Pandangan Masyarakat Mengenai Tradisi Padusan (Studi Kasus Masyarakat Sekitar Cokro, Tulung, Klaten Mengenai Tradisi Padusan)

PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI TRADISI PADUSAN

(Studi Kasus Masyarakat Sekitar Cokro, Tulung, Klaten Mengenai

Tradisi Padusan)

Skripsi Oleh: Retno Widyastutik NIM:K 8405032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan menunjukkan suatu pengertian yang luas dan kompleks.

Di dalamnya tercakup baik segala sesuatu yang terjadi dalam dan dialami oleh manusia secara personal dan secara kolektif, maupun bentuk-bentuk yang dimanifestasikan sebagai ungkapan pribadi seperti yang dapat kita saksikan dalam sejarah kehidupannya, baik hasil-hasil pencapaian yang pernah ditemukan oleh umat manusia dan diwariskan secara turun-temurun, maupun proses perubahan serta perkembangan yang sedang dilalui dari masa ke masa.

Kebudayaan yang merupakan hasil dari “budi” dan “daya” manusia,

dapat mengangkat derajat manusia sebagai makhluk Tuhan yang tertinggi diantara makhluk-makhluk yang lain, seperti binatang dan tumbuhan. Tingkat kebudayaan dan peradaban manusia ditentukan oleh kemampuan manusia dalam menghadapi tantangan alam sekitar dimana mereka tinggal dan hidup. Alam sekitar memberi batas kemampuan manusia untuk berbuat sesuai dengan budi dan dayanya. Oleh karena itu manusia, kebudayaan dan alam sekitar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, dan tidak ada kebudayaaan jika tidak ada manusia pendukungnya.

Keberadaan manusia di dunia ini tidak bisa terlepas dari budaya yang

menyertainya. Kebudayaan memberikan bentuk perilaku kepada idividu-individu secara khas, dalam arti setiap kebudayaan itu berlainan bentuknya dan perilaku individu juga menampilkan sosok yang khas. Bentuk budaya yang berlainan dan perilaku individu yang khas tersebut merupakan manivestasi dari seperangkat unsur kebudayaan yang universal dan pranata yang berlaku. Unsur kebudayaan yang universal terdiri dari tujuh unsur, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, menyertainya. Kebudayaan memberikan bentuk perilaku kepada idividu-individu secara khas, dalam arti setiap kebudayaan itu berlainan bentuknya dan perilaku individu juga menampilkan sosok yang khas. Bentuk budaya yang berlainan dan perilaku individu yang khas tersebut merupakan manivestasi dari seperangkat unsur kebudayaan yang universal dan pranata yang berlaku. Unsur kebudayaan yang universal terdiri dari tujuh unsur, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian,

Bersamaan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan

teknologi semakin maju. Hal tersebut kerena sifat masyarakatnya yang dinamis. Pada akhirnya masyarakat ini juga akan mengalami perubahan karena secara langsung maupun tidak langsung, perkembangan masyarakat dan kemajuan ilmu dan teknologi saling mempengaruhi. Pada masa sekarang, kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke dalam suatu masyarakat dan akan berhadapan langsung dengan kebudayaan yang telah ada. Sehingga kebudayaan asing tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi terhadap nilai-nilai kebudayaan asli masyarakat. Selama masyarakat sebagai pendukung dari kebudayaan asli tetap mempertahankan kebiasaan-kebiasaan yang telah dianut, pengaruh kebudayaan asing tidak akan melunturkan tradisi yang telah berkembang di dalam masyarakat.

Masyarakat kita dewasa ini adalah suatu masyarakat yang bergerak

amat cepat, seiring dengan perubahan nilai dan perubahan sistem sosial yang terjadi. Dalam kondisi seperti itu sebenarnya masyarakat kita sedang mengalami perubahan yang luar biasa antar subkultur, antar kultur dan antar nilai-nilai. Perubahan itu terjadi antara lain hadirnya teknologi komunikasi, pendidikan, urbanisasi, transmigrasi, perkawinan antar suku dsb. Maka kebudayaan yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungannya sendiri-sendiri sekarang telah bercampur baur sehingga ikut mengoyak isolasi subkultur-subkultur.

mungkin negara lain tidak memiliki. Keanekaragaman meliputi agama, sosial, budaya, tradisi dan masih banyak lagi. Salah satu lingkup keberanekaragaman adalah dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Setiap daerah mempunyai tradisi dan cara menyambutnya. Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Cokro yang masih tetap menjalankan kebudayaan asli. Masyarakat Cokro, yang dalam hal ini juga termasuk dalam masyarakat atau suku jawa, mamiliki tradisi yang telah sekian lama bertahan hingga sekarang. Tradisi tersebut adalah tradisi padusan yang dilaksanakan setiap setahun sekali menjelang bulan puasa. Berdasar atas berbagai sumber, konon tradisi tersebut sudah ada sejak dahulu atau sejak nenek moyang mereka. Bahkan menurut sumber pula, masyarakat Cokro sampai sekarang belum berani untuk meniadakan tradisi tersebut

