Penentuan distribusi sendi Static nonlinear case

Dari hasil evaluasi kinerja berdasar Kinerja Batas ultimate SNI 1726 2002 perpindahan maksimumnya 14,7 mm masih dibawah batas KBU 0,02h = 0,02.19,5 = 0,39 m = 39 cm. 4.8.2. Analisis Pushover 4.8.2.1. Prosedur Analisis Pushover Analisis pushover dilakukan dengan metode spektrum kapasitas capacity spectrum method sesuai prosedur B dokumen ATC 40, 1996. Analisis pushover dengan prosedur B bersifat analitis dan sangat cocok dilakukan dengan bantuan program. Dalam penelitian ini, proses analisis dilakukan dengan bantuan program ETABS V9 Nonlinear.

a. Penentuan distribusi sendi

- Elemen kolom menggunakan tipe sendi default-PMM hubungan gaya aksial dengan momen diagram interaksi P-M - Elemen balok menggunakan tipe sendi default-M3 balok efektif menahan momen dalam arah sumbu kuat sumbu-3 Ketika dilakukan input tipe sendi pada balok dan kolom, menu relative distance diisi angka 0 dan 1. Angka nol menunjukkan pangkal balok atau kolom dan angka satu menunjukkan ujung balok atau kolom. Proses input tipe sendi pada balok dan kolom disajikan pada Gambar 4.4. dan Gambar 4.5. Gambar 4.5. Input sendi default PMM dan M3

b. Static nonlinear case

Pada analisis pushover , dilakukan dua macam running sebagai berikut: 1. “GRAV” : proses push-nya dilakukan oleh beban mati dead load dan beban hidup live load. 2. “PUSH2” : proses push-nya dilakukan oleh displacement 0,78 m = 4 dari total tinggi bangunan dan beban lateral “BGY” Proses input static nonlinear case disajikan pada Gambar 4.6. dan Gambar 4.7. Gambar 4.6. Input ”GRAV” case Gambar 4.7. Input ”PUSH2” case Berdasarkan Gambar 4.6. dan Gambar 4.7., dapat ditentukan monitor target peralihan pada sumbu-y, sesuai dengan arah pola beban. Pengisian parameter pada “PUSH” case step-step analisis pushover dengan trial and error. Pada maximum null steps diisi 130, sedangkan maximum total steps diisi 700. Hasil runningnya disajikan pada Gambar 4.9. Gambar 4.8. Hasil running analisis pushover Gambar 4.8. menunjukkan bahwa pada saved steps ke 38, program telah berhenti sendiri. Iterasi berhenti pada total steps 662 dan analisis dapat selesai dengan baik analysis complete. c . Perhitungan Performance Point Perhitungan performance point menurut ATC 40 prosedur B sebagai berikut: 1. Menggambar response spectrum dengan redaman 5, 10, 15 dan 20. Gambar 4.9. Damped response spectrum 2. Mentransformasikanmengubah kurva kapasitas pushover curve ke dalam bentuk spektrum kapasitas. Gambar 4.10. Hasil transformasi kurva kapasitas ke spektrum kapasitas 3. Melakukan plot terhadap demand spectrum dengan nilai damping 5 sesuai dengan kondisi tanah dan wilayah gempa. 5 10 15 20 Capacity spectrum 5 damped response spectrum Gambar 4.11. Hasil plot demand spectrum dengan nilai damping 4. Melakukan penggabungan antara demand spectrum dengan capacity spectrum sehingga diperoleh titik perpotongan kurva yang merupakan titik kinerja performance point bangunan. Gambar 4.12. Hasil penggabungan demand spectrum dengan capacity spectrum

4.8.2.2. Hasil dan Pembahasan a. Output Analisis Pushover

Evaluasi dilakukan untuk setiap titik yang berpotensi mengalami sendi plastis, yang lokasinya ditentukan dalam model analisis. Untuk menghindari keruntuhan pada sambungan yang bersifat getas, semua sendi plastis pada balok dianggap terjadi di muka kolom dengan asumsi 2h dari as. Minimum pada satu balok terdapat dua buah sendi plastis pada ujung-ujungnya. Hasil analisis pushover yang dilakukan dengan program Etabs Nonlinear V9.0 adalah kurva kapasitas capacity curve, skema kelelehan berupa distribusi sendi plastis yang terjadi dan titik kinerja performance point.

b. Kurva Kapasitas Pushover Curve