PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung

(1)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAPAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV

Sukabumi Bandar Lampung

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat – ayarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Pada Fakultas

Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung Disusun Oleh:

MONA ARISCA NPM : 911010141

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMBIMBING I : Dr. Syamsuri Ali, M.Ag PEMBIMBING II : Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M


(2)

ii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAPAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV

Sukabumi Bandar Lampung Oleh

Mona Arisca

Latar belakang masalah berdasarkan nilai hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya penggunaan model pembelajaran yang belum berjalan dengan baik, maka penulis dalam penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Secara umum penerapan model pembelajaran inkuiri bertujuan agara peroses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dapat merangsang aktivitas, inovasi dan kreativitas belajar peserta didik serta dilaksanakannya lebih efektif dan menyenangkan, sehingga diharapkan hasil dari prestasi peserta didik berkualitas. Sedangkan rumusan masalah Apakah penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil berlajar Aqidah Akhlak (Materi Beriman Kepada Hari Akhir(kiamat) pada peserta didik kelas V di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dilaksanakan sebanyak II siklus, tiap siklus terdiri dari: 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Refleksi. Dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas secara umum dianalisis melalui deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil beberapa sumber, dengan teknik pengumpulan data dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data utamanya adalah metode dokumentasi dan metode tes.

Dari hasil penelitian penerapan pendekatan konstruktivisme (didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari) dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri pada pelajaran Aqidah Akhlak (Materi Beriman Kepada Hari Akhir(kiamat) yang sudah berjalan dengan baik, hasil dari test, menghasilkan hasil belajar pada siklus I peserta didik yang tuntas Pada siklus I, dilihat dari rata-rata hasil post test peserta didik adalah 71,48, terdapat peserta didik yang mencapai ketuntasan 22 peserta didik dengan persentase 81,48%, sedangkan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan 5 peserta didik dengan persentase 18,51%, Pada siklus II, dilihat dari rata-rata hasil post test peserta didik adalah 78,51 terdapat peserta didik yang mencapai ketuntasan 25 peserta didik dengan persentase 92,59%, sedangkan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan 2peserta didik dengan persentase 7,40%.


(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Let. Kol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung Telp. 0721 703260

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI MIS MASYARIQUL ANWAR (MMA) IV SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Mona Arisca

NPM : 0911010141

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

MENYETUJUI

Untuk Dimunaqasyahkan dan Dipertahankan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Syamsuri Ali, M.Ag Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd NIP. 19611125 198903 1 003 NIP. 195608101987031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dr. Imam Syafe’I, M.Ag NIP. 196502191998031002


(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Let. Kol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung Telp. 0721 703260

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI MIS MASYARIQUL ANWAR (MMA) IV SUKABUMI BANDAR LAMPUNG, disusun oleh MONA ARISCA, NPM. 0911010141, Jurusan Pendidikan Agama Islam(PAI), telah Dimunaqasyahkan pada hari / tanggal: Senin / 06 Maret 2017 pukul 15.00-17.00 WIB.

TIM MUNAQASYAH

Ketua : Dr. Yuberti, M.Pd (………...)

Sekretaris : Waluyo Erry Wahyudi, M.Pd.I (………….…...…)

Penguji Utama : Drs. Haris Budiman, M.Pd (……….…...……)

Penguji PD I : Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd (………...….……)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd NIP. 195608101987031001


(5)

v MOTTO

























































Artinya :”Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”(Q.S Al-Israa:23).1

1

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2008), hlm. 427.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan penuh bangga, serta cahaya telah kuraih, tiada kata lain yang terucap kepada-Mu ya Robbi, selain rasa syukur dan terimakasih atas rahmat-Nya, karunia dan kesempatan yang telah Engkau berikan kepada ku untuk mempersembahkan sesuatu kepada oarang-orang yang sangat ku cintai Kupersembahkan skiripsi ini kepada:

1. Termulia Ayahhandaku Hamidi Muhamad, SH Dan Ibundaku Dewi Hartati sebagai pembimbing hidupku, yang selalu mendoakan dalam setiap sujudnya, serta yang telah membesarkan, mendidik ku, mendoakan menanti keberhasilanku dengan tulus dan penuh kasih sayang.

2. Adik Laki-lakiku (Pahingguan Arafad) dan Adik Perempuanku (Marri Sunnia), terimakasih atas dukungan motivasi dan doa, yang senantiasa memberi semangat untuk menanti keberhasilanku.

3. Seluruh Teman-teman setiaku yang senantiasa memberikan dorongan untuk tetap berjuang dan terimakasih pula kepada adik-adik tingkat yang sampai hari ini masih memberikan motivasi serta semangat untuk menyongsong masa depan yang cerah.

4. Almamater tercinta IAIN Raden Intan Lampung yang selalu kubanggakan, tempatku menimba ilmu pengetahuan.


(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Mona Arisca, dilahirkan di Desa Sukasari Cigading Cilegon Banten Pada Tanggal 21 November 1991, yang merupakan anak Pertama dari Tiga bersaudara Putri dari Bapak Hamidi Muhamad, SH Dan Ibu Dewi Hartati.

Pendidikan adalah bekal terbaik untuk hidup, untuk itu pendidikan yang ditempuh penulis atara lain: SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung selasai pada tahun 2003, Mts Negeri 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan ke MAN 1 (Model) Bandar lampung lulus tahun 2009. Lalu penulis melanjutkan ke perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Program Stara Satu (S-1) Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalammu‟alaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini, yang disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman yang penuh kegelapan menuju zaman terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang. Dan akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Dalam penyelsaian skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

2. Dr. Imam Syafe‟I, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

3. Dr. Syamsuri Ali, M.Ag selaku Pembimbing I dan Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah menyediakan waktu dan memberikan bimbingan dengan ikhlas dan sabar dalam mengarahkan dan memotivasi penulis hingga terselsaikannya skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelsaikan karya tulis ini.


(9)

ix

5. Seluruh staf dan karyawan tata usaha Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, perpustakaan fakultas dan perpustakaan pusat IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan fasilitas dan bantuannya dalam menyelsaikan karya tulis ini. 6. Rafiudin selaku Kepala MIS Masyariqul Anwar (MMA) MMA IV Sukabumi

Bandar Lampung beserta jajarannya yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Ibu Masrifah, A.M.a selaku guru Aqidah Akhlak di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung yang menjadi mitra dalam penelitian ini, terimakasih atas bimbingannya selama penelitian ini berlangsung.

8. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan pengajaran dan pengarahan. Semoga segala amal dapat selalu bermanfaat demi perbaikan ummat 9. Seluruh Teman-teman setiaku yang senantiasa memberikan dorongan untuk tetap

berjuang dan terimakasih pula kepada adik-adik tingkat yang sampai hari ini masih memberikan motivasi serta semangat untuk menyongsong masa depan yang cerah.

10.Semua pihak dari dalam maupun dari luar yang telah memberikan dukungannya sehingga penulis bisa menyelsaikan karya tulis ini.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, mengingat kemampuan yang terbatas. Untuk itu kepada para pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran serta kritikan, sehingga karya tulis ini akan lebih baik dan lebih sempurna untuk selanjutnya.

Wassalammu‟alaikum Wr.Wb

Bandar Lampung, Maret 2017 Penulis,

Mona Arisca NPM. 911010141


(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 14

C. Rumusan Msalah ... 15

D. Hipotesis Tindakan ... 15

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A Model Pembelajaran Inkuiri ... 18

1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri ... 18

2. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri ... 20

3. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri ... 20

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri ... 21 5. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran


(11)

xi

Inkuiri ... 25

B. Hasil Belajar ... 27

1. Pengertian Hasil Belajar ... 27

2. Indikator Hasil Belajar... 28

3. Cara Mengevaluasi Hasil Belajar ... 30

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 32

C. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 35

1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 35

2. Dasar-dasar Aqidah Akhlak ... 40

3. Tujuan Aqidah Akhla ... 43

4. Pembagian Akhla ... 46

BAB III ANALISA DAN HASIL DATA A. Ruang Lingkup Penelitian... 48

B. Metode Penelitian ... 49

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 49

2. Metode Pengumpulan Data ... 58

3. Analisis Data ... 61

C. Pembahasan... 73

BAB IV PENYAJIAN DATA LAPANGAN A. Profil Lokasi Penelitian ... 77

1. Sejarah berdirinya MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ... 77

2. Visi dan Misi MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ... 78

3. Struktur organisasi di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ... 79

4. Keadaan pendidik di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ...81


(12)

xii

5. Peserta didik di MIS Masyariqul Anwar

(MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ... 82 6. Kondisi Sarana dan Prasarana di MIS Masyariqul

Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung... 83 B. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Aqidah Akhlak Pada Peserta Didik Kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV

Sukabumi Bandar Lampung ... 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 101 B. Saran ... 102 C. Penutup ... 103

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1: Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV

Sukabumi Bandar Lampung ... 11

Tabel 1. 2: Laporan Hasil Belajar Siklus I ... 66

Tablet 1. 3: Laporan Hasil Belajar Siklus II ... 71

Tabel 2. 1: Laporan Hasil Belajar Siklus II dan II ... 74

Tabel 2.2: Laporan Hasil Belajar Siklus II dan II ... 74

Tabel 2. 3: Priodesasi Pergantian Kepala Sekolah ... 78

Tabel 3. 1: Keadaan Pendidik MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ... 81

Tabel 3. 2: Keadaan Peserta Didik MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ... 82

Tabel 3. 3: Keadaan Sarana Dan Prasarana MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ... 83

Tabel 4. 1: Pembagian Kelompok Siklus I... 86

Tabel 4. 2: Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 89

Tabel 4. 3: pembagian kelompok siklus II ... 94


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus... 108

Lampiran 2: RPP... 113

Lampiran 3: Kisi-kisi Soal Siklus I ... 118

Lampiran 4 : Kisi-kisi Soal siklus II... 121

Lampiran 5: Soal Siklus I ... 124

Lampiran 6: Soal Siklus II... 127

Lampiran 7: Hasil Observasi Siklus I... 130


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Dari penjabaran di atas jelas dapat dipahami bahwa pendidikan itu merupakan proses manusia membina perkembangan manusia secara sadar dan sistematik.1

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu upaya manusia secara sadar yang tujuannya bersifat ganda yaitu mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia.2 Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi :

“ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik/siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab “.3

1

Yahya AD,Ilmu Perbandingan Pendidikan, Fakta Press Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan, Bandar Lampung, 2001, hlm. 68

2

Cece Wijaya, Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan Dan Pengajaran,PT. Rosda Karya, Bandung, 1987, hlm.9

3


(16)

Berdasarkan Undang-Undang di atas salah satu ciri manusia berkualitas adalah mereka yang tangguh iman, bertakwa serta memiliki akhlak mulia, sehingga diharapkan salah satu ciri kompetensi keluaran pendidikan di Indonesia adalah ketangguhan dalam iman, bertakwa serta memiliki akhlak mulia.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan unsur vital dalam kehidupan dan merupakan kebutuhan serta tuntutan yang penting untuk menjamin perkembangan, kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.Perkembangan dan kelangsungan suatu bangsa dan negara lebih tergantung pada kualitas sumber daya manusianya bukan sumber daya alamnya.Kualitas yang dikehendaki itu lebih tergantung pula dari keberhasilan penyelenggaraan sistem pendidikannya.Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak hanya sekedar pemindahan pengetahuan saja, tetapi lebih pada pembentukan kepribadian seseorang sehingga dapat mengenal potensi diri dan selanjutnya dapat mengembangkan potensinya sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan hidupnya.

Dengan demikian pendidikan memang peranan yang sangat penting untuk meningkatkan derajat kehidupan warga masyarakat dan derajat bangsa terlebih pembangunan manusia seutuhnya menuju kesejahteraan lahir dan batin baik individu maupun masyarakat sehingga memiliki jiwa yang bertaqwa kepada Allah dalam Al-Quran yaitu:



















Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada allah sebenar-benar bertaqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

keadaan beragama islam”(QS. Ali-Imran : 102).4

Dalam meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu berusaha semaksimal mungkin untuk terbentuknya pendidikan yang berkualitas,pendidikan yang mampu

4

Departemen Agama RI.Al Qur‟an dan Terjemahnya,Yayasan Penerjemah Al Qur‟an,Jakarta, 2005, hlm.93.