Istilah padusan dari kata “adus” atau mandi. Padusan biasanya

dilakukan sehari sebelum bulan Ramadhan. Makna dari padusan adalah membersihkan segala kotoran yang menempel di badan atau di jiwa, sehingga dalam berpuasa dalam keadaan bersih jasmani dan rohani. Padusan bisa dilaksananakan di sungai, kolam renang atau bisa juga dilaksanakan di kamar mandi dan biasanya dilakukan secara masal. Sedangkan modal utama menyambut bulan Ramadhan adalah iman, keikhlasan serta kesungguhan dalam menjaga kesucian. Setiap kali menghadap Allah, harus dalam kondisi yang suci. Sebagian masyarakat di Jawa beranggapan tidak lengkap rasanya mengawali puasa tanpa padusan . Padusan sudah menjadi adat kebiasaan tahunan menjelang puasa. Bukan hanya sekedar kebiasaan, namun sudah menjadi kebutuhan. Bahkan, ada sebagian masyarakat yang menganggap padusan itu wajib.

Tradisi sebagai salah satu bentuk kebudayaan bangsa yang masih

dilestarikan dan mempunyai pendukung yang kuat, merupakan salah satu peninggalan budaya yang bisa memberi corak khas kepada kebudayaan bangsa. Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul dari buah budi rakyat Indonesia seluruhnya.

kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat Desa Cokro. Pemandian Cokro Tulung merupakan salah satu lokasi yang cukup diminati masyarakat untuk menjalankan ritual ini, karena dianggap berhubungan dengan petilasan pemandian putri keraton. Setiap menjelang Ramadhan, ribuan orang berdesakan mendatangi lokasi ini. Pengunjung yang sebagian besar merupakan remaja berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan prosesi pengguyuran tujuh pasang pemuda-pemudi yang duduk di depan kolam kecil yang merupakan mata air. Bergantian, kepala mereka diguyur dengan satu gayung air kembang. Seusai itu, sebuah wadah dari tanah liat yang juga berisi air kembang dibanting di depan kolam kecil tersebut sebagai penutup

ritual

(http://antokoe.wordpress.com/2007/09/05/marhaban-ya- Ramadhan /).

Ritual padusan dan laku puasa sebenarnya sudah ada sejak ajaran

Islam belum masuk ke Jawa. Semasa Kerajaan Majapahit, para ksatria, pujangga, brahmana, dan empu terbiasa melakoninya sebagai bentuk penyucian diri. Dimana secara fisik, tradisi padusan memang tidak islami. Ini merupakan tradisi adopsi dari kebudayaan tinggalan agama Hindu, Budha, dan Animisme. Namun, berkat para Wali Songo yang berhasil mengawinkan tradisi adat jawa dengan nafas islam, tradisi padusan yang dilestarikan masyarakat Jawa itu tetap berlangsung. Tradisi dan adat jawa yang masih berlangsung di masyarakat pedesaan itu adalah bermakna simbolis hubungan diri orang Jawa dengan para leluhur, dengan sesama, maupun dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.

Pemaknaan terhadap tradisi dari suatu masyarakat banyak mungkin

sekali akan beragam. Makna yang muncul bisa bersifat positif dan negatif, dan semua itu tergantung bagaimana persepsi dan sikap masyarakat terhadap adanya tradisi padusan tersebut, mengenai itu semua tentu ada sesuatu hal yang menjadi faktor yang mempengaruhinya. Seperti misalnya dalam masyarakat Cokro yang begitu heterogen memiliki latar belakang pemikiran dan cara pandang yang berbeda-beda pula. Kemudian dari bagaimana masing-masing individu sekali akan beragam. Makna yang muncul bisa bersifat positif dan negatif, dan semua itu tergantung bagaimana persepsi dan sikap masyarakat terhadap adanya tradisi padusan tersebut, mengenai itu semua tentu ada sesuatu hal yang menjadi faktor yang mempengaruhinya. Seperti misalnya dalam masyarakat Cokro yang begitu heterogen memiliki latar belakang pemikiran dan cara pandang yang berbeda-beda pula. Kemudian dari bagaimana masing-masing individu

Tradisi padusan memang mengalami banyak transformasi atau

perkembangan, seiring dengan kemajuan zaman. Acara mandi massal ini telah berubah menjadi aktivitas plesiran yang diminati banyak warga masyarakat, apalagi makna padusan di kalangan generasi muda sudah banyak bergeser dari pemaknaan penyucian diri, tetapi padusan merupakan sarana rekreasi berenang bersama teman-teman di saat hari libur menjelang puasa. Dinas pariwisata Kabupaten Klaten juga menyuguhkan beberapa hiburan guna menunjang pelaksanaan tradisi padusan dan juga untuk menarik para pengunjung. Kegiatan hiburan terlihat dengan berbagai macam pertunjukan seperti penampilan artis dangdut, musik regae, atraksi reog, dan berbagai karnaval kebudayaan. Kondisi ini ternyata juga dapat memberikan penghasilan tambahan bagi para pedagang di sekitar pemandian. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul: Pandangan Masyarakat Mengenai Tradisi Padusan (Studi Kasus Masyarakat Sekitar Cokro, Tulung, Klaten Mengenai Tradisi Padusan)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka peneliti mengambil beberapa permasalahan diantaranya adalah :

