MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET EKOWISATA COKRO TULUNG, JANTI DAN AGROWISATA ACE DI KABUPATEN KLATEN UTARA

(1)

MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET EKOWISATA COKRO TULUNG, JANTI DAN AGROWISATA ACE

DI KABUPATEN KLATEN UTARA

                       

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Pendidikan

Diploma III Usaha Perjalanan Wisata      

Disusun Oleh: SONY UTOMO

C9407025

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Laporan Tugas Akhir : MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET EKOWISATA COKRO TULUNG, JANTI DAN AGROWISATA ACE DI KABUPATEN KLATEN UTARA.

Nama Mahasiswa : Sony Utomo

Nim : C. 9407025

MENYETUJUI

Disetujui Tanggal, Juli 2010 Disetujui Tanggal, Juli 2010

Pembimbing I Pembimbing II


(3)

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN

Judul Laporan Tugas Akhir : MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET EKOWISATA COKRO TULUNG, JANTI DAN AGROWISATA ACE DI KABUPATEN KLATEN UTARA

Nama Mahasiswa :Sony Utomo

Nim : C9407025

Tanggal Ujian : 30 Juli 2010

DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA

Drs. Suharyana, M.Pd (...) Ketua

Dra. Isnaini W W, M.Pd (...) Sekertaris

Drs. Soedarmono, S.U (...) Penguji utama

Dra. Sri Wahyuningsih, M. Hum (...) Penguji Pembantu

Dekan

Drs. Sudarno, M.A NIP. 195303141985061001


(4)

MOTTO

“Rencana Tuhan itu indah”


(5)

PERSEMBAHAN

Dengan setulus hati penulis persembahkan Tugas Akhir ini untuk :

1. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa berdo’a dan mendukung semua usaha yang aku lakukan.

2. Kakak, adik, dan keponakanku tersayang yang senantiasa memberi semangat disaat penulis putus asa. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya untuk kalian semua amien.

3. Kakek dan nenekku tersayang 4. Teman-teman D III UPW 07


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan TA ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi guna menyelesaikan program studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari tidak dapat lepas dari bimbingan, arahan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Sudarno, M. A selaku Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd. selaku Ketua Program Studi D III Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan motivasi dan pengarahan sehingga terselesaikanya tugas akhir. 3. Dra. Isnaini W.W,MPd selaku Sekretaris Program yang telah memberikan

nasehat dan pengarahan dalam penyelesaian tugas akhir.

4. Drs. Soedarmono, S.U sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan serta kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir. 5. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku Pembimbing Akademik sekaligus


(7)

6. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan Ilmunya.

7. Keluargaku, Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberiku segalanya serta doa yang tidak pernah putus bagi penulis, keponakanku tersayang Amanda, Nadin dan Fatma yang selalu mendukung penulis.

8. Sahabat-sahabatku : Anggit, Lilik, Supanto, Tofik, Hasda, Burhan, Mayar, Dimas, Galih, Eka, Miko, EXE Band dan ATM Band terima kasih atas support dan dukungan kalian.

9. Teman-temanku jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata angkatan 2007, terima kasih atas dukungan dan semangatnya, semoga kebersamaan kita tetap terjaga.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca yang budiman serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan penyusunan tugas akhir ini.

Surakarta, Juli 2010


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kajian Pustaka ... 4

1. ... Pengertian Pariwisata ... 4

2. Definisi Wisatawan ... 5

3. ... Pengertian Objek Wisata ... 5

4. ... Tempat Tujuan Wisata ... 5

5. ... Manajeme n ... 6


(9)

6. ... Pengemba

ngan ... 6

7. ... Jenis Pariwisata ... 7

8. ... Bentuk Pariwisata ... 10

9. ... Paket Wisata ... 11

10. ... Ekowisata ... 11

11. ... Kompone n Paket Wisata ... 12

12. ... Pengemba ngan Objek Wisata ... 16

F. Metode Penelitian ... 17

1. Lokasi Penelitian ... 17

2. Tehnik Pengumpulan Data ... 17

3. Tehnik Analisis ... 19

BAB II GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN A. Sejarah Singkat Kabupaten Klaten... 20

B. Gambaran Umum Kabupaten Klaten ... 22

C. Potensi Objek Wisata Kabupaten Klaten ... 25

D. Upacara-upacara Tradisional ... 36

E. Kesenian Tradisional ... 40

F. Daya Dukung Sarana&Prasarana Pariwisata di Kabupaten Klaten 46 BAB III MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET EKOWISATA COKRO TULUNG, JANTI, DAN AGROWISATA ACE DI KABUPATEN KLATEN UTARA A. Analisis Potensi Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara ... 50


(10)

1. Cokro Tulung ... 50 a. ... Gambaran

Umum Cokro Tulung ... 50

b. ... Analisis SWOT Cokro Tulung ... 51

c. ... Analisis 4 A Cokro Tulung ... 53

2. Janti ... 55 a. ... Gambaran

Umum Janti ... 55

b. ... Analisis SWOT Janti ... 56

c. ... Analisis 4 A Janti ... 58

3. Agrowisata Ace ... 60 a. ... Gambaran

Umum Agrowisata Ace ... 60

b. ... Analisis SWOT Agrowisata Ace ... 61

c. ... Analisis 4 A Agrowisata Ace ... 62

4. Pusat Oleh-oleh Pakis Jaya ... 64 B. Konsep Penyusunan Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara 65

1. Komponen Paket Wisata

... 65

a. Harga Paket

... 65

b. Jadwal

Perjalanan ... 65


(11)

a. Quotation

... 66

b. Itinerary Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara... 67

c. Fasilitas Pendukung Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara ... 68

d. Wisata Altenatif Kabupaten Klaten ... 69

C. Cara Pemasaran Hasil Penyusunan