commit to user
menyerahkan bunga melati dan buah joho untuk keputren menghitamkan gigi ke istana. Sebagai daerah Panekar, KlatenKyai dan Nyai Melati diberi tugas oleh
istana untuk mencari tukang gending, mencari gadis cantik untuk dayang-dayang di istana, bunga-bungaan untuk kepentingan para putri istana , menghaturkan
dedaunan untuk pembungkus membuat makanan tradisional, seperti jadah, jenang, wajik, dan sebagainya. Hal ini terjadi sejak masa Sunan Paku Buwono II, dan diatur
kembali pada jaman Paku Buwono IV Narpawadawa, 1919; 1921. Sebagai abdi dalem, Kyai dan Nyai Melati memiliki sawah yang luas sebagian itu ditanami
bunga melati untuk kepentingan istana. Kekurangannya diambilkan dari desa-desa disekitarnya, dimana masyarakatnya juga diperintahkan menanam bunga melati,
misalnya Desa Tegal Anom dan Sekolekan. Sumber : www.wikipedia.com, 28 Mei 2010
B. Gambaran Umum Kabupaten Klaten
1. Kondisi Geografis
Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, yang dikenal sebagai salah satu
Daerah Tujuan Wisata. Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30-110°45 Bujur Timur dan 7°30-7°45 Lintang Selatan. Sedangkan batas-batas wilayah
Kabupaten Klaten adalah: • Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo
• Sebelah Barat : Kabupaten Sleman DIY • Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
commit to user
• Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul DIY Secara administratif Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 kecamatan, 391
desa dan 10 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan seluas 65.556 ha 655,56 km
2
atau seluas 2,014 dari luas Propinsi Jawa Tengah, yang luasnya seluas 3.254.412 ha. Sedangkan kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit
oleh Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 76 -1.60 m dpl di atas permukaan laut yang terbagi menjadi 3 tiga wilayah :
a Wilayah lereng Gunung Merapi alam area yang miring yang meliputi Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.
b Wilayah datar wilayah bagian tengah yang meliputi wilayah kecamatan-kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten
Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper,
Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo. c Wilayah berbukit gunung kapur wilayah bagian selatan yang hanya
meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno. Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klaten terbagi antara
lain 9,72 terletak di antara ketinggian 0-100 m dpl; 77,52 terletak di antara 100-500 m dpl; dan 12,76 terletak di antara 500-1000 m dpl. Jenis tanah dapat
dibedakan menjadi 5 lima jenis yaitu: 1 Tanah Litosol; 2 Tanah Regosol Kelabu; 3 Tanah Regosol Coklat Kelabu; 4 Tanah Komplek Regosol Kelabu
dan Kelabu Tua; 5 Tanah Gromosol Kelabu Tua. Selain itu Kabupaten Klaten memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau silih berganti
commit to user
sepanjang tahun, dengan temperatur antara 28-30 derajat Celcius, dan kecepatan angin rata-rata berkisar 20-25 km jam.
Penggunaan lahan di Kabupaten Klaten Tahun 2009 sebagai berikut : Lahan Persawahan sawah teririgasi dan sawah tadah hujan 33.705 Ha
51,41, Permukiman 19.725 Ha 30,08, Ladang 6.287 Ha 9,59, KolamRawa 202 Ha 0,30, Hutan Negara 1.450 Ha 2,21, Lain-lain 4.187
Ha 6,38. Besarnya luas dan persentase lahan sawah teririgasi menunjukkan bahwa tanah pertanian di Kabupaten Klaten subur, dan sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan agropolitan yaitu suatu kawasan yang berbasis ekonomi masyarakatnya adalah sektor pertanian yang berkelanjutan, karena
selama ini Klaten mendapat sebutan sebagai penyangga pangan di Jawa Tengah dan salah satu produk pertanian yang terkenal dengan padi Delanggu yang
spesifik rasanya dan khusus bentuk serta warna berasnya. Sebutan itu masih menggema sampai sekarang. Untuk mengembangkan Kabupaten Klaten sebagai
kawasan agropolitan, maka perlu ada pengendalian dan optimalisasi pemanfaatan lahan sesuai produk unggulan yang disesuaikan dalam tata ruang daerah.
Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010 2.
Demografi Jumlah penduduk di Kabupaten Klaten pada tahun 2009 sesuai dengan
data yang ada di Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten sebanyak 1.303.910 jiwa atau naik sebesar 0,26 bila dibandingkan tahun 2008 yang sebanyak
1.300.494 jiwa. Pada tahun 2009 penduduk laki–laki berjumlah 637.939 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 665.971 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun
commit to user
2008 sebesar 1.984 jiwaKm
2
, meningkat menjadi 1.989 jiwaKm
2
pada tahun 2009 atau naik 0,25 . Selain kepadatan penduduk, pertambahan jumlah
penduduk juga mengakibatkan adanya pertambahan jumlah kepala keluarga. Pada tahun 2009 jumlah KK sebesar 374.179 KK, terjadi peningkatan jumlah
kepala keluarga sebesar 4,59 bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 357.017 KK. Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010
3. Transportasi Kabupaten Klaten mempunyai beberapa moda transportasi yang dapat
digunakan sebagai alat bantu akses transportasi. Untuk jalur darat Kabupaten Klaten memiliki satu jalur kereta api yang dapat ditempuh dari Stasiun Klaten,
Stasiun Ceper dan Stasiun Delanggu yang juga masih berfungsi dengan baik meskipun tidak sebesar Stasiun Klaten. Bagi pengguna jasa angkutan bus antar
kota, Terminal Jonggrangan merupakan terminal yang melayani rute perjalanan darat dengan bus angkutan penumpang umum angkutan antar kota antar propinsi.
Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010
C. Potensi Objek Wisata Kabupaten Klaten