(17)

berperan dalam persaingan global di area masa kini.salah satu bentuk konkrit usaha pemerintah tersebut dengan mengadakan penataran guru-guru bidang studi,pengadaan buku-buku paket dan menambah sarana dan prasaran untuk kegiatan proses belajar mengajar.

Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,proses melakukan proses belajar.5Guru dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa strategi pembelajaran (metode) salah satu adalah inkuiri,dengan harapan guru tidak hanya menguasai serta teori tetapi guru dituntut memilih metode yang tepat untuk mengoprasikan dalam peroses belajar mengajar dengan baik. Jadi guru dituntut untuk benar-benar mengetahui dan mengerti metode yang cocok dalam peroses belajar mengajar yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peserta didik dan akhirnya pendidikan bisa mencapai tujuan yang diinginkan serta mendapatkan hasil yang maksimal.

Strategi pembelajaran inkuiri adalah “suatu rangkain kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencapai dan menyelidik secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”.6

Langkah-langkah dalam proses inkuiri adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, memperadugakan suatu jawaban serta menarik kesimpulan dan membuat kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalah

5

Nana Sudjana,Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo,Bandung,1984, hlm.29

6


(18)

yang didukung oleh bukti-bukti. Berikut adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisa data yang baru.

Pembelajaran inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana peserta didik merasa bebas untuk berkarya,berpendapat,membuat kesimpulan dan membuat dugaan-dugaan. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,manusia,peristiwa) secara sistematis,kritis,logis,serta analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Untuk membentuk kepribadian seseorang merupakan sebuah tuntutan untuk mencapai hal itu,maka dari itu diperlukannya bimbingan mengenai pendidikan agama,karena agama mempunyai peran penting dalam proses pembentukan kepribadian seseorang. Mengingat arti pentingnya peranan agama bagi perkembangan keperibadian manusia,maka salah satu usaha yang tepat adalah dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak yang sekolah umum untuk belajar pendidikan agama.

Belajar merupakan kunci yang paling pokok atau utama dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah adanya pendidikan. Belajar merupakan jendela dunia, dengan belajar kita bisa mengetahui banyak hal karena hasil dari kita belajar yaitu kita memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu islam menekankan masalah belajar ini sangat penting. Bagi seorang peserta didik belajar merupakan suatu kewajiban, hal ini sejalan dengan pandangan Agama Islam


(19)

yang mengutamakan menuntut ilmu (belajar) bagi setiap orang yang beriman, agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka.

Permasalahan sering muncul dalam proses belajar mengajar adalah guru lebih aktif daripada peserta didik. Guru banyak mengambil inisiatif dalam menambah dan menentukan cara memecahkan masalah segala sesuatu diinformasikan secara cermat kepada anak didiknya,sehingga anak didik tinggal menerimanya. Kegiatan seperti itu memang mengasyikkan bagi guru,tetapi membosankan bagi siswa karena hanyapeserta didik sebagai pendengar.

Namun selain itu, banyak permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di sekolah seperti rendahnya hasil belajar peserta didik, masalah belajar dan tidak terlalu mementingkan masalah sekolah, mereka lebih memilih bermain daripada belajar. Permasalahan seperti itu rata-rata dimiliki setiap lembaga pendiddikan. Hal itu yang kemungakinan terjadi tanggungjawab dari pihak sekolah dan guru untuk selalu memperbaiki keadaan tersebut, agar peserta didik mampu menjadi manusia yang berpengetahuan dan bermoral tinggi dan berlandasan agama.

Guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, motivator, fasalitator dan lainya. Untuk itu wajar bila guru memmahami dengan baik mengenai aspek kepribadian anak didik seperti :

1. Kecerdasan dan bakat khusus 2. Prestasi


(20)

3. Perkembangan jasmani dan kesehatanya 4. Kecendrungan emosi dan karakternya 5. Sikap dan minat belajar

6. Cita-cita

7. Kebisaaan belajar dan bekerja 8. Hobi dan penggunaan waktu

9. Hubungan sosial di masyarakat dan dirumah.

Menurut fenomena yang ada pada saat ini, belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang bernuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal,dan masalah pengertian belajar ini,para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing,tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memproleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman


(21)

individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif,alektif,dan psikomotor.7

Adapun Pengertian Sterategi Pembelajaran ialah Apabila menurut bahasa (inggris) adalah siasat, kiat atau rencanadalam pembahasan mengenai strategi pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan kedalam sterategi pembelajaran.

Adapun, pengertian Inkuiri adalah istilah dalam bahasa inggris merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :

Guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari,meneliti atau membahas tugasnya di depan kelompok didiskusikan. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.

Teknik ini juga dapat berjalan sebagai berikut: guru menunjukan sesuatu benda, barang, buku yang masih asing kepada peserta didik di kelas. Semua peserta didik di suruh mengamati,meraba,melihat dengan seluruh alat indranya. Kemudian guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada seluruh peserta didik yang sudah siap dengan jawaban masing-masing atau pendapat yang sudah dikemukakan oleh temannya terdahulu,yang tidak boleh diulang kembali oleh teman berikutnya, jadi

7


(22)

masalah itu berkembang seperti yang diarahkan,tidak menyeleweng pada garis pelajaran yang telah di rencanakan. Peserta didik menemukan banyak masukan baru(bahan-bahan) yang sangat berarti.

Adapun teknik inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan antara lain yaitu:

1. Dapat membentuk dan mengembangkan sel-consept pada diri, peserta didiksehingga peserta didikdapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3. Mendorong peserta didik untuk berfikir dan berkerja atas inspirasinya sendiri,bersikap obyektif,jujur dan terbuka

4. Mendorong peserta dituntut berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri

5. Memberi kepuasan tersendiri.

6. Dan dapat memberikan waktu peserta didik dan secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.8

Agar teknik ini dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:

1.kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi. 2.kondisi lingkungan yang responsif.

8


(23)

3.kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian. 4.kondisi yang bebas dari tekanan.

Dalam proses belajar peserta didik memerlukan waktu untuk menggunakan daya otak untuk berfikir dan memperoleh pengertian tentang konsep, prinsip dan teknik menyelidiki masalah.