“Bagaimana pandangan masyarakat sekitar desa Cokro mengenai tradisi padusan”.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

memahami bagaimana persepsi masyarakat sekitar desa Cokro mengenai tradisi padusan. Selain itu sebagai usaha untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi padusan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan :

a. Memberikan tambahan pengetahuan terhadap peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai suatu tradisi masyarakat.

b. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama mengenai penelitian tradisi masyarakat.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam penulisan penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pemerintah daerah di dalam memelihara dan melestarikan tradisi masyarakat.

b. Penelitian ini dapat sebagai masukan bagi masyarakat supaya tetap menjaga dan melestarikan tradisi sebagai warisan nenek moyang serta menyadari potensi wisata budaya yang dimiliki di daerahnya.

c. Penelitian ini dapat sebagai masukan bagi pemerintah daerah (Pemda) Klaten agar tetap mengembangkan potensi wisata budaya yang dimiliki yaitu tradisi padusan dengan meningkatkan mutu pelayanan pelaksanaan tradisi padusan agar pengunjung bisa meningkat dari tahun ke tahun.

Pemandian Umbul Cokro supaya menjaga dan mengembangkan potensi kepariwisataan kawasan Cokro Tulung yang bertumpu pada potensi wisata alam tirta (air) dan alam pedesaan sehingga akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Kehidupan individu tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu pula individu secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan persepsi. Persepsi merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indera yang dimilikinya.

Dalam memahami konsepsi pandangan digunakan teori pembahasan persepsi, berikut penulis uraikan teori tentang persepsi : Persepsi adalah “cara kita mengubah energi-energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna” (Deddy Mulyana dan Jalaludin Rahmad, 2001:25). Persepsi dapat dipandang sebagai suatu pengamatan terhadap obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan obyek yang ada (Deddy Mulyana dan Jalaludin Rahmad, 2001:38).

“[Sociology is ] ... the science whose object is to interpret the meaning of social action and thereby give a causal explanation of the way in which the action proceeds and the effects which it produces”.

– Max Weber The Nature of Social Action 1922, [39] (www.wikipedia.com). Maksudnya yaitu : “Sosiologi adalah ilmu yang tujuannya untuk menafsirkan makna tindakan

sosial dan memberikan penjelasan sebab-akibat di mana setiap tindakan ada akibatnya” sosial dan memberikan penjelasan sebab-akibat di mana setiap tindakan ada akibatnya”

”Persepsi sebagai proses pengorganisasian, pengintegrasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu” ( Bimo Walgito 1997:88).

Persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi merupakan proses yang mengorganisir dan menghubungkan data-data indra kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri sendiri (De Vito, Alex Sobur, 2003:445).

”Sebagian besar pengetahuan, pikiran, perasaan, dan persepsi manusia terkandung dalam bahasa, suatu sistem simbol. Kata-kata mengandung makna atau nama yang menggolong-golongkan objek dan pikiran. Kata- kata adalah persepsi konseptual mengenai dunia yang terkandung dalam simbol-simbol”(Achmad Fedyani Saifuddin, 2005:292).

”Persepsi kelompok adalah keseluruhan atau rata-rata persepsi individu terhadap dunia luar yang lebih kurang sama” (Alo Liliweri. 2001:113). Kesamaan-kesamaan tersebut biasanya diwujudkan ke dalam pengakuan bersama terhadap suatu objek, misalnya memakai simbol, tanda-tanda, dan bahasa-bahasa verbal dan non-verbal yang sama.

Persepsi merupakan cara pandang terhadap sesuatu hal, dimana individu mengenali dunia luarnya dengan menggunakan alat inderanya. Bagaimana individu dapat mengenali dirinya sendiri maupun keadaan sekitarnya, hal ini berkaitan dengan persepsi (perception). Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Persepsi berkaitan dengan tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.

Persepsi merupakan istilah yang memiliki pengertian yang berhubungan Persepsi merupakan istilah yang memiliki pengertian yang berhubungan

Sosial budaya akan selalu berpengaruh terhadap persepsi seseorang dan makna yang akan dibangun. Hal lain yang turut mempengaruhi persepsi adalah faktor cara belajar, perangkat, keadaan jiwa atau suasana hati dan faktor motivasional. Adanya aspek-aspek situasi yang mempengaruhi situasi individu, maka persepsi pada diri seseorang dapat berubah sesuai dengan suasana hati, cara belajar, dan keadaan jiwa.

Persepsi merupakan suatu penilaian, sebagai persiapan perilaku kongkrit dan nilai-nilai itu dengan melalui emosi, motivasi dan ekspektasi akan mempengaruhi persepsi, nilai-nilai yang berbeda juga mempengaruhi persepsi perilaku tersebut. Dalam memandang sesuatu hal, baik itu benda, perbuatan sesuatu yang lain, kita selalu mempunyai pendapat atau pandangan tersendiri yang mungkin berbeda dengan pendapat orang lain. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal. Karena persepsi juga merupakan sebuah internal yang dilakukan oleh individu untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal.

Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi suatu objek. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan lingkungan budaya dan dipengaruhi oleh aspek religi yang mempengaruhi persepsi individu, maka persepsi dapat berubah-ubah. Persepsi dapat dilakukan dari jenis atau bentuk stimulus atau karakteristik orang yang memberikan respon stimulus (Jalaluddin Rakhmat, 2001:256).

