25
diduga semakin tidak seimbang lingkungan perairan tempat habitatnya, banyaknya predator, dan kompetitor maka semakin tinggi senyawa bioaktif yang
dihasilkan. Analisis statistik faktorial uji antioksidan menunjukkan bahwa kedua sampel yang digunakan alami dan transplantasi tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap aktivitas antioksidan, sedangkan untuk pelarut yang digunakan serta ulangan yang dilakukan memberikan pengaruh yang nyata
terhadap aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Analisis ini dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.3. Kandungan Bioaktif
Untuk mengetahui komponen – komponen bioakif yang terdapat dalam
spons Petrosia nigricans dilakukan uji fitokimia. Uji ini dapat mendeteksi komponen bioaktif yang tidak terbatas hanya pada metabolit sekunder saja, tetapi
juga termasuk metabolit primer yang memberikan aktivitas biologis fungsional , seperti protein dan peptide Kannan et al, 2009. Uji Fiokimia yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi meliputi uji alkaloid, uji steroid, uji flavonoid, uji saponin, uji fenol hidrokuinon, uji molisch, uji benedict, uji biuret dan uji
ninhidrin. Uji ini dilakukan terhadap dua jenis sampel, yaitu alami dan transplantasi dengan pelarut etil asetat, mengingat hasil uji aktivitas antioksidan
tertinggi dengan metode DPPH dihasilkan oleh spons Petrosia nigricans ekstrak etil asetat. Hasil uji fitokimia dari sampel spons Petrosia nigricans dapat dilihat
pada Tabel 3.
26
Tabel 3. Hasil uji fitokimia spons Petrosia nigricans
Uji Fitokimia Jenis Sampel
Standar Alami Transplantasi
Alkaloid a. Dragendorff
+++ ++
Endapan merah atau jingga b. Meyer
++ ++
Endapan putih kekuningan c. Wagner
+ ++
Endapan coklat Steroid
+++ +++
Perubahan dari merah ke biruhijau Flavonoid
+ +
Lapisan amil alkohol berwarna merahkuninghijau
Saponin +
+ Terbentuk busa
Fenol Hidrokuinon
++ ++
Warna hijau atau biru Molisch
+ +
Warna ungu antara 2 lapisan Benedict
- -
Warna hijaukuningendapan merah bata Biuret
- -
Warna ungu Ninhidrin
- -
Warna biru Keterangan:
+++ sangat kuat, ++ kuat, + lemah, - tidak terdeteksi
Hasil pengujian fitokimia pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dari sembilan uji yang dilakukan, terdapat enam yang menghasilkan reaksi positif. Keenam uji
tersebut terdapat dalam kedua sampel spons Petrosia nigricans baik alami maupun hasil transplantasi. Keenam uji tersebut antara lain uji alkaloid, steroid,
flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, dan molisch. Dari uji ini dapat disimpulkan bahwa senyawa bioaktif yang terkandung dalam spons Petrosia
nigricans alami dan transplantasi relatif sama sekali berbeda pada tingkat kekuatannya. Hasil transplantasi menunjukkan kandungan bioaktif spons
terutama pada uji alkaloid lebih stabil sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan spons Petrosia nigricans alami.
Alkaloid yang ditemukan diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu oritin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan
27
tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin dan triptopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa
alkaloid adalah reaksi mannich, dimana menurut reaksi suatu aldehid berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan suatu ikatan karbon-nitrogen
dalam bentuk imina tau garam iminium, diikuti oleh serangan suatu atom karbon nukleofilik yang dapat berupa suatu enol atau fenol Lenny, 2006 in Susanto,
2010. Senyawa kimia dalam spons yang mempunyai aktivitas antioksidan secara kualitatif dan lanjutan yaitu alkaloid Hanani et al., 2005.
Komponen steroid atau triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan
dari hidrokarbon C
30
asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang umumnya berupa alkohol, aldehida, atau asam karboksilat. Senyawa tersebut tidak
berwarna, kristalin, memiliki titik lebur yang tinggi, dan umumya sulit untuk dikarakterisasi karena secara kimia tidak reaktif Harborne, 1984. Selain itu,
steroid juga dapat digunakan sebagai antiinflamatori dan untuk konsumsi minum, pembius lokal, insektisida, serta relaksan oto yang digunakan pada operasi bedah
Houghton dan Raman, 1998. Flavonoid yang dihasilkan pada spons menurut Ruiz et al. 2005 in
Nurhayati 2009 mempunyai banyak aktifitas sebagai enzim dan memproduksi sistem sel, antitumor, pelindung hati, serta antiinflamantori. Flavonoid juga
mempunyai komponen formulasi atiacne dan beberapa diantaranya, seperti kaempferol, menunjukkan aktifitas ani luka nanah. Beberapa flavonoid, seperti
quercetin dan hesperedin atau neohesperidin, diketahui sebagai inhibitor lipase.
28
Keberadaan saponin sangat mudah diketahui dengan pembentukan larutan koloidal dengan air yang apabila dikocok menimbulkan buih yang stabil. Saponin
dapat berfungsi sebagai antimikroba, antiinflamatori, serta mempunyai toksisitas rendah. Selain itu, saponin juga diketahui mempunyai aktifitas melawan luka
nanah dan patogenik pada Candida spp. Pada manusia Ruiz et al., 2005 in Nurhayati, 2009.
Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal dari tumbuhan dan mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus
hidroksil. Flavonoid merupakan golongan fenol yang terbesar, selain itu juga terdapat fenol monosiklik sederhana, fenilpropanoid, dan kuinon fenolik
Harborne, 1984. Peranan beberapa golongan fenol sudah diketahui, isalnya lignin sebagai bahan pembangun dinding sel, antosianin sebagai pigmen bunga,
selain itu dengan mengkonsumsi fenol dipercaya dapat mengurangi resiko beberapa penyakit kronis karena bersifat sebagai antioksidan, anti-inflamasi,
detoksifikasi karsinogen, dan antikolesterol Chen dn Blumberg, 2007 in Andriyanti 2009.
Reaksi positif yang terjadi pada uji molisch menunjukkan adanya karbohidrat. Karbohidrat berperan dalam penyimpanan energi pati, transportasi
energi sukrosa, serta membangun dinding sel selulosa Harborne, 1984 dan menurut Winarno 2008 in Susanto 2010 pada tubuh manusia, karbohidrat
berguna untuk mencegah ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Pada penelitian sebelumnya mengenai kandungan senyawa bioaktif spons Petrosia nigricans menghasilkan beberapa senyawa dari kelompok poliasetilen
29
yang berpotensi sebagai antimikroba, antifungi, antifouling, inhibitor TP-ase dan inhibitor HIV, selain itu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh spons memiliki
keragaman yang sangat tinggi. Senyawa – senyawa tersebut antara lain adalah
deriva asam amino, dan nukleosida hingga makrolida, porphyrine, terpenoid, hingga ikatan alifaik peroksida, dan sterol Ismet, 2007. Penelitian yang
dilakukan Rasyid 2009 menunjukkan bahwa spons Petrosia nigricans mengandung senyawa bioakif petrocortynes dan petrosiacetylenes yangdapat
berfungsi sebagai sitotoksik.
4.4. Pengaruh Transplantasi