Gambar 1. Spons Petrosia sp.
www.flickr.com
2.1.2. Klasifikasi Spons
Menurut Lindgren 1897, klasifikasi spons laut Petrosia nigricans adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum : Porifera
Kelas : Demospongia Ordo : Haplosclerida
Sub Ordo : Petrosina Famili : Petrosiidae
Genus : Petrosia sp. Spesies : Petrosia nigricans
Genus Petrosia sp. memiliki tujuh spesies dengan karakteristik tubuh yang massif, tebal, kokoh, dan berbentuk pipa. Warna yang dimiliki pun beraneka
ragam yaitu kuning hingga cokelat Petrosia alfiani, merah kecoklatan hingga hitam Petrosia hoeksemai, cokelat keemasan Petrosia lignosa, cokelat
kehitaman Petrosia nigricans, cokelat keabuan hingga cokelat gelap Petrosia
plana, kuning kehijauan hingga menjadi cokelat Petrosia carcicata, dan cokelat tua hingga hitam Petrosia strongylata. Spons Petrosia ini biasanya terdapat di
perairan dangkal hingga perairan sampai kedalamannya 45 meter. Spons ini juga dapat hidup pada habitat berkarang baik karang hidup maupun mati, habitat
rubble pecahan karang, dan habitat berpasir De Voogd, 2005.
2.1.3. Makanan dan Cara Makan Spons
Saluran yang terdapat pada spons bertindak seperti halnya sistem sirkulasi pada hewan tingkat tinggi yang merupakan pelengkap untuk menarik makanan ke
dalam tubuh dan untuk mengangkut zat buangan keluar dari tubuh. Karena hal inilah maka spons termasuk pada hewan pemakan dengan cara menyaring filter
feeder. Ia memperoleh makanan dalam bentuk partikel organik renik, hidup atau tidak, seperti bakteri dan mikroalga yang masuk melalui pori-pori Proksch et al.,
2002 in Munifah et al., 2008. Arus air yang masuk melalui sistem saluran dari spons diakibatkan oleh cambuk koanosit yang bergerak terus menerus. Koanosit
juga mencernakan partikel makanan, baik disebelah maupun di dalam sel leher. Sisa makanan yang tidak tercerna dibuang keluar dari dalam sel leher. Makanan
itu dipindahkan dari satu sel ke sel lain kemudian diedarkan dalam batas-batas tertentu oleh sel-sel amuba yang berkeliaran di dalam lapisan tengah spons. Zat
buangan dari tubuh spons mengandung asam karbon dan sampah nitrogen yang beracun bagi dirinya. Romimohtarto Juwana 2001.
2.1.4. Reproduksi Spons