Kayu Meranti TINJAUAN PUSTAKA

sesuai, bambu tali kadang kala digunakan untuk membuat alat musik, walaupun kualitas nada yang dihasilkan tidak terlalu baik. Bambu tali tidak cocok untuk dibuat sumpit dan tusuk gigi secara mekanis, karena memiliki serat yang saling tindih.

2.6 Kayu Meranti

Kayu meranti termasuk ke dalam kerajaan Plantae, kelas ordo Malvales, famili Depterocarpaceae dan genus Shorea Roxb. ex C.F.Gaertn. Meranti Shorea Sp. Roxb. ex C.F.Gaertn. memiliki nama daerah, antara lain : banio, ketuko, meranti, merkutung dan sirantih Sumatera. Di daerah Maluku kayu meranti mempunyai nama daerah yaitu kayu bapa, dan sehu. Sedangkan di daerah Kalimantan kayu ini memiliki nama daerah yaitu abang, awang, damar, engkabang dan kakan. Daerah penyebarannya adalah Sumatera, Kalimantan dan Maluku. Meranti tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat hingga sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 sampai 0,86 pada kandungan air 15. Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti dapat digolongkan dalam kelas kuat II- IV, sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot. Dalam buku atlas kayu Indonesia, kayu meranti memiliki sifat mekanis MOE sebesar 62000 kgcm 2 6080,12 Mpa dalam keadaan basah dan 66000 kgcm 2 6472,39 Mpa dalam keadaan kering. Besarnya tegangan pada batas proporsi yaitu 145 kgcm 2 14,22 Mpa pada keadaan basah dan 179 kgcm 2 17,55 Mpa pada keadaan kering. Sedangkan besarnya tegangan pada batas patah pada keadaan basah yaitu 309 kgcm 2 30,3 Mpa dan pada keadaan kering yaitu 359 kgcm 2 35,21 Mpa. Kayu meranti juga memiliki keteguhan usaha sampai batas proporsi sebesar 0,2 kgdm 3 dalam keadaan basah dan 0,3 kgdm 3 pada keadaan kering, serta usaha sampai batas patah dalam keadaan basah dan kering sebesar 2,5 kgmdm 3 Martawijaya et al. 2005. Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat ruangan, bahan mebel dan perabot rumah tangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah dan berumur tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kaso, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu. Dari 70 spesies Shorea yang termasuk dalam kelompok meranti merah, terbanyak dijumpai di Kalimantan 62 spesies, diikuti oleh Sumatera 23 spesies dan Semenanjung Malaya 19 spesies. Di luar wilayah-wilayah itu, meranti merah juga ditemukan di Thailand Selatan, Filipina dan Maluku.

2.7 Kayu Lapis