Akal yang dimiliki manusia dapat dipergunakan untuk menghadapi segala Akal yang dimiliki manusia dapat dipergunakan untuk menghadapi segala

Persepsi masyarakat terhadap suatu objek merupakan landasan pokok bagi timbulnya perilaku dari masing-masing individu dalam setiap kegiatan. Makna positif dan negatif sebagai hasil persepsi masyarakat terhadap suatu objek sangat tergantung dari bentuk dan proses interaksinya. Masing-masing individu mempunyai persepsi yang berbeda dalam menanggapi suatu objek. Kemudian masing-masing individu akan melakukan proses pertukaran persepsi di antara masing-masing individu. Proses pertukaran persepsi tersebut dapat berlangsung antara individu yang tergabung dalam komunitas tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses pemahaman individu atau pribadi seseorang terhadap sesuatu. Pemahaman terhadap sesuatu tersebut dapat melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Munculnya persepsi masyarakat timbul karena adanya persepsi dari masing-masing individu di mana persepsi dari masing-masing tersebut terhadap suatu objek dikumpulkan menjadi satu, sehingga timbullah suatu persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat merupakan proses mengamati objek dengan melalui indra.

Proses persepsi tersebut di internalisasi dan di hayati, kemudian di ekspresikan menjadi pandangan seseorang atau sekelompok orang. Dengan demikian teori yang digunakan adalah pandangan masyarakat yaitu menggunakan teori persepsi.

Persepsi pada setiap individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu itu sendiri, seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, dan kerangka acuan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan di mana persepsi itu berlangsung (Bimo Walgito, 2004 : 89).

Pendapat lain juga menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu individu yang mengadakan persepsi, situasi dan objek atau yang dipersepsikan. Individu dipengaruhi oleh faktor nilai dan sikap, kepribadian, pengalaman masa lalu, harapan serta motivasi. Situasi dipengaruhi oleh lokasi, budaya organisasi. Objek atau yang dipersepsikan antara lain dipengaruhi oleh intensitas ukuran, kontras, dan gerakan (Slameto, 1995 : 106).

Sedangkan faktor yang menyebabkan perbedaan persepsi yaitu :

1) Perhatian Perhatian mempunyai peranan yang penting terhadap persepsi seseorang karena perhatian merupakan langkah awal dari proses persepsi. Setiap kali seseorang memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan akan memperoleh makna dari apa yang ditangkap lalu menghubungkan dengan pengalaman masa lalu dan untuk kemudian diingat kembali. Perhatian yang terpusat akan menghasilkan persepsi yang lebih baik jika dibandingkan dengan perhatian yang terpancar, karena perhatian yang terpusat akan mengakibatkan kesan pada objek, sehingga membuat persepsi yang baik.

2) Set atau kesiapan Untuk faktor set atau kesiapan merupakan harapan seseorang terhadap rangsangan yang timbul. Setiap individu mempunyai set berbeda-beda, hal ini berpengaruh terhadap persepsi. Semakin tinggi tingkat kesiapan seseorang maka persepsi yang terbentuk akan semakin baik begitu pula sebaliknya.

Faktor ini dapat mempengaruhi persepsi karena kebutuhan semakin tinggi tingkat kebutuhan seseorang terhadap sesuatu maka akan semakin baik persepsi yang dimiliki, sehingga individu akan mempunyai persepsi yang berbeda tentang objek, peristiwa, dan realitas kehidupan.

4) Sistem nilai Persepsi ditentukan oleh sistem nilai, yaitu suatu patokan untuk bertingkah laku pada suatu lingkungan tertentu. Sistem nilai yang tertanam disini dipengaruhi oleh budaya, masyarakat dan keluarga.

5) Ciri Kepribadian Setiap individu mempunyai pembawaan dalam dirinya yang berbeda-beda sehingga persepsi yang terbentuk akan berbeda juga. Ada individu yang suka sesuatu hal walaupun itu hal kecil atau tidak, tetapi sebaliknya ada individu yang tidak peduli pada lingkungan sekitar (Sarlito Wirawan Sarwono, 1992 : 102). Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

1) Faktor internal yaitu faktor yang terdapat pada diri si pengamat, yang meliputi kebutuhan, suasana hati, kemampuan, pendidikan dan pengalaman.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat di luar diri si pengamat, yang meliputi ciri fisik dari objek yang diamati dan situasi pada saat seseorang menginterpretasikan tentang objek yang diamati.

c. Proses dan Syarat-syarat Persepsi

Individu dalam mengenali dunia luar atau keadaan di sekitarnya menggunakan alat inderanya. Bagaimana individu dapat mengenali dirinya sendiri maupun keadaan yang ada di sekitarnya, berkaitan dengan persepsi.

”Proses terjadinya persepsi adalah objek minumbulkan stimulus dan stimulus mengenai indera dan reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan ”Proses terjadinya persepsi adalah objek minumbulkan stimulus dan stimulus mengenai indera dan reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan

Menurut kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya persepsi melalui tiga tahapan, yaitu : tahap pertama yang dinamakan tahap fisik atau kealaman, tahap kedua yang disebut sebagi tahap fisiologis dan tahap ketiga yaitu tahap psikologis yang merupakan proses terakhir yang menyadari apa yang individu terima melalui otak.

