid


(50)

Menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatanggo dalam bukunya Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Ada berbagai cara untuk mengakses internet antara lain:

1. Melalui warung internet (warnet). Warnet merupakan salah satu sarana yang memungkinkan orang yang tak memiliki computer untuk mengakses internet dengan mudah. Seseorang cukup dating ke tempat tersebut dan mengakses internet dengan basis pembayaran berdasarkan jumlah jam akses.

2. Dengan menggunakan sarana internet pada perusahaan yang telah terpasang pada perusahaan tempat pegawai bekerja atau kampus tempat mahasiswa belajar.

3. Dengan cara berlangganan dan mengakses internet di rumah.47 Yang dimaksud mengakses internet di rumah adalah dengan menggunakan modem atau media ponsel (Handphone) tentunya yang memiliki layanan Internet (GPRS/3G/HSDPA).

Dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan internet tersebut, maka penyediaan fasilitas berupa infrastruktur sangat diperlukan.Hal ini bukan saja didukung oleh data seperti yang disajikan diatas, namun juga semakin banyaknya warung-warung internet yang muncul di berbagai pelosok di Indonesia.Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya seperti listrik, telepon, Wifi corner, warung internet (warnet), dan fasilitas-fasilitas lainnya. Penggunaan internet bukan saja dari kalangan terpelajar (pelajar dan mahasiswa), namun juga dari kalangan masyarakat yang lain. Hal ini bisa dipakai sebagai indikasi bahwa internet memang diperlukan untuk membantu kelancaran pekerjaan atau tugas-tugas yang berhubungan dengan internet.

3. Penggunaan Internet dalam Pembelajaran (e-Learning)

Menurut Jaya Kumar C. Koran, e-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang

47

Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi


(51)

menafsirkan e-Learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan oleh media internet. Sedangkan Dong, mendefinisikan e-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik computer yang memperoleh bahan belajar yang sesuaidengan kebutuhannya. Atau e-Learning di definisikan sebagai berikut: e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmission, and the more recognized webbased training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses, yang artinya: e - Learning adalah istilah umum untuk semua pembelajaran teknologi didukung menggunakan berbagai alat pengajaran dan pembelajaran sebagai ponsel bridging, audio dan video , telekonferensi , transmisi satelit, dan pelatihan berbasis web lebih diakui atau instruksi dibantu komputer juga biasa disebut kursus sebagai secara online.48

Rosenberg menekankan bahwa e-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirim serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell dan Kamarga yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pembelajaran lewat teknologi internet.49

48

Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Op.cit., h.288.


(52)

Pemanfaatan Internet khususnya di bidang pendidikan (e-Learning) merupakan motor terbentuknya New Education System atau popular dikenal e-Educasion atau e-School atau e-Campus, atau e-Learning atau e-University. Sejumlah sarana pendidikan berbasis Internet telah tercipta seperti: Book, e-Magazine, e-Library, dan sebagainya. Perubahan tersebut tentu akan berlanjut dengan pesatnya perkembangan Internet.50

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajar mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers,

as well as thinkers”. Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik. Informasi yang diberikan server-computer itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), government services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institution (.edu), atau artistic and cultural group (.arts). siswa dapat berperan sebagai peneliti, menjadi seorang analisis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life).51

Banyak sekali kenikmatan-kenikmatan internet yang dapat dirasakan oleh pendidikan.Hal tersebut dikarenakan kemudahan yang diberikan internet berupa fasilitas yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun kita berada. Fasilitas yang ditawarkan oleh internet dalam dunia pendidikan antara lain:

50

Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet

Pendidikan,(Yogyakarta: ANDI, 2002), h. 1&2

51


(53)

a. Electronick Mail (E-mail), merupakan fasilitas yang memungkinkan dua orang atau lebih melakukan komunikasi yang bersifat tidak sinkron (asynchronous communication mode) atau tidak bersifat real time (waktu yang sama). Tetapi justru karateristik seperti itulah yang menjadikan e-mail sarana komunikasi paling murah.

b. Mailing List (Milis), merupakan perluasan penggunaan e-mail, dengan fasilitas ini pengguna yang telah memiliki alamat e-mail bias bergabung dalam suatu kelompok diskusi dan melalui milis ini bias dilakukan diskusi untuk memecahkan suatu permasalahan bersama-sama dengan saling memberikan saran pemecahan (brain storming).

c. File Transfer Protocol (FTP)¸ adalah fasilitas internet yang memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil arsip file (download) di suatu server yang terhubung ke internet pada alamat tertentu yang menyediakan berbagai arsip (file) yang memang diizinkan untuk diambil oleh pengguna lain yang membutuhkan.

d. Newsgrop, adalah fasilitas untuk melakukan komunikasi antara dua orang atau lebih yang bersifat sinkron (asynchronous communication mode) atau bersifat real time (waktu yang sama). Bentuk pertemuan ini lazim disebut sebagai konferensi dan fasilitas yang digunakan bias sepenuhnya multimedia (audio-visual) dengan menggunakan fasilitas video dengan menggunakan fasilitas chat (IRC).

