Frekuensi Rolling Rolling Motion of a Round Bottom Ship (Scale Model) in Different Free Surfaces of a Liquid Cargo

Keterangan : A 1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A 2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A 3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A 4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam Gambar 19 Frekuensi rolling model kapal menyatakan bahwa kecilnya nilai rolling period sebuah kapal menunjukkan performance kapal terhadap gelombang yang lebih baik.

4.4 Frekuensi Rolling

Frekuensi rolling menurut Bhattacharyya 1978 adalah banyaknya gerakan oleng kapal dalam satu satuan waktu. Gambar 19 disajikan perbandingan frekuensi rolling yang terjadi pada setiap model kapal pada keempat perlakuan. Gambar 19 menunjukan bahwa frekuensi rolling yang terjadi pada perlakuan A 1 sampai dengan A 4 semakin besar. Fenomena ini terjadi karena perlakuan A 1 memiliki nilai rolling period yang paling besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 sesuai dengan pernyataan pada pembahasan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hubungan periode dengan frekuensi di mana ketika makin lama periode yang dibutuhkan maka makin sedikit frekuensinya = 1 � . 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 F rek u en si Perlakuan A1 A2 A3 A4 Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, rolling period menurut Bhattacharyya 1978 adalah waktu yang dibutuhkan kapal untuk kembali ke posisi kemiringan awal. Semakin besar nilai rolling period, maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh kapal kembali ke kemiringan awal. Oleh karena itu, pada perlakuan A 1 yang memiliki rolling period yang lebih besar memiliki waktu rolling yang lebih lama. Sehingga model kapal pada perlakuan A 4 akan menghasilkan jumlah rolling yang lebih sedikit hingga model kapal tersebut kembali relatif diam dan kembali tegak setelah diolengkan. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata nilai frekuensi rolling model kapal pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 masing-masing sebesar 2,10; 2,43; 2,67; dan 2,87. Perbedaan antara frekuensi rolling pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 adalah sebesar 0,33 antara A 1 -A 2, 0,24 antara A 2 -A 3 , 0,2 antara A 3 -A 4 , 0,57 antara A 1 -A 3 , 0,77 antara A 1 -A 4 , 0,44 antara A 2 -A 4. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap nilai frekuensi antar perlakuan A 1 vs A 2 nilai P-value sebesar 0,01 Lampiran 14; A 1 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,001 Lampiran 15; A 1 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,04 Lampiran 16; A 2 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,01 Lampiran 17; A 2 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,01 Lampiran 18; dan A 3 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,001 Lampiran 19; diketahui bahwa nilai P-value dari masing-masing pengujian lebih kecil dari 0,05 P-value 0,05. Artinya adalah nilai frekuensi antar perlakuan berbeda nyata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa luas free surface mempengaruhi besar-kecilnya frekuensi yang dihasilkan.

4.5 Waktu Redam