Langkah-langkah terjadinya persepsi sebagai berikut :

1) Persepsi dimulai dari menghimpun informasi yang masuk dari dunia luar melalui panca indera.

2) Banyaknya informasi yang masuk melalui indera maka tidak semua dapat di catat dan tidak dapat memuaskan pada semuanya sekaligus. Oleh sebab itu harus menentukan pilihan atau harus menyeleksi mana yang menjadi perhatian utamanya.

3) Pada langkah ini ada usaha untuk menambah terhadap apa yang diketahui dan dipercayai. Informasi diubah dari tidak lengkap kemudian dilengkapi, sehingga menjadi proses yang lebih aktif dan kreatif.

4) Setelah langkah mencampur dan menambah seleksi, maka campuran itu diorganisir dan dikoordinir menjadi bentuk-bentuk yang teratur.

5) Arti bentuk teratur adalah usaha untuk memberikan arti atau makna dari bentuk-bentuk yang teratur disebut tingkat menginterpretasi Pada saat itulah telah tercapai pemahaman pengertian dari pesan atau informasi yang telah disampaikan. Artinya ide pokok telah diterima, apakah sama antara ide yang diterima dengan ide yang dikirim tergantung berbagai faktor, baik internal atau eksternal. Hal ini terutama karena keterbatasan-keterbatasan terutama dari individual yang bersangkutan.

melalui beberapa tahapan yaitu menghimpun informasi, penyeleksian stimulus atau informasi, dan menginterpretasi stimulus.

Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar individu menyadari dapat mengadakan persepsi adalah:

1) Adanya obyek yang dipersepsi, obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

2) Alat indera atau reseptor yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula

adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi (Bimo Walgito, 1997: 54).

Persepsi dipengaruhi oleh beberapa unsur yang mempunyai pengaruh besar dan langsung terhadap makna-makna yang ada dalam persepsi seseorang. Unsur-unsur tersebut dinamakan unsur sosio budaya yang terdiri dari tiga unsur yaitu:” (a) sistem-sistem kepercayaan (belief), nilai (value) dan sikap (attitude); (b) pandangan dunia (world view), (c) organisasi sosial (social organization)” (Deddy Mulyana, 2001:26).

Pengertian tersebut masih pada taraf ”to know” sedang pandangan sudah pada taraf ”to understand”. Oleh karena itu, apabila proses persepsi tersebut di hayati dan dirasakan maka akan menjadi pendapat atau pandangan seseorang atau sekelompok orang.

a. Pengertian Pariwisata

Secara etimologi, kata pariwisata terdiri dari dua kata, yaitu pari dan wisata . Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan lengkap. Sedangkan wisata berarti perjalanan, bepergian.”Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara suka rela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata” (undang-undang nomor

9 tahun 1990). Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk perusahaan objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut.

“Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan, proses kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah” (Chafid Fandeli, 1996: 58).

“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussiness) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”. (Oka A. Yoeti, 1996: 118).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, ke suatu tempat di luar tempat tinggalnya dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan, bukan untuk mencari nafkah. Berdasarkan definisi pariwisata tersebut, terdapat tiga unsur yang menjadi batasan yaitu manusia (man), ruang ( space), dan waktu (time). Unsur manusia yaitu orang yang melakukan perjalanan dan unsur waktu adalah yang digunakan selama perjalanan ke tempat atau daerah tujuan wisata.

b. Bentuk dan Jenis Pariwisata

Sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah dan motivasi Sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah dan motivasi

1) Menurut asal wisatawan Terdiri dari dua yaitu pariwisata domestik dan pariwisata internasional. Pariwisata domestik adalah wisatawan yang pindah tempat sementara di dalam lingkungan negaranya sendiri, sedangkan pariwisata internasional adalah wisata yang datang dari luar negeri.

2) Menurut akibatnya tehadap neraca pembayaran Terbagi menjadi dua yaitu pariwisata aktif dan pariwisata pasif. Pariwisata aktif adalah wisatawan yang datang dari luar negeri ke suatu negara tujuan wisata, sedangkan pariwisata pasif adalah wisatawan yang keluar dari negerinya sehingga ia memberikan dampak terhadap neraca pembayaran.

3) Menurut jangka waktu Terbagi menjadi dua yaitu pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang. Waktu yang digunakan untuk mengukur lamanya ia tinggal di negara yang bersangkutan tergantung pada ketentuan masing-masing negara.

4) Menurut jumlah wisatawan Terbagi menjadi pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. Pariwisata tunggal adalah wisatawan yang datang sendiri ke objek atau suatu tempat, sedangkan pariwisata rombongan adalah pariwisata yang dilakukan secara bersama-sama.

Berdasarkan alat angkut yang digunakan oleh wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata laut, kereta api, dan mobil.