Untuk meningkatkan teknik inkuiri dapat ditimbulkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Membimbing kegiatan laboratorium 2. Modifikasi inkuiri

3. Kebebasan inkuiri

4. Inkuiri pendekatan peranan 5. Mengundang ke dalam inkuiri 6. Teka teki bergambar

7. Synectics lesson 8. Kejelasan nilai-nilai.

Adapun hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui „‟inkuiri‟‟ yaitu :

1. Otonomi peserta didik

2. Kebebasan dan dukungan pada peserta didik 3. Sikap keterbukaan

4. Percaya kepda diri sendiri dan kesadaran akan harga diri 5. Self-concef


(24)

6. Pengalaman inkuiri, terlibat dalam masalah-masalah.9

Dari hasil observasi prasurvey guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas V di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung, bahwasannya selama dalam peroses belajar mengajar kebiasan guru menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru, berupa metode ceramah, Tanya jawab, dan resitasi, guru jarang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga proses belajar mengajar kelas itu berpengaruh pada peserta didik kurang aktif dan peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami dan menerima materi yang telah disampaikamn oleh guru tersebut.10

Berdasarkan hasil observasi pada saat prasurvey diperoleh data tentang hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

Dari Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Aqidah AkhlakPeserta Didik Kelas V MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar LampungTahun

Pelajaran 2015/2016

No. Nama Nilai KKM Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1. Adrian ilham 60 70 

2. Aldan lavansyah 80 70 

3. Arisandi saputra 60 70 

4. Andika pratama 70 70 

5. Ahmad reza setiawan 60 70 

9

Roestiyah,Sterategi Belajar Mengajar,Jakarta 1998-2001, hlm. 75

10


(25)

6. Andre saputra 80 70 

7. Anisa maulani 80 70 

8. Antalia handayani 60 70 

9. Amalia nur rohimah 75 70 

10. Bintang amirul madani 70 70 

11. Deden dayat 70 70 

12. Deni apriansyah 70 70 

13. Era panjariati julia wani 60 70 

14. Galih nur hidayat 75 70 

15. Imam nur wahid 60 70 

16. Irfan ramadhan 60 70 

17 Jemes juliano putra 70 70 

18. M. sopansyah saputra 80 70 

19. Mutiara saskia putri 75 70 

20. Mimin 75 70

21. Putrid anjelika 60 70 

22. Qonita 70 70 

23. Rosa yuliana 70 70 

24. Refaldi saputra 55 70 

25. Rama berli saputra 70 70 

26. Serli anggraini 70 70 

27. Theresia marsela 60 70 

N=27 1845

Rata-Rata 68,33

Sumber : Nilai Ulangan Harian Kelas V MIS Masyariqul Anwar (MMA)IV Sukabumi Bandar Lampung


(26)

Berdasarkan hasil prasurvei observasi guru Aqidah Akhlak dan table di atas terdapat siswa yang mencapai ketuntasan tetrdapat 17siswa dengan persentases 62,96%, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan terdapat 10 siswa denagn persentase 37,03%, dengan rata-rata 68,33 sehingga membuat peseta didik mendapatkan nilai ulangan yang dibawah kkm 70, karna guru Aqidah Akhlak masih menggunakan model pembelajaran ekspositori dan metode ceramah, tanya jawab dan resitas.

Maka peneliti akan mengadakan penelitian tindakan kelas guna mengatasi masalah-masalah pada pembelajaran Aqidah Akhlakyaitu dengan menerapkan pembelajaran Inkuiri.

Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu strategi dalam pembelajaran yang baik komprehensip dan dapat mengaitkan teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah strategi dimaknai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan khusus dan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung adalah suatu lembaga pendidikan Formal tingkat pertama yang berada dibawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang mengajaran nilai-nilai islam dan juga nilai-nilai pengetahuan umum yang bertujuan mencetak peserta didik yang berakhlakul karimah dan memiliki pemahaman dan pengetahuan umum.


(27)

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan dalamskripsi ini adalah suatu penelitian untuk mengungkap dan membahas lebih mendalam mengenai penerapan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada peserta didik kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dan berdasarkan pengamatan di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung, ada beberapa masalah yang dapat penulis identifikasi antara lain:

1. Rendahnya hasil belajar Aqidah Akhlak peserta didik dalam proses pembelajaran kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung.

2. Kurangnya variasi Guru Aqidah Akhlak dalam menggunakan model pembelajaran menyebabkan kurang keaktifan peserta didk dalam proses pembelajaran sehingga kurang maksimal.

3. Kurang tepatnya penerapan metode pembelajaran yang digunakan guru sehingga pada proses belajar mengajar dominasi guru sangat tinggi, sedangkan partisipasi peserta didik sangat rendah sehingga cenderung searah dan klasikal.


(28)

B. Rumusan Masalah

Pada hakikatnya penelitian ini harus mampu mengungkapkan problema yang harus dihadapi,oleh karna itu penelitian harus diketahui dengan jelas akan hasilnya yang akan diproleh dan bagaimana pemecahan yang dapat dilakukan dengan efektif,serta dapat dibatasi dengan penanganan yang spesifik.

Dari masalah yang timbul maka perlu dicari jawabannya melalui penelitian ilmiah yang dilakukansecara obyektif sehingga diperoleh gambaran nyata tentang permasalahannya,gambaran tentang hal-hal yang berkait dengan obyek penelitian secara langsung serta mencari solusi dari permasalahan yang timbul.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,dapat dirumuskan

yaitu masalah yaitu : “Apakah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dapat

meningkatkan hasil berlajar Aqidah Akhlak Pada Peserta Didik Kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung”?

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu “hypo” yang artinya dibawah dan

“thesa” yang artinya kebenaran, jika digabungkan artinya adalah dibawah kebenaran.

Hal ini dapat ditarik pengertian bahwa untuk menjadi benar sesuatu harus diuji kebenarannya.

Dapat dipahami bahwa hipotesis adalah justru pertanyaan atau jawaban awal yang kebenarannya belum dapat dipastikan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.


(29)

Teori dan pendekatan yang digunakan untuk merancang atau mendesain pembelajaran yang efektif, efesien dan menarik dalam penelitian ini adalah teori belajar humanistik(suatu usaha yang positif untuk berkembang, kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu), dan teori konstruktivisme(didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mempunyai Hipotesis

tindakan sebagai berikut: “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Peserta Didik

Kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”?

D. . Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulisdalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada peserta didik kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian adalah:

a. Hasil penelitian ini sekolah diharapkan dapat menjadi konstribusi dalam mengevaluasi kinerja guru khususnya dalam hal menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam bidang study Aqidah Akhlak.


(30)

b. Bagi guru penerapan metode ini dapat membantu para guru atau peneliti dalam mengajarkan mata pelajaran Aqidah Akhlak agar para peserta didik memiliki semangat dalam memperaktekkan pelajaran tersebut dan meningkatkan hasil belajar serta untuk lebih giat lagi dalam belajar.

c. Bagi peserta didik dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri peserta dapat mengembangkan kreativitas, tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian dalam belajar di luar pengawasan guru.

d. Bagi peneliti diharapkan menjadi masukan dan pengalaman sangat berharga karrna dapat menerapkan secara langsung metode inkuiri di depan kelas.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran Inkuiri

1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut sagala model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.11 Menurut Joyce dan Weil dalam sagala mengatakan bahwa: “model mengajar adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perancanan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku-buku-buku kerja, program multimedia dan bantuan belajar melalui program komputer”. Selanjutnya menurut Joyce dan Weil dalam sagala mengemukakan ada empat katagori yang penting yang diperhatikan dalam model mengajar yakni: model informasi, model personal, model interaksi dan model tingkah laku.12

Jadi model pembelajaran adalah bungkus atau bingkai dalam penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung.

11

Saiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm. 175

12


(32)

Kata inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Model inkuiri berkaitan dengan aktifitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya bahwa”Model inkuiri adalah suatu

model pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan

yang dipertanyakan”.13

Sementara itu menurut Syaiful segala yang mendefinisikan metode inkuiri sebagai berikut: medel inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam peroses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah.14

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model inkuiri adalah model yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa berkreativitas dan berfikir kritis untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan yang

13

Wina Sanjaya, Sterategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2009, hlm. 196

14


(33)

pada akhirnya mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Tujuan model pembelajaran inkuiri

Tujuan dari penggunaan model inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistimatis, logika dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental. Dengan demikian, dalam model inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.15

Seperti yang dapat disimak dari penjelasan di atas, maka model inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).

3. Karakteristik model pembelajaran inkuiri

Menurut Wina Sanjaya, ada beberapa hal yang menjadi Karakteristik utama dalam model pembelajaran inkuiri, yaitu:

a. Model inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari meteri pelajaran itu sendiri.

15


(34)

b. Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.16

4. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri

Menurut Wina Sanjaya, mengemukakan secara umum bahwa proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1). Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah. Keberhasilam metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktifitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

2). Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir

16


(35)

dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.17

Mengutip dari pendapat Sanjaya yang mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya:

a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Dengan demikian, guru hendaknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberi topik yang akan dipelajari, sedangankan bagian rumusan masalah yang sesuia dengan topik yang telah ditentukan sebauknya diserahkan kepada siswa.

b) Masalah yang disajikan adalah masalah yang mengandung jawaban yang pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat, merumuskan masalah yang menurut guru jawabannya sudah ada, tinggal siswa yang mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.

c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji melalui proses inkuiri, terlebih dahulu guru perlu yakin

17


(36)

terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.18

3). Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari sustu masalah yang sedang disajikan. Sebagai jawaban sementara, hipotesisi perlu diuji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara yang dapat diberikan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberi hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan jawaban sementara. Selain itu, kemampuang berfikir yang ada pada diri siswa akan sangat dipengaruhi oleh kedalam wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

4). Mengumpulkan data

Mengumpulkan data aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percobaab atau eksperimen. Dalam

18


(37)

metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam mengembangkan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswauntuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5). Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berfikir rasional. 6). Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam pembelajaran. Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran, karna banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karna itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang releven.19

19


(38)

5. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri

Adapun teknik inkuiri ini memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai

berikut :

a. Dapat membentuk dan mengembangkan :‟”sel-consep” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berfikir dan dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berfikir intutif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

e. Memberikan kepuasan yang bersifat intriksik. f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

g. Daapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. h. Memberikan kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

i. Siswa dapat menghindari dari cara belajar yang tradisional.

j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.20

20


(39)

Dibalik kelebihan-kelebihan diatas pembelajaran inkuiri ini juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dalam pembelajaran inkuiri adalah :

a. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Dan bagi guru yang telah terbiasa dengan cara tradisional (ceramah), merupakan beban yang memberatkan.

b. Pelaksanaan pengajaran melalui pembelajaran ini, dapat memakan waktu yang cukup panjang. Apabila proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah.

c. Proses jalurnya inkuiri menjadi terhambat, apabila siswa telah terbiasa dengan cara belajar menerima tanpa kritik dan pasif yang diberikan oleh gurunya.

d. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.

e. Pembelajaran inkuiri ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA, Perguruan Tinggi. Dan untuk tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit untuk dilaksanakan. Sebab pada tingkat anak didik ini belum mampu berfikir secara ilmiah.21

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Secara etimologi (bahasa) kata hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu “hasil

dan belajar”. Hasil adalah seuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dsb)22

21

Roetiyah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 76-82

22


(40)

sednagkan belajar adalah berusaha (berlatih dsb) supaya mendapatkan suatu kepandaian. Jadi berdasarkan uraian pengertian diatas yang dimaksud dengan hasil belajar adalah merupakan suatu perubahan daalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk sesuai dengan hasil belajar yang diperoleh.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar. Istilah hasil dapat diartikan sebagai prestasi daari apa yang telah dilakukan. Hasil belajar dapat dilihat setelah evaluasi atau ujian akhir, berhasilkah para pendidik menggunakan pembelajaran inquiri. Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan siswa dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing siswa dalam pembelajaran.23

2. Indikator Hasil Belajar

Menurut Saiful Djamarah yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator keberhasilan belajar. Adapun indikator keberhasilan belajar diantaranya adalah:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

23


(41)

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran (instruksional) khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.24

Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap. Pada umumnya, guru dapat melihat daya serap siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan angka atau nilai. Adapun nilai atau angka-angka sebagai penilaian tingkat hasil belajar siswa adalah “

10 = Sangat istimewa 9 = Istimewa 8 = Sangat baik 7 = Baik

6 = Cukup 5 = Kurang 4 = Kurang Sekali 3 = Buruk25

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasilan belajar. Masalah yang dihadapi sampai ditngkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf.