e. World Wide Web (WWW), merupakan kumpulan koleksi besar tentang berbagai macam dokumentasi yang tersimpan dalam berbagai serve di


(54)

seluruh dunia dan dokumentasi tersebut dikembangkan dalam format

hypertext dan hypermedia dengan menggunakan Hypertext Markup Lenguage (HTML) yang memungkinkan terjadinya koneksi (link) dokumen yang satu dengan yang lain atau bagian dari dokumen yang satu dengan bagian yang lainnya, baik dalam bentuk teks, visual, dan lain-lainnya. WWW bersifat multimedia karena merupakan kombinasi teks, foto, grafika, audio, animasi, dan video.52

4. Karakteristik Penggunaan Internet dalam Pembelajaran

Penggunaan internet dalam pembelajaran (e-learning) tidaklah sama dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini memiliki karakteristik-karateristik sebagai berikut:

a. Interactivity (interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchrounus) seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchrounus) seperti forum, mailing list, atau buku tamu.

b. Independency (Kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajaran, dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa (student-centered learning).

c. Accessibility (Aksesibilitas); sumber-sumber belajarmenjadi lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses

52

Deni Darmawan, Pengembangan E-Learning Teori dan Desain, (Bandung: PT Remaja


(55)

yang lebih luas dari pada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.

d. Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi pelajaran dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi, dan animasi.53

Keempat karateristik di atas merupakan hal yang membedakan e-learning dari kegiatan pembelajaran secara konvensional.Dalam e-learning, daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi tergantung kepada instruktur/guru, karena siswa mengonstruk sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface situs web.Dalam pembelajaran menggunakan internet, sumber ilmu pengetahuan tersebar dimana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang.Hal ini dikarenakan sifat media internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapa pun yang terkoneksi ke dalamnya.

5. Pengembangan Metode Pembelajaran Menggunakan Internet

Pendapat Haughey tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran dengan menggunakan internet, yaitu web course, web centric couse, dan web enhanced couse.54

a. Web course, adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang mana siswa dan guru sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan,

53

Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Op.cit., h. 264.

54Ibid.,


(56)

ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh. b. web centric couse, adalah penggunaan internet yang memadukan antara

belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet dan sebagiannya lagi melalui tatap muka. Dalam model ini guru bias memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diarahkan untuk mancari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, siswa dan guru lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet.

c. web enhanced couse, adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antar siswa dengan guru, sesame siswa, anggota kelompok, atau siswa dengan nara sumber lain. Oleh karena itu, peran guru dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, dan kecakapan lain yang diperlukan.

6. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Internet dalam Pembelajaran

Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka


(57)

pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, penggunaan internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet.

Manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tampa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

b. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bias saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

c. Siswa dapat belajar atau me-riview bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di computer. d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajari, ia dapat melakukan akses di internet.

e. Bila guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

g. Relative lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dan sebagainya.55

Menurut Nana Syaodin Sukmadinata dalam bukunya Landasan Psikologi Proses Pendidikan, mengklasifikasikan keuntungan penggunaan internet dalam belajar (e-Learning) antara lain: a) Biayanya murah, b) Mengikuti perkembangan-perkembangan terakhir, c) Bahan bisa dipilih sesuai kebutuhan, d) Bahan mengikuti waktu, e) Orang dapat mengakses e-learning kapan saja dan dimana saja, f) Jutaan orang di seluruh dunia dapat mengakses e-learning bersama-sama, g) Bersifat universal, h) Bisa membangun masyarakat, i) Bisa dari skala kecil sampai besar.56

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan.

Kekurangan menggunakan internet khususnya dalam pendidikan, antara lain:

55

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Op.Cit., h.201

56

Nana Syaodin Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT


(58)

a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bias memperlambat terbentuknya value dalam proses belajar dan mengajar.

b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersil.

c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung kea rah pelatihan dari pada pendidikan.

d. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional , kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.

e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).

g. Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal internet.

h. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.57

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu.58

Menurut Nana Sudjana dalam buku karangannya “Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar”, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi menjadi 5 kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, keterampilan motoris.59

57

Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet

Pendidikan, (Yogyakarta: ANDI, 2002), h.201-202

58

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar(Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001),h. 3.

59Ibid.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG

0 1 103

BENTUK PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

2 10 140

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 1 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 7 209

Peranan guru pendidikan agama islam dalam pembentukan pribadi peserta didik Smp Negeri 21 Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 142

UPAYA PEMBINAAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KETAULADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 19

UPAYA PEMBINAAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KETAULADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Al-Kautsar Bandar Lampung - UPAYA PEMBINAAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KETAULADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 27

BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Peranan Guru Pendidikan Agama Islam - Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan Karakter siswa di SMP al Kautsar Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 1 46

STRATEGI PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAKUL KARIMAH PESERTA DIDIK DI SMP IT FITRAH INSANI BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 5 118

PENGARUH KREATIVITAS GURU MEMBANGUN KEMAMPUAN BERTANYA PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SMP NEGERI 2 LABAKKANG

0 0 77