Secara ekonomis, pembagian kategori bentuk-bentuk pariwisata dengan istilah-istilah tersebut sangat penting dan perlu, karena klasifikasi tersebut akan menentukan sistem statistik perpajakan dan perhitungan pendapatan industri pariwisata. Selain berdasarkan bentuk, pariwisata perlu diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Hal ini dilakukan guna menyusun data-data penelitian dan peninjauan lebih akurat di bidang pariwisata, sehingga pembangunan industri pariwisata di Indonesia dapat dilakukan secara optimal. Jenis-jenis pariwisata yaitu “pariwisata terbagi menjadi pariwisata budaya, kesehatan, olah raga, komersial, industri, politik, konvensi, sosial, pertanian, maritime (bahari), cagar alam, buru, pilgrim, dan wisata bulan madu” (Nyoman S. Pendit, 1999: 41). Jenis-jenis pariwisata tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Wisata budaya Yaitu suatu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat-istiadat, cara hidup , budaya dan seni di daerah tujuan wisata.

2) Wisata kesehatan Yaitu perjalanan wisata dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat secara jasmani dan rokhani dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang dapat menyembuhkan, ke suatu daerah yang beriklim menyehatkan dan sebagainya.

Yaitu perjalanan yang dilakukan dengan tujuan berolah raga, mengikuti atau menyaksikan pesta olah raga ke suatu negara misalnya Asian Games, Olimpiade, berenang, World Cup dan sebagainya.

4) Wisata komersial Yaitu perjalanan yang dilakukan dengan maksud untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

5) Wisata industri Yaitu perjalanan yang dilakukan ke suatu daerah perindustrian dengan tujuan untuk mengadakan penelitian atau peninjauan.

6) Wisata politik Yaitu perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam kegiatan politik seperti ulang tahun perayaan HUT kemerdekaan RI pada 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, maupun kegiatan politik seperti konferensi, musyawarah, konggres atau konvensi politik yang selalu disertai dengan darma wisata.

7) Wisata konvensi Yaitu perjalanan yang dilakukan untuk mengikuti suatu pertemuan seperti konferensi, musyawarah konvensi dan lain-lain yang bersifat nasional maupun yang bersifat internasional.

8) Wisata sosial Yaitu pengorganisasian suatu perjalanan murah dan mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti kaum buruh, pemuda, 8) Wisata sosial Yaitu pengorganisasian suatu perjalanan murah dan mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti kaum buruh, pemuda,

10) Wisata maritime (bahari) Jenis wiasta ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga seperti memancing, berlayar, menyelam, dan sebagainya untuk memperoleh suatu kesenangan.

11) Wisata cagar alam Yaitu perjalanan yang dilakukan ke tempat cagar alam, taman lindung, hutan di daerah pegunungan dan sebagaianya yang kelestariaanya dilindingi oleh undang-undang.

12) Wisata buru Yaitu jenis wisata yang dilakukan di suatu daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan pemerintah.

13) Wisata pilgrim Yaitu jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat- istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok masyarakat seperti kunjungan ke tempat-tempat suci, keramat, makam-makam yang diagungkan, tempat-tempat yang mengandung legenda dan sebagainya.

14) Wisata bulan madu Yaitu penyelengaraan perjalanan wisata bagi pasangan pengantin baru dengan fasilitas khusus.

Jenis pariwisata diklasifikasikan sesuai letak geografis, pengaruh terhadap neraca pembayaran, alasan atau tujuan perjalanan, saat berkunjung dan sesuai dengan objeknya (Oka A. Yoeti, 1996: 120). Jenis pariwisata tersebut adalah : Jenis pariwisata diklasifikasikan sesuai letak geografis, pengaruh terhadap neraca pembayaran, alasan atau tujuan perjalanan, saat berkunjung dan sesuai dengan objeknya (Oka A. Yoeti, 1996: 120). Jenis pariwisata tersebut adalah :

Yaitu pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja, misalnya kepariwisataan di daerah Bandung, Jakarta, dan sebagianya.

b) Pariwisata Regional (Regional Tourism)

Yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau ruang lingkup yang lebih luas dari pariwisata lokal, misalnya kepariwisataan Sumatra Utara, Nusa Dua dan sebagainya.

c) Pariwisata Nasional( National Tourism)

Yaitu pariwisata yang berkembang dalam suatu negara.

d) Pariwisata Regional-Internasional

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas, tetapi melewati batas- batas lebih dari dua negara dalam wilayah tersebut, misalnya wilayah kepariwisataan ASEAN

e) Kepariwisataan Dunia

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh dunia, termasuk di dalamnya regional-international tourism dan national tourism.

2) Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran

a) In Tourism atau pariwisata aktif

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing ke suatu negara tertentu sehingga dapat menambah devisa bagi negara yang dikunjungi dan akan memperkuat posisi neraca pembayaran negara.

b) Out-going Tourism atau pariwisata pasif

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala keluarnya warga negara sendiri ke luar negeri sebagai wisatawan. Hal ini akan merugikan negara asal wisatawan karena uang yang seharusnya di belanjakan di dalam negeri dibawa ke luar negeri.

3) Menurut alasan atau tujuan perjalanan

a) Business Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaaanya, konggres, seminar, konvensi, symposium, musyawarah kerja.

Yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur atau cuti.

c) Educational Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung atau orang-orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

4) Menurut saat atau waktu berkunjung

a) Seasonal Tourism

Yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim-musim tertentu.

b) Occasional Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana perjalanan wisata dihubungkan dengan kejadian (occasion) maupun suatu event seperti sekaten, galungan dan sebaginya.