24

Saiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hlm. 91

25


(42)

Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan ajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. b. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%)

bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

c. Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60% s.d. 75%) saja dapat dikuasai oleh siswa).

d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari (60%) dikuasai oleh siswa.26

Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pembelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.

3. Cara mengevaluasi hasil belajar

Untuk mengetahui hasil dari proses kegiatan belajar mengajar maka seorang guru harus melakukan evaluasi dan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, penilaian hasil belajar dapat digolongkan dalam beberapa jenis penilaian yaitu :

26


(43)

a. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

c. Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Dalam praktiknya penilaian terhaadap ulangan yang lazim dilaksanakan dianggapa sebagai tes subsumatif, sebab ruang lingkup dan tujuan ulangan subsumatif. Namun demikian hasil ulangan atau tes pada dasarnya bertujuan


(44)

memberikan gambara tentang keberhaasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan itu dilihat dair segi keberhasilan proses keberhasilan produk.27 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses belajar mengajar akan berhasil atau tidaknya proses belajar menajar, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau tidak berhasilnya proses belajar mengajar tersebut.

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya hasil belajar siswa dalam proses belajar ada faktor yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal adalah :

a. Faktor Internal adalah: Faktor yang ada di dalam individu yangsedang belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah:

1) Faktor Jasmani, meliputi: Faktor Kesehatan dan Faktor Cacat Tubuh. 2) Faktor Psikologis, meliputi: Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat,

Motif, Kematangan, Kesiapan. 3) Faktor Kelelahan

b. Faktor Eksternal adalah: Faktor yang ada diluar individu

Adapun faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah : 1) Faktor keluarga, yang meliputi: cara orang tua mendidik, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayan.

27


(45)

2) Faktor sekolah, yang meliputi: pembelajara mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, diatas ukuran, keadaan gedung, pembelajaran belajar, tugas rumah.

3) Faktor masyarakat, yang meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.28

5. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa sangatlah penting. Dari segi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan setiap proses belajar mengajar keberhasilannya di ukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar siswa berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang dilakukan. Hasil belajar dapat dilihat setelah evaluasi atau ujian akhir, berhasilkah para pendidik menggunakan pembelajaran inkuiri. Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan siswa dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing siswa dalam pembelajaran.29

Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dipengaruhi juga dengan pembelajaran yang dipakai oleh guru tersebut. Di dalam proses belajar mengajar,

28

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 54-71.

29


(46)

guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dan mengena pada tujuan yang diharapkan agar siswa tersebut dapat berhasil.

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat diakatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan tujuannya, namun untuk menyamakan persepsi sebaiknay kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku pada saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila Tujuan Instruksional Khusus (TIK) nya dapat tercapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini tidak untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan instruksional khusus (TIK) yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil.30

C. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak

a. Pengertian Aqidah

Menurut bahasa, aqidah berasal dari bahasa Arab: „aqada -yaqidu-uqdatan-wa „aqidatan artinya ikatan atau perjanjian, maksudnya sesuatu yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat kepadanya.31

30

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hlm. 105

31


(47)

Istilah aqidah di dalam istilah umum dipakai untuk menyebut keputusan pikiran yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan pikiran yang mantap itu benar, itulah yang disbut aqidah yang benar, sperti keyakina umat Islam tentang keesaan Allah.

Istilah aqidah juga digunakan untuk menyebut kepercayaan yang mantap dan keputusan tegas yang tidak bisa dihinggapi kebimbangan, yaitu apa-apa yang dipercayai oleh seseorang, diikat kuat oleh sanuarinya, dan dijadikan sebagai madzhab atau agama yang dianutnya, tanpa melihat benar atau tidaknya.32

Adapun yang dimaksud dengan aqidah Islam adalah kepercayaan yang mantap kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab sucinya-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, qadar yang baik dan yang buruk, serta seluruh muatan

Aal-Qur‟an Al-Karim dan Ass-Sunnah As-Shahihah berupa pokok-pokok agama

perintah-perintah dan beritan-beritanya, serta apa saja yang disepakati oleh generasi oleh Salafush Shalih (Ijma‟), dan kepasrahan total kepada Allah Ta‟ala dalam keputusan hukum, perintah, takdir, maupun syara‟, serta ketundukan kepada Rassulullah SAW dengan cara mematuhi, menerima keputusan hukumnya dan mengikutinya.33 Dengan kata lain, aqidah Islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim berdasarkan dalil naqli dan aqli (nash dan akal).34

b. Pengertian Akhlak

32

Ibid, hlm. 14

33

Ibid, hlm. 14

34


(48)

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab “khuluq”, jamaknya

“khuluqun“, menurut lughat diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah

laku, atau tabiat.35 Kata “akhlak” ini lebih luas artinya daripada moral atau etika yang sering dipakai dalam baha Indonesia sebab “akhlak”meliputi segi-segi kejiwaan dari tngkah laku lahiriahdan batiniah seseorang.

Kata “akhlak” mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

“khalqun” yang berarti kejadian serta erat hubungannya dengan Khaliq yang

berarti pencapaian, dan makhluk yang berarti yang diciptakan.36

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara Khaliq dengan makhluq dan antara makhluq dengan makhluq.

.

Artinya : Aku diutus untuk menyempurnakan perangai (bukti pekerti) yang

baik.”(H.R. Ahmad).37

Adapun pengertian akhlak menurut ulama akhlak, antara lain sebagai berikut :  Pertama, ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas baik dan

buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan dan perbuatan manusia, lahir dan batin.

 Kedua, ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian baik dan buruk, ilmu yang mengatur pergaulan manusia dan

35

Ibid, hlm. 205

36

Ibid, hlm. 205

37


(49)

menentukan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.

Imam Al-Ghazali dalaam Ihya Ulumuddin menydatakan bahwa akhlak ialah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa daan mendorong perbuatan-perbuatan spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.

Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, tindakan tersebut dinamakan akhlak yang baik (Akhlakul karimah dan Akhlakul mahmudah).Sebaliknya, jika tindakan spontan itu jelek, disebut akhlakul madzmumah.

