Etiologi Patofisiologi BAB II TINJAUAN PUSTAKA SIROSIS HEPATIS DEKOMPENSATA

prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5 seluruh pasien yang dirawat di bangsal Penyakit Dalam, atau rata-rata 47,4 dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. 5 Perbandingan prevalensi sirosis pada pria:wanita adalah 2,1:1 dan usia rata-rata 44 tahun. 5

E. Etiologi

Infeksi hepatitis B virus HBV merupakan penyebab utama hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis, dan kanker hepar di seluruh dunia. 3 Di negara berkembang, penyebab utama sisrosis hati adalah virus hepatitis B dan C. 6 Sebagian besar sirosis hati di Indonesia disebabkan karena infeksi virus hepatitis B. 7 Virus hepatitis B HBV merupakan virus DNA berselubung ganda berukuran 42 nm yang memiliki lapisan permukaan dan bagian inti. Cara utama penularan HBV adalah melalui parenteral dan menembus membran mukosa, terutama melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 60 hingga 90 hari. HBsAg telah ditemukan pada hampir semua cairan tubuh orang yang terinfeksi – darah, semen, saliva, air mata, ascites, air susu ibu, urine, dan ahkan feses. Setidaknya sebagian cairan tubuh ini terutama darah, semen, saliva telah terbukti bersifat infeksius. 3 Infeksi HBV dapat terjadi pada semua usia. Terutama pada kelompok orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi, seperti: 3 - Imigran dari daerah endemis HBV - Pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik - Pelaku hubungan seksual sengan banyak orang atau orang yang terinfeksi - Pria homoseksual yang secara seksual aktif - Pasien rumah sakit jiwa - Narapidana - Pasien hemodialisis - Kontak serumah dengan karier HBV - Pekerja sosial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah 30 - Bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi, dapat terinfeksi pada saat atau setelah lahir.

F. Patofisiologi

Infeksi HBV menimbulkan perubahan morfologi yang terjadi pada hepar seringkali mirip untuk berbagai virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hepar tampaknya berukuran dan berwarna normal, namun kadang-kadang agak edema, membesar pada palpasi “teraba nyeri di tepian”. S3ecara histologi, terjadi kekacauan susunan hepatoselular, cedera dan nekrosis sel hepar dalam berbagai derajat, dan peradangn periportal. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda. Pada beberapa kasus, nekrosis submasif atau massif dapat mengakibatkan gagal hati fulminan dan kematian. 3 31 Gambar 1. Sirosis hepatis kompensata dan dekompensata. Sumber kepustakaan: 10

G. Manifestasi klinis