Menurut objeknya

a) Cultural Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan oleh adanya daya tarik seni budaya suatu tempat atau daerah.

b) Recuperation Tourism

Disebut juga pariwisata kesehatan. Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit seperti mandi di sumber air panas.

c) Commercial Tourism

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau internasional, misalnya expo, fair, eksibisi dan sebagainya.

d) Sport Tourism

Yaitu perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau negara tertentu.

e) Political Tourism

Yaitu perjalanan yang bertujuan untuk menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan suatu negara seperti ulang tahun atau peringatan hari tertentu.

f)

Social Tourism Jenis pariwisata ini tidak menekankan untuk mencari

Yaitu kegiatan pariwisata yang bertujuan untuk menyaksikan upacara keagamaan.

Dari penjelasan tentang jenis pariwisata tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis pariwisata tersebut dapat bertambah tergantung pada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan kreativitas para profesional yang berkecimpung dalam industri pariwisata. Makin kreatif dan makin banyak gagasan yang dimiliki, maka semakin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri pariwisata. Tradisi padusan menurut objeknya termasuk Cultural Tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan oleh adanya daya tarik seni budaya suatu tempat atau daerah.

c. Potensi Pariwisata

Secara umum potensi pariwisata diartikan sebagai apa yang dimiliki dari pariwisata tersebut. Suatu daerah menjadi tujuan pariwisata karena memiliki suatu sumber yang dapat dijadikan pariwisata. Sumber pariwisata yang menarik itulah yang dapat dijadikan modal potensi pariwisata. Pengertian potensi pariwisata biasanya dengan menggunakan istilah modal kepariwisataan (tourism asset) atau sering juga disebut sumber kepariwisataan (tourism resources).

“Suatu daerah atau tempat hanya dapat menjadi tujuan wisata kalau kondisinya sedemikian rupa sehingga ada yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata. Apa yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan ( tourism resources ). Modal atraksi yang menarik kedatangan wisata itu ada tiga ,yaitu: alam, kebudayaan dan manusia itu sendiri”(R.G. Soekadijo, 2000: 49).

Demikian juga dengan pendapat tentang pengertian potensi pariwisata (tourist potentials).

Segala hal dan keadaan baik yang nyata dan dapat diraba , maupun yang tidak teraba,yang digarap,diatur dan disediakan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat)/ dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsur yang diperlukan/ menentukan bagi usaha dan Segala hal dan keadaan baik yang nyata dan dapat diraba , maupun yang tidak teraba,yang digarap,diatur dan disediakan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat)/ dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsur yang diperlukan/ menentukan bagi usaha dan

d. Jenis-Jenis Potensi Pariwisata

Suatu objek wisata dimungkinkan memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan. Semakin besar dan banyak potensi yang ada dalam suatu objek wisata maka akan semakin besar peluang untuk dilakukan pengembangan. Potensi pariwisata sebagai modal kepariwisataan, dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata ditempat dimana modal kepariwisataan itu ditemukan (in situ) maupun ditempat aslinya (ex situ). Potensi yang dapat dikembangkan secara in situ seperti candi, pemandian air panas dan sebagainya. Sedangkan potensi yang dapat dikembangkan secara ex situ misalnya kebun raya, kebun binatang, museum dan sebagainya

“Modal atau potensi pariwisata dapat berupa alam, kebudayaan dan manusia itu sendiri” (R.G. Soekadijo, 2000: 52). Lebih lanjut mengenai potensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Potensi alam

Yang dimaksud dengan potensi alam adalah alam fisik, fauna dan floranya. Suatu daerah yang memiliki potensi alam ini akan menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, misalnya pantai yang indah dengan pemandangannya, hewan-hewan tertentu yang hidup di suatu daerah dan tidak dijumpai di daerah lain, maupun jenis flora atau tumbuhan langka. Potensi alam ini dapat dinikmati oleh wisatawan rekreasi, pendidikan maupun jenis wisatawan lain yang ingin menikmati keindahan alam dan isinya.

Yang dimaksud kebudayaan disini adalah kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi seperti kesenian atau peri kehidupan keraton, akan tetapi adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup ditengah-tengah suatu masyarakat (act) seperti cara berpakaian, cara berbicara, kegiatan dipasar dan sebagainya, maupun hasil karya suatu masyarakat (artifact) baik yang masih hidup maupun berupa peninggalan atau tempat bersejarah seperti monumen, goa dan sebagainya. Potensi kebudayaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Kebudayaan warisan (tourist heritage), semua berwujud artifact. Artifact dari kebudayaan ini ada yang dikembangkan secara ex situ maupun in situ di situs arkeologi.

b) Kebudayaan hidup, kebudayaan ini dapat berupa kebudayaan tradisional dan kontemporer. Kebudayaan tradisional sebagian berupa artifact dan terdapat dimuseum, sebagain berupa act seperti adat kebiasaan, kesenian dan kerajinan tradisioanal. Kebudayaan kontemporer sebagain berupa artifact dan terdapat di museum modern serta terdapat ditengah masyarakat, sebagain berupa act seperti tata cara kehidupan modern, kesenian dan kerajinan kontemporer. Potensi kebudayaan ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah dan tinggal lebih lama di daerah itu.