Selain istilah akhlak, lazim juga dipergunakan istilah “etika”. Perkataan ini berasal dari bahasa Yunani, “ethes” yang berarti : adat kebiasaan. Dalam pelajaran filsafat, etika merupakan cabang dari ilmu filsafat. Mengenai hal ini para ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda, antara lain :

1. Etika ialah ilmu tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang disistematisasikan tentang tindakan moral yang betul (Webster‟s wict). 2. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan :

hujah-hujahnya dan tujuan yang diarah, diarahkan pada makna tindakan (Ensiklopedia Winkler Prins).

3. Ilmu tentang filsafat moral, tindakan mengenai fakta, tetapi tentang nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tentang idenya,


(50)

karena itu bukan ilmu yang positif, tetapi ilmu yang formatif (New American Dict).

4. Ilmu tentang moral atau prinsip kaidah-kaidah moral tentang tindakan-tindakan dan kelakuan (A.S.Hornby Dict).

Berdasarkan pengertian di atas, etika menurut filsafat adalah ilmu yang menyelidiki, hal yang baik dan yang buruk dengan memerhatikan amal perbuatan manusia sejauh dapat diketahui oleh akal pikiran.

Untuk membedakan secara tegas antara akhlak (etika Islam) dengan etika filsafat, yaitu bahwa :

a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia pada tingkah laku yang buruk.

b. Etika Islam menetapkan bahwa sumber moral, ukuran baik-buruknya perbuatan didasarkan kepada ajaran Allah SWT, (Al-Qur‟an) dan ajaran Rasul-Nya (Sunnah).

c. Etika Islam bersifa universal dan komprehensif, dapat diterima oleh seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat.

d. Dengan rumus-rumus yang praktis dan tepat dengan fitrah (naluri) dan akal pikiran manusia. Etika Islam dapat dijadikan pedoman oleh seluruh manusia.

e. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di bawah pancaran sinar


(51)

petunjuk Allah SWT. Menuju keridaan-Nya, sehingga selamatlah manusia dari pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru dan menyesatkan.38

Akhlak, disamping dikenal dengan istilah etika, juga dikenal dengan

istilah moral. Perkataan “moral” berasal dari bahasa Latin “mores”, jamak dari

mos” yang berarti : adat kebiasaan. Dalam hal bahasa Indonesia, moral

diterjemahkan dengan arti susila.

Yang dimaksud dengan moral ialah sesuatu yang sesuai dengan ide-ide umum tentang tindakan manusia, yang baik dan wajar, sesuai dengan ukuran tindakan yang diterima umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Dengan demikian, jelaslah persamaan antara etika dan moral.Namun, ada pula perbedaannya, yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.

2. Dasar-Dasar Aqidah Akhlak a. Dasar Aqidah Islam

Dasar dari aqidah Islam ini adalah Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Di dalam

Al-Qur‟an terdapat banyak ayat yang menjelaskan pokok aqidah, yang dalam

Al-Qur‟an, aqidah ini identik dengan keimanan, karena keimanan merupakan

pokok-pokok dari aqidah Islam. Ayat Al-Qur‟an yang membuat kandungan aqidah Islam, antara lain :

38


(52)





























Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al-Qur‟an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka

menyatakan), „Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain)

dari rasul-rasul-Nya‟, dan mereka mengatakan, „Kami dengar dan kami taat‟, (Mereka berdoa), „Ampunilah kami, ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat

kembali.”(Q.S. Al-Baqarah (2) : 285).39

b. Dasar Hukum Akhlak

Dalam Islam, dasar atau alat pengukur yang menyatakan baik-buruknya sifat seseorang adalah Al-Qur‟an dan As-Sunnah Nabi SAW, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, apa yang buruk menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.

39


(53)

Kepentingan akhlak dalam kehidupan dinyatakan dengan dalam

Al-Qur‟an.Al-Qur‟an sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang

paling terang dan jelas.Pendekatan Al-Qur‟an dalam menerangkan akhlak yang mulia, bukan pendekatan teoritikal, tetapi dalam bentuk konseptual dan penghayatan. Akhlak yang mulia dan akhlak yang buruk digambarkan dalam perwatakan manusia dalam sejarah, dan dalam realita kehidupan manusia semasa Al-Qur‟an diturunkan.

Al-Qur‟an menggambarkan aqidah orang-orang beriman,kelakuan

mereka yang mulia dan gambaran kehidupan mereka yang tertib, adil, luhur, dan mulia. Berbanding dengan perwatakan orang-orang kafir dan munafik yang jelek dan merusak.Gambaran mengenai akhlak mulia dan akhlak keji begitu jelas dalam perilaku manusia sepanjang sejarah.Al-Qur‟an juga menggambarkan perjuangan para rasul untuk menegakkan nilai-nilai mulia dan murni di dalam kehidupan dan bagaimana mereka ditentang oleh kefasikan, kekufuran, dan kemunafikan yang mencoba menggoyahkan tegaknya akhlak yang mulia sebagai teras kehidupan yang luhur dan murni itu. Allah berfirman :


























(54)

Artinya: dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya,

dan menunjukkan ke jalan yang lurus.”(Q.S. Al-Maidah [5] 16).40

Pribadi Rasulullah SAW. Adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk pribadi yang akhlakul karimah.

Firman Allah :















Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap ( rahmat) Allah

dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S.

Al-Ahzab [33] : 21).41

3. Tujuan Aqidah Akhlak a. Tujuan Aqidah Islam

Tujuan aqidah Islam adalah :

1. Memupuk dan mengembangkan potensi-potensi ketuhanan yang ada sejak lahir.

40

Ibid, hlm. 88.

41


(55)

Hal ini karena manusia sejak di alam roh sudah mempunyai fitrah ketuhanan, sebagaimana firman Allah :



























Artinya : “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak

-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya) berfirman‟ „Bukankah Aku ini Tuhanmu?‟ Mereka menjawab, „Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi‟, (Kami Lakukan yang demikian itu) agar pada hari Kiamat, kamu tidak mengatakan, „Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (Q.S. Al- A‟raf [7] : 172)42

2. Menjaga manusia dari kemusyrikan

Kemungkinan manusia untuk terperosok ke dalam kemusyrikan terbuka lebar, baik secara terang-terangan (syirik jali), yakni berupa perbuatan atau ucapan maupun kemusyrikan yang bersifat sembunyi-sembunyi (syirik khafy) yang berada di dalam hati. Untuk mencegah manusia dari kemusyirikan

42


(56)

tersebut, diperlukan tuntutan yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3. Menghindari dari pengaruh akal yang menyesatkan

Walaupun manusia diberi oleh Allah kelebihan berupa akal pikiran, manusia sering tersesat oleh akal pikirannya, sehingga akal pikiran manusia perlu dibimbing oleh aqidah Islam.

b. Tujuan Akhlak

Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Di samping itu, setiap muslim yang berakhlak yang baik dapat memperoleh hal-hal berikut.

1. Ridha Allah SWT.

Orang yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam, senantiasa melaksanakan segala perbuatannya dengan hati ikhlas, semata-mata karena mengharapkan ridha Allah.

2. Kepribadian muslim

Segala perilaku muslim, baik ucapan, perbuatan, pikiran maupun kata hatinya mencerminkan sikap ajaran Islam. Allah berfirman :


(57)











Artinya : “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,

„Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?.” (Q.S.

Fushshilat [41] : 33).43

3. Perbuatan yang mulia dan terhindar dari perbuatan tercela

Dengan bimbingan hati yang diridhai Allah dengan keikhlasan, akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela.

4. Pembagian Akhlak

Akhlak dapat berdasarkan sifatnya dan berdasarkan objeknya. Berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi menjadi dua bagian. Pertama, akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau akhlak karimah (akhlak yang mulia). Yang termasuk ke dalam akhlak karimah (akhlak terpuji), di antaranya : ridha kepada Allah, cinta dan beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, takdir, taat beribadah selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan, qanaah (rela terhadap pemberian Allah), tawakkal (berserah diri), saabar, syukur, tawadhu‟ (merendahkan hati) dan segala perbuatan yang baik menurut pandangan Al-Qur‟an dan Hadis.

43


(58)

Kedua, akhlak mazhmumah (akhlak tercela) atau akhlak sayyi‟ah (akhlak yang jelek). Adapun yang termasuk akhlak madzmumah ialah :kufur, syirik, murtad, fasik, riya‟, takabur, mengadu domba, dengki atau iri, kikir, dendam, khianat,memutus silaturahmi, putus asa, dan segala perbuatan tercela menurut pandangan Islam.

Berdasarkan objeknya, akhlak dibedakan menjadi dua :Pertama, akhlak kepada khalik. Kedua, akhlak kepada makhluk, yang terbagi menjadi :

1. Akhlak terhadap Rasulullah, 2. Akhlak terhadap keluarga, 3. Akhlak terhadap diri sendiri,

4. Akhlak terhadap sesama/orang lain, dan 5. Akhlak terhadap lingkungan alam.44

44


(59)

BAB III

ANALISA DAN HASIL DATA

A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek peneliti untuk mengetahui penerapan metode Inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Aqidah Akhlak.

2. Subjek Peneliti

Subjek peneliti ini adalah siswa-siswi Kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung.

3. Masalah Penelitian

Masalah yang terjadi di lapangan yang akan diteliti dalam penelitian ini khususnya dikelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung ialah rendahnya hasil belajar peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru di kelas.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap kelas V Di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung.

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV Sukabumi Bandar Lampung.


(60)

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan tindakan yang difokuskan pada situasi kelas atau lazim disebut Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Menurut Hopkins (1993) : PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap konsep dalam praktik pembelajaran.

PTK merupakan suatu proses dimana guru dosen dan peserta didik menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan pembelajaran di kelas dapat tercapai secara optimal.45

Di samping itu, PTK adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendektesi dan memecahkan masalah. Bisa juga dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas juga merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dan tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi nyata dimana praktek pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.

Urgensi pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah guru merupakan agent of change (agen perubahan) yang harus selalu membuat perubahan dan peningkatan

45

Mulyasa , E .Praktik Penelitian Tindakan Kelas . PT .Remaja Rosda Karya , Bandung.2009, hlm.


(1)

bertanta tentang materi yang belum dipahami 6 Pendidik mengklarifikasi

materi yang telah dipelajari

6 Peserta didik berpartisifasi dalam mengklarifikasi materi yang telah dipelajari

3 Penutup 1 Pendidik memberikan evaluasi

1 Peserta didik berpartisifasi dalam mengevaluasi

2 Pendidik mengingatkan agar peserta didik belajar dengan lebih giat lagi

2 Peserta didik mendengarkan yang di sampaikan oleh pendidik

3 Pendidik memberi tahu meteri minggu depan

3 Peserta didik mencatat meteri untuk minggu depan

4 Pendidik mengajak peserta didik menutup kegiatan belajar dengan mengucap Hamdallah

4, Peserta didik bersama-sama mengucapkan Hamdallah

5 Pendidik mengucapkan Salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas


(2)

DOKUMENTASI PADA SAAT PENELITIAN DI MIS MASYARIQUL

ANWAR (MMA) IV SUKABUMI BANDAR LAMPUNG


(3)

(4)

(5)

(6)

DOKUMENTASI KEADAAN DI DALAM KANTOR


Dokumen yang terkait

Efektivitas metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran aqidah akhlak DI MTs Mathla’ul Anwar Cemplang Desa Sukamaju Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor

0 28 98

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 1 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 7 209

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PESERTA DIDIK KELAS V MI IRSYADUT THOLIBIN TUGU REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

UPAYA GURU QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA TULIS AL-QUR’AN HADITS PESERTA DIDIK MI MASYARIQUL ANWAR IV SUKABUMI BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 107

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK ANTARA METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DAN DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SDN 1 SUKABUMI INDAH BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 103

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MI MASYARIQUL ANWAR 4 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 141

PENERAPAN TEKNIK AL’AB LUGHAWIYAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MA MASYARIQUL ANWAR BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 28 115

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS INKUIRI MATA PELAJARAN IPA KELAS V MI MASYARIQUL ANWAR BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 12 147

PENGARUH STRATEGI RANDOM TEXT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ALQURAN HADIST KELAS IV MI MASYARIQUL ANWAR 4 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 87

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V MATA PELAJARAN IPA DI MI MASYARIKUL ANWAR IV SUKABUMI BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 165