Waktu Redam Rolling Motion of a Round Bottom Ship (Scale Model) in Different Free Surfaces of a Liquid Cargo

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, rolling period menurut Bhattacharyya 1978 adalah waktu yang dibutuhkan kapal untuk kembali ke posisi kemiringan awal. Semakin besar nilai rolling period, maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh kapal kembali ke kemiringan awal. Oleh karena itu, pada perlakuan A 1 yang memiliki rolling period yang lebih besar memiliki waktu rolling yang lebih lama. Sehingga model kapal pada perlakuan A 4 akan menghasilkan jumlah rolling yang lebih sedikit hingga model kapal tersebut kembali relatif diam dan kembali tegak setelah diolengkan. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata nilai frekuensi rolling model kapal pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 masing-masing sebesar 2,10; 2,43; 2,67; dan 2,87. Perbedaan antara frekuensi rolling pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 adalah sebesar 0,33 antara A 1 -A 2, 0,24 antara A 2 -A 3 , 0,2 antara A 3 -A 4 , 0,57 antara A 1 -A 3 , 0,77 antara A 1 -A 4 , 0,44 antara A 2 -A 4. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap nilai frekuensi antar perlakuan A 1 vs A 2 nilai P-value sebesar 0,01 Lampiran 14; A 1 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,001 Lampiran 15; A 1 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,04 Lampiran 16; A 2 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,01 Lampiran 17; A 2 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,01 Lampiran 18; dan A 3 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,001 Lampiran 19; diketahui bahwa nilai P-value dari masing-masing pengujian lebih kecil dari 0,05 P-value 0,05. Artinya adalah nilai frekuensi antar perlakuan berbeda nyata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa luas free surface mempengaruhi besar-kecilnya frekuensi yang dihasilkan.

4.5 Waktu Redam

Novita et al. 2010 mendefinisikan waktu redam sebagai lamanya waktu yang diperlukan sebuah model kapal untuk melakukan olah gerak dari awal pergerakan sampai model kapal berhenti atau tidak bergerak lagi. Gambar 20 disajikan perbandingan waktu redam yang terjadi pada setiap model kapal pada keempat perlakuan. Keterangan : A 1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A 2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A 3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A 4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam Gambar 20 Waktu redam gerak model kapal Gambar 20 menunjukan bahwa model kapal dengan perlakuan A 1 memiliki waktu redam yang paling besar yaitu rata-rata 4,101 detik. Adapun untuk model kapal dengan perlakuan A 2 , nilai waktu redam rata-rata mencapai 2,86 detik, model kapal dengan perlakuan A 3 memiliki waktu redam sebesar 2,46 detik, dan untuk model kapal A 4 memiliki waktu redam yang terkecil yaitu sebesar 2,14 detik. Terlihat bahwa model kapal dengan perlakuan A 1 memiliki nilai waktu redam yang lebih besar. Jika mengacu pada definisi waktu redam, maka dapat dikatakan bahwa model kapal dengan perlakuan A 4 memiliki waktu redam rata- rata yang lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas model kapal lebih baik pada perlakuan A 4 jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kondisi ini ditunjukkan dari lebih cepatnya model kapal dengan perlakuan A 4 kembali tegak ke posisi semula setelah diolengkan. Dapat dikatakan pula bahwa efek free surface pada model kapal dengan perlakuan A 4 sangat kecil terhadap waktu redam yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap nilai waktu redam antar perlakuan A 1 vs A 2 nilai P-value sebesar 0,0006 Lampiran 20; A 1 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,001 Lampiran 21; A 1 vs A 4 nilai P-value sebesar 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Wak tu R ed am Perlakuan A1 A2 A3 A4 0,0002 Lampiran 22; A 2 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,03 Lampiran 23; A 2 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,05 Lampiran 24; dan A 3 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,0008 Lampiran 25; diketahui bahwa nilai P-value dari semua pengujian lebih kecil dari 0,05 P-value 0,05. Artinya adalah nilai waktu redam antar perlakuan berbeda nyata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa luas free surface mempengaruhi besar-kecilnya waktu redam yang dihasilkan. Berdasarkan hasil kajian secara keseluruhan, menunjukkan bahwa efek free surface yang ditimbulkan oleh free surface yang terdapat pada muatan cair, dapat dieliminir dengan mengurangi luas free surface. Pengurangan luas free surface dapat dilakukan dengan menyekat palka menjadi ruang-ruang yang lebih kecil lagi dengan menggunakan baffle sekat. Semakin kecil luas free surface yang dimiliki oleh muatan cair, maka akan semakin kecil pula efek free surface yang akan dihasilkan. 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Parameter keragaan oleng model kapal yang dipengaruhi oleh luasan free surface adalah sudut kemiringan, rolling period, waktu redam, dan frekuensi rolling. 2. Luas free surface memberikan pengaruh terhadap keragaan oleng kapal, dimana semakin luas free surface maka nilai sudut kemiringan, nilai rolling period, dan nilai waktu redam semakin besar, sedangkan untuk nilai frekuensinya semakin mengecil

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan diantaranya adalah: 1. Hindari pengaruh faktor eksternal pada saat melakukan pengujian terhadap olah gerak kapal statis. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai pengaruh luas free surface terhadap olah gerak kapal lainnya. DAFTAR PUSTAKA Bhattacharyya R. 1978. Dynamics of Marine Vehicles. John Wiley Sons, Inc. New York. Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessel. England: Fishing News Book Ltd. Hind J A. 1982. Stability and Trim of Fishing Vessels. Second edition. Fishing News Books Ltd. Farnham, England. Lee S K, Surenndran S and Lee G. 2005. Roll Performance of Small Fishing Vessel with Live Fish Tank. Ocean Engineering 32 2005: 1873-1885. Lewis E V. 1988. Principles of Naval Architecture. Second Revision, Volume I Stability and Strength. Jersey City, New York: The Society of Naval Architects and Marine Engineers. Liliana N, Novita Y dan Purwangka F. 2012. Jenis Muatan dan Pengaruhnya terhadap Rolling Period Model Kapal. Buletin Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. XX No. 3 hal. 249-260. Marjoni. 2009. Stabilitas Statis dan Dinamis Kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Kota Banda Aceh Naggroe Aceh Darussalam [Tesis]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Nomura M. and Yamazaki T. 1977. Fishing Techniques I. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. Novita Y, Iskandar BH, Murdiyanto B, Wiryawan B dan Hariyanto. 2010. Keragaan Free Surface pada Model Palka Berbentuk Kotak dan Silinder. Jurnal Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut. Vol. I No. 2 Edisi November 2010. Novita Y. 2011. Desain Palka Kapal Pegangkut Ikan Ditinjau dari Aspek Ketahanan Hidup dan Mitigasi Risiko [Disertasi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Instutut Pertanian Bogor. Novita Y. 2011. Pengaruh Free Surface terhadap Stabilitas Statis Kapal Pengangkut Ikan Hidup. Buletin Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Vol. XIX No. 2 Edisi Juli 2011. Saputra D. 2007. Kajian Ukuran dan Posisi Pemasangan Bilge Keel Pada Kasko Model Kapal Bentuk Round Bottom Terhadap Tahanan Gerak [Skripsi]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Taylor LG. 1977. The Principels and Practices of Stability. Glasgow: Brow Son Publisher Ltd., Nautical Publisher.