3) Potensi manusia

Manusia dapat menjadi atraksi wisata dan menarik kedatangan wisatawan. Akan tetapi hal ini tidak boleh merendahkan martabat manusia itu sendiri. Wisatawan dapat tertarik untuk mengunjungi suatu daerah karena sikap ramah dari masyarakat setempat. Akan tetapi hal ini sering disalah gunakan seperti rekreasi seks di suatu daerah.

Cokro Tulung terdapat potensi pariwisata baik yang berupa obyek wisata maupun yang berupa atraksi wisata. Obyek wisata yang terdapat di daerah Cokro berupa pemandian Umbul Ingas, kolam renang, suasana alam khas pedesaan dan semacam wisata budaya yaitu tradisi padusan yang dialaksanakan setahun sekali menjelang bulan suci Ramadhan.

e. Pengembangan Potensi Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah dalam usaha pembangunan nasional. Begitu kompleksnya masalah yang diatur didalamnya, mau tidak mau pariwisata membawa pengaruh dalam bidang kehidupan masyarakat didalamnya salah satunya yaitu dalam bidang ekonomi. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah

ekonomi adalah adanya

ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (www.wikipidia.org).

Banyaknya orang yang berkecimpung didalamnya yang mempunyai tujuan-tujuan tersendiri, menciptakan berbagai hal yang berdampak dalam berbagai sendi-sendi kehidupan masyarakat. Pariwisata mempunyai peranan dalam pembangunan, yaitu:

1) Menciptakan dan memperluas lapangan usaha dan lapangan kerja.

2) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah.

3) Mendorong pelestarian lingkungan hidup dan pengembangan budaya bangsa.

4) Mendorong peningkatan bidang pembangunan sektor lainnya.

5) Memperluas wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta menumbuhkan rasa cinta tanah air.

6) Mendorong perkembangan daerah (A.Hari Karyono, 1997:89).

peranan yang penting dalam usaha pembangunan. Karena hal tersebutlah dibutuhkan kerjasama dari semua pihak agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Semua potensi yang dimiliki daerah haruslah didayagunakan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya karena nantinya akan kembali pada mereka juga.

Dalam suatu usaha pengembangan pariwisata tentunya terdapat dampak- dampak, baik itu positif maupun negatif. Dampak-dampak tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Dampak positif

a) Makin luasnya kesempatan kerja,

b) Makin luasnya lapangan kerja,

c) Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah,

d) Mendorong pelestarian budaya dan peninggalan sejarah,

e) Mendorong terpeliharanya lingkungan hidup,

f) Terpeliharanya keamanan dan ketertiban,

g) Mendorong peningkatan dan pertumbuhan di bidang pembangunan sektor lainnya.

2) Dampak negatif

a) Harga di daerah yang menjadi tujuan wisata semakin tinggi,

b) Terjadinya pencemaran lingkungan alam dan lingkungan hidup,

c) Terjadinya sifat ikut-ikutan oleh masyarakat setempat,

d) Tumbuhnya sikap mental matrealistis,

e) Tumbuhnya pedagang asongan,

f) Tumbuhnya sikap meniru wisatawan,

g) Meningkatnya tindak pidana (A. Hari Karyono, 1997:95-99).

a. Pengertian Masyarakat Desa

Masyarakat menurut bahasa latin adalah socies sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah society, keduanya mempunyai makna yang sama yakni kawan. Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu syaraka yang berarti ikut serta berpartisipasi. “Desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur- unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antar unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain” (R. Bintarto, 1989:11).

“Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri” (Sutardjo Kartodikusumo dalam R. Bintarto, 1989:13).

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, artinya bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Antara manusia yang satu dengan manusia yang lain saling membutuhkan, terdapat saling ketergantungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, maka untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bermasyarakat. Apabila suatu kelompok baik besar maupun kecil hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling utama maka kelompok manusia tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling utama maka kelompok manusia tersebut disebut masyarakat.

Kumpulan manusia yang berinteraksi satu dengan yang lain dapat dikatakan sebagai masyarakat apabila mempunyai kebisaaan, nilai, tradisi, norma, dan persatuan yang sama. Aspek teritorial bukan pengikat utama bagi terbentuknya suatu masyarakat, sebab dapat saja suatu kelompok masyarakat menempati dua batas teritorial atau lebih. Teritorial merupakan pengikat yang sifatnya administratif yang sewaktu-waktu dapat berubah. Namun aspek

berbobot untuk membentuk masyarakat. Pada umumnya perkataan pedesaan merujuk pada suatu daerah desa atau sekitarnya. Desa ditinjau dari segi hukum ketata negaraan merupakan unit pemerintahan hierarkis langsung di bawah kecamatan. Desa berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Desa diartikan sebagai suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang mengadakan pemerintahan sendiri. Desa merupakan pemukiman yang relatif kecil dan penduduknya kebanyakan mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. “Masyarakat desa merupakan suatu komunitas pertanian yang kecil” (Soerjono Soekanto, 1985: 538). Sebuah desa mempunyai pergaulan hidup saling kenal- mengenal, mengikat satu sama lain berdasarkan ikatan perasaan yang sama tentang kesukuan adat-istiadat yang kuat dan dalam ikatan kekeluargaan yang terjalin dalam lokalitas.