Vc = 1+Nu14.Ag
560 .
600 .
5 ,
21 6
1
= 377228 N Kuat geser baja tulangan dengan tulangan geser
10 - 100 Vs
= Av.fy.ds = 157. 240. 560 100
= 211008 N Vn = Vc + Vs = 588236 N = 58823,6kg
Vn = 0,8 x 58823,6 = 47058,9 kg
Vu = 867 kg
Kolom aman terhadap geser
4.7. Evaluasi Perkuatan Struktur
Dari hasil evaluasi penampang plat, dapat diketahui bahwa untuk komponen pelat perlu diberi perkuatan. Perkuatan yang dilakukan adalah dengan menambah balok anak
di tengah bentang plat. Hal ini dimungkinkan karena penulangan pelat existing 2 lapis, untuk tulangan tarik dan tekan, sehingga penambahan balok anak tidak mempengaruhi
kekuatan struktur plat. Setelah diberi balok anak ly plat menjadi 3,7 m dan lx 3,35 m, lylx = 1,20 sehingga didapat Ctx = 92,8.
Momen yang bekerja Mtx = - 0,001.Wu.
2 x
l .Ctx = - 0,001.1117. 3,35
2
. 92,8 = 821 kgm. Dari perhitungan sebelumnya diketahui Mu kapasitas plat 1008,93 kgm 821
kgm sehingga plat lantai 1 ground setelah penambahan balok anak dapat menahan beban hidup 400 kgm
2
.
Balok anak yang direncanakan menggunakan balok WF Castella 250x125x6x9. Pemodelan struktur dilakukan dengan menggunakan program bantu SAP2000 versi 8.
Adapun beban yang bekerja pada balok adalah sebagai berikut : Beban Mati
= 398. 6,6720,125 = 10666 kgm
2
Beban Hidup = 400. 6,6720,125 = 10720 kgm
2
Dari hasil analisis struktur didapat tegangan lentur yang bekerja 770 kgcm
2
izin
1600 kgcm
2
sehingga balok anak aman terhadap momen.
Gambar 4.4. Kontur Tegangan Balok Castella
Alternatif perkuatan yang dapat dilakukan adalah dengan shotcrete. Shotcrete dilakukan pada bagian bawah plat dengan ketebalan 30 mm sehingga tebal plat menjadi
150 mm. Dengan penambahan ketebalan plat tersebut Mu akibat beban menjadi sebesar 1323 kgm, sedangkan momen kapasitas plat menjadi 1334 kgm Mu. Dengan
demikian struktur plat dapat dikatakan aman.
4.8. Evaluasi Kinerja 4.8.1. Kinerja Batas Bangunan
4.8.1.1 Kinerja Batas Layan
Simpangan antar tingkat Δ
s
akibat pengaruh beban gempa nominal dibatasi agar tidak terjadi pelelehan baja ataupun retak beton yang berlebihan disamping kenyamanan
hunian. Pembatasan ini dinamakan batas Kinerja Beban Layan KBL, yang besarnya ≤
0,03R.h
i
atau ≤ 30 mm.
Tabel 4.6. Analisis
s akibat gempa arah x hi
s drif antar
tingkat Syarat drif
Ket Lantai
m mm
mm s
Atap 19.50
13.316 1.37
14.12 OK
4.00 15.50
11.947 2.44
14.12 OK
3.00 11.50
9.505 3.42
14.12 OK
2.00 7.50
6.084 5.19
17.65 OK
1.00 2.50
0.894 0.89
8.82 OK
Tabel 4.7. Analisis
s akibat gempa arah y hi
s drif antar
tingkat Syarat drif
Ket Lantai
m mm
mm s
Atap 19.50
14.704 2.02
14.12 OK
4.00 15.50
12.686 2.58
14.12 OK
3.00 11.50
10.108 3.65
14.12 OK
2.00 7.50
6.454 5.55
17.65 OK
1.00 2.50
0.906 0.91
8.82 OK
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa struktur masih memenuhi kinerja batas layan.
4.8.1.2 Kinerja Batas Ultimate
Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar- tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh Gempa Rencana dalam kondisi
struktur gedung di ambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk
mencegah benturan berbahaya antar-gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah sela delatasi. Simpangan dan simpangan antar-tingkat ini
harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengali
= 0,7 R karena termasuk gedung beraturan. Pembatasan Kinerja Beban Layan KBU besarnya
≤ 0,02 h. Tabel 4.8. Analisis
m akibat gempa arah x
hi s
drif antar tingkat
drif antar tingkat
Syarat drif Lantai
m mm
mm mm
m Ket
Atap 19.50
13.316 1.37
8.15 80.00
OK 4.00
15.50 11.947
2.44 14.53
80.00 OK
3.00 11.50
9.505 3.42
20.35 80.00
OK 2.00
7.50 6.084
5.19 30.88
100.00 OK
1.00 2.50
0.894 0.89
5.32 50.00
OK
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 4.9. Analisis
m akibat gempa arah y
hi s
drif antar tingkat
drif antar tingkat
Syarat drif
Ket Lantai
m mm
mm mm
m Atap
19.50 14.704
2.02 12.01
80.00 OK
4.00 15.50
12.686 2.58
15.34 80.00
OK 3.00
11.50 10.108
3.65 21.74
80.00 OK
2.00 7.50
6.454 5.55
33.01 100.00
OK 1.00
2.50 0.906
0.91 5.39
50.00 OK
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari hasil evaluasi kinerja berdasar Kinerja Batas ultimate SNI 1726 2002 perpindahan maksimumnya 14,7 mm masih dibawah batas KBU 0,02h = 0,02.19,5 =
0,39 m = 39 cm.
4.8.2. Analisis Pushover 4.8.2.1. Prosedur Analisis Pushover
Analisis pushover dilakukan dengan metode spektrum kapasitas capacity spectrum method sesuai prosedur B dokumen ATC 40, 1996. Analisis pushover dengan
prosedur B bersifat analitis dan sangat cocok dilakukan dengan bantuan program. Dalam penelitian ini, proses analisis dilakukan dengan bantuan program ETABS V9
Nonlinear.
a. Penentuan distribusi sendi