Klasifikasi Epidemiologi BAB II TINJAUAN PUSTAKA SIROSIS HEPATIS DEKOMPENSATA

Pasien yang mengalami sirosis memiliki derajat yang beragam dari fungsi hepar terkompensasi dan peril dibedakan antara sirosis kompensata yang stabil dan sirosis dekmpensata. Transplantasi hepar diperlukan bagi yang mengalami penyakit hepar dan menjadi keadaan dekompensata. 1 Komplikasi signifikan yang terjadi pada keadaan sirosis dekompensata adalah hipertensi portal, yang bertanggung jawab atas terjadinya ascites dan perdarahan dari varises oesophagosastrik. Selain itu, hilangnya fungsi hepatoseluler menyebabkan jaundice, gangguan koagulasi, dan hipoalbuminemia dan berkontribusi pada penyebab dari portosistemik ensefalopati. Sebab komplikasi sirosis pada dasarnya sama dengan etiologinya, maka penting untuk mengklasifikasikan pasien sesuai penyebab penyakit hatinya. 1

B. Definisi

Istilah Sirosis hepatis diberikan oleh Laence pada tahun 1826, yang berasal dari bahasa Yunani “khirros” atau “scirrhus” yang berarti kuning oranye orange yellow, karena perubahan warna pada nodul-nodul yang terbentuk. 2 Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitetur hepar yang normal oleh lembaran-lembaran jaringan ikat dan nodul- nodul regenerasi sel hepar, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal. 1,3 Kepustakaan lain menyebutkan sirosis adalah keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. 9

C. Klasifikasi

Berdasarkan morfologi sirosis hepatis terbagi atas tiga jenis, yaitu: 2 1. Mikronodular 2. Makronodular 3. Campuran yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular. Menurut Shrelock secara klinis sirosis hati dibagi atas dua tipe, yaitu: 4 28 1. Sirosis kompensata atau sirosis laten Gejala klinis yang dapat nampak adalah pireksia ringan, “spider” vaskular, eritema palmaris atau epistaksis yang tidak dapat dijelaskan, edema pergelangan kaki. Pembesaran hepar dan limpa merupakan tanda diagnosis yang bermanfaat pada sirosis kompensata. Dispepsia flatulen dan salah cerna pagi hari yang samar-samar bisa merupakan gambaran dini dari pasien sirosis alkoholik. Sebagai konfirmasi dapat dilakukan tes biokimia dan jika perlu dapat dilakukan biopsi hati aspirasi. 2. Sirosis dekompensata atau sirosis aktif Gejala-gejala sirosis dekompensata lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta. Biasanya pasien sirosis dekompensata datang dengan asites atau ikterus. Gejala-gejala yang nampak adalah kelemahan, atrofi otot dan penurunan berat badan, hilangnya rambut badan, gangguan tidur, demam ringan kontinu 37,5º- 38ºC, gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat, muntah darah danatau melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai dengan koma.

D. Epidemiologi

Dari sekian banyak pasien yang terpapar hepatitis B, sekitar 5 yang mengalami hepatitis B kronik, dan sekitar 20 dari pasien-pasien tersebut yang terus berkembang dan membentuk sirosis. 1 Di United States, terdapat sekitar 1,25 juta karier pembawa hepatitis B, dimana di bagian duni lainnya virus hepatitis B HBV merupakan endemik seperti Asia Tenggara, Sub-Sahara Afrika, mencapai 15 dari populasi mungkin terinfeksi secara vertikal saat dilahirkan. Dengan begitu, lebih dari 300 – 400 juta individu seluruh dunia memiliki hepatitis B. Hampir 25 dari individu-individu ini dapat berkembang menjadi sirosis. 1 Belum ada data resmi nasional tentang sirosis hati di Indonesia. Namun, menurut laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, rata-rata 29 prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5 seluruh pasien yang dirawat di bangsal Penyakit Dalam, atau rata-rata 47,4 dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. 5 Perbandingan prevalensi sirosis pada pria:wanita adalah 2,1:1 dan usia rata-rata 44 tahun. 5

E. Etiologi