Analisis Vegetasi Gulma Manajemen Pengelolaan Gulma di Perkebunan Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) di PT. National Sago Prima, Kepulauan Meranti, Riau.

cara yang lebih efisien dalam mengendalikan gulma yang dominan di areal sagu PT. National Sago Prima. Kegiatan petak percontohan dilakukan selama 3 bulan yang dimulai dari Maret sampai Juni 2011. Lahan yang digunakan untuk petak percontohan adalah blok J-26 Divisi II, blok G-29 Divisi I, dan blok K-25 Divisi II. Petak percontohan menggunakan model Rancangan Acak Lengkap Teracak RKLT yang terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan sehingga total ada 15 satuan percobaan. Setiap per- lakuan menggunakan 12 rumpun sagu sehingga total ada 180 tanaman contoh. Uji sidik ragam menggunakan uji-F dan uji lanjut DMRT 5. Alat yang digunakan yaitu pancang, knapsack sprayer SOL0-15, parang, kuadran kayu 0.5 m x 0.5 m, timbangan digital dan oven pengering. Bahan yang digunakan adalah herbisida Primaxon 276 SL bahan aktif paraquat dengan dosis 1.5 Lha, herbisida Prima-Up 480 SL bahan aktif glifosat dengan dosis 5 Lha, herbisida Meta Prima 20 WG bahan aktif metil metsulfuron 100 gha, dan herbi- sida campuran Prima-Up 480 SL dengan dosis 2.5 Lha dengan Meta Prima 20 WG dengan dosis 50 gha. Aplikasi herbisida dilakukan satu kali selama percoba- an dan pelarut yang digunakan adalah air gambut dengan volume semprot 5.53 L setiap perlakuan. Pengamatan Aplikasi Herbisida Adapun peubah yang diamati dalam petak percontohan antara lain :

A. Analisis Vegetasi Gulma

1. Biomassa gulma dominan Gulma-gulma di dalam kuadran dicabut sampai ke akarnya, dan dipisah- kan sesuai spesiesnya, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C selama 48 jam. Biomassa gulma setiap spesies diukur setelah gulma dikeringkan di dalam oven. Peubah biomassa gulma dominan diamati sebelum aplikasi herbisida dan interval dua minggu setelah aplikasi 2, 4, 6, dan 8 MSA. 2. Persentase penutupan gulma coverage Persentase penutupan gulma diamati berdasarkan luasan gulma yang me- nutupi areal petak percontohan di lokasi gawangan maupun piringan sagu sebelum dan setelah aplikasi herbisida. Persentase penutupan gulma dilihat secara kualitatif menggunakan kuadran. Setiap perlakuan dilakukan pelemparan kuadran sebanyak 6 kali yakni 3 kali di gawangan dan 3 kali di piringan sagu. Peubah persentase gulma dominan diamati sebelum aplikasi herbisida dan setelah aplikasi herbisida 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 MSA. 3. Persentase kematian gulma mortality Persentase kematian gulma diamati berdasarkan gulma yang mati di petak percontohan setelah aplikasi herbisida, persentase kematian dilihat menggunakan kuadran. Setiap perlakuan dilakukan pelemparan kuadran sebyak 6 kali yakni 3 kali di gawangan dan 3 kali di piringan sagu. Peubah persentase kematian gulma diamati sebelum dan setelah aplikasi herbisida 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 MSA. 4. Nisbah jumlah dominan NJD Nisbah jumlah dominan gulma diperoleh dari kerapatan nisbi kerapatan mutlak spesies tertentu dalam kuadran dibagi jumlah kerapatan mutlak semua spesies, frekuensi nisbi frekuensi mutlak spesies tertentu dalam kuadran dibagi total frekuensi mutlak semua spesies, dan biomassa kering nisbi gulma biomassa kering mutlak spesies tertentu dalam kuadran dibagi total biomassa mutlak semua spesies. NJD = Kerapatan Nisbi+ Bobot Kering Nisbi + Frekuensi Nisbi x 100 3 Nisbah jumlah dominan gulma merupakan gambaran dari gulma yang pa- ling mendominasi pada petak percontohan. Nisbah jumlah dominan rutin diamati setiap minggu setelah aplikasi.

B. Analisis vegetasi tanaman sagu

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) di PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selatpanjang, Riau, dengan Studi Kasus Persemaian Menggunakan Berbagai Media dan Bobot Bibit

0 16 63

Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) Di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau Dengan Aspek Pengaturan Jarak Tanam

1 9 112

Taksasi produksi tanaman sagu (Metroxylon sp.) di PT.National Timber forest product unit HTI murni sagu, Selatpanjang, Riau

0 12 84

Aspek Pengendalian Gulma di Perkebunan Sagu (Metroxylon Sagu Rottb.) di PT.National Timber and Forest Product, Selat Panjang, Riau

0 4 8

Pengelolaan budidaya sagu (Metroxylon spp.) Di PT National sago prima, Selat Panjang, Riau dengan aspek khusus pemangkasan dan aplikasi

1 17 169

Pengelolaan sagu (Metroxylon spp.) Di PT National sago Prima, selat panjang Kab. Kepulauan Meranti, Riau, dengan aspek khusus pertumbuhan bibit di lapang

0 2 113

Pengelolaan sagu (Metroxylon sagu Rottb.) di PT. National Sago Prima, Kab. Kepulauan Meranti, Riau, dengan studi kasus pengaruh teknik persemaian dan jenis tanaman induk terhadap pertumbuhan bibit sagu

0 7 150

Pengelolaan perkebunan sagu (Metroxylon spp) di PT. National Sago Prima, Selat Panjang, Riau: seleksi bibit sagu berdasarkan jenis, tinggi pohon induk dan bobot bibit sagu terhadap pertumbuhan bibit sagu di persemaian

2 8 127

Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon Sago Rottb.) Di PT. National Sago Prima, Selat Panjang, Riau Dengan Aspek Khusus Pengambilan Sampel Pelepah

0 8 257

Pengembangan Papan Komposit dari Limbah Perkebunan Sagu ( Metroxylon sago Rottb.) (Development of Composite Board made from Sago ( Metroxylon sago Rottb.) Plantation Waste)

0 0 10