Teknik Pengumpulan Data KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA LOW VISION.

55 Penelitian dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Tunanetra di kabupaten Kuningan yang selanjutnya disebut sekolah X. Sekolah ini didirikan pada tahun 1965 yang bernaung dibawah yayasan suatu organisasi wanita. Pada tahun 2006 sekolah ini ditunjuk oleh Yayasan Low Vision YPWG menjadi Sub Senter Layanan Low Vision di wilayah kabupaten Kuningan. Penunjukkan sebagai Sub Senter Layanan Low Vision inilah yang menjadi pertimbangan peneliti dalam memilih latar penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini dibutuhkan sejumlah data-data dari lapangan. Dari sebuah penyelidikan akan dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata dan tindakan. Sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan” Moleong, 2007:157. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang benar maka peneliti akan mendapatkan data-data yang memenuhi standar. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Pengumpulan Data dengan Observasi

Herdiansyah 2010:131 menyatakan bahwa: Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Karena mensyaratkan perilaku yang 56 tampak, potensi perilaku seperti sikap dan minat yang masih dalam bentuk kognisi, afeksi, atau kecenderungan perilaku tidak dapat diobservasi. Selain itu, observasi haruslah mempunyai tujuan tertentu. Pengamatan yang tanpa tujuan bukan merupakan observasi. Sedangkan pernyataan Marshall dalam Sugiyono 2010: “trough observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Selanjutnya Sanapiah Faisal Sugiyono, 2010 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi participant observation, observasi yang secara terang-terangan dan tersamar overt observation dan covert observation, dan observasi yang tak berstruktur unstructured observation. Untuk mendapatkan sejumlah data, peneliti melakukan observasi partisipatif pada golongan partisipasi pasif dan observasi terus terang atau tersamar. Masalah yang diobservasi pada penelitian ini adalah hal yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kondisi lingkungan, serta beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca siswa. Observasi dilakukan secara bertahap pada kurun waktu sekitar dua bulan, tepatnya bulan Mei dan Juni 2011 bertempat di kelas masing-masing siswa dan di ruang layanan low vision yang berada di sekolah tempat berlangsungnya penelitian. Pencatatan hasil observasi dilakukan pada lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti. 57

2. Pengumpulan Data dengan Wawancara

Metode wawancara hampir digunakan dalam setiap penelitian kualitatif sehingga wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama. Sebagian besar data diperoleh dari hasil wawancara, maka teknik wawancara harus dikuasai oleh peneliti. Wawancara didefinisikan oleh Gorden Herdiansyah, 2010 sebagai berikut: “Interviewing is conversation between two people in which one person tries to direct the conversation to obtain information for some specific purpose”. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Sedangkan Susan Stainback Sugiyono, 2010 menyatakan bahwa: “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observationalon”. Maksud dari kalimat tersebut adalah dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Esterberg Sugiyono, 2010 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:

a. Wawancara Terstruktur Structured Interview

Wawancara ini digunakan apabila peneliti telah mengetahui informasi yang akan diperolehnya oleh sebab itu instrumen penelitiannya 58 telah disiapkan yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannyapun telah disiapkan pula.

b. Wawancara Semiterstruktur Semistructured Interview

Wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas daripada wawancara terstruktur. Wawancara ini bertujuan untuk mengungkap permasalahan lebih terbuka dengan cara minta pendapat dan ide-ide dari orang yang diwawancarai

c. Wawancara Tak Berstruktur Unstructured Interview

Pada wawancara ini tidak menggunakan pedoman yang telah disusun secara sistematis dan lengkap, namun hanya menggunakan garis- garis besar permasalahan saja sebagai pedoman. Penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam sering menggunakan wawancara model ini. Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara takterstruktur. Wawancara ini memungkinkan peneliti mendapatkan gagasan-gagasan dan jawaban yang bervariasi sehingga bisa mengungkap suatu fenomena yang menjadi latar penelitian ini. Wawancara dilakukan pada siswa, dan guru yang dilaksanakan pada waktu berbeda yaitu pada bulan Mei dan Juni 2011 bertempat di sekitar kelas dan sekolah tempat penelitian. Hasil dari wawancara berupa temuan-temuan dicatat pada lembar wawancara dan disajikan berupa data-data yang diolah pada tesis ini. 59

3. Pengumpulan data dengan dokumen studi dokumen

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat dan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek . ”Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan” Herdiansyah, 2010:143. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembaran hasil asesmen, program pembelajaran low vision, dan nilai raport siswa.

E. Teknik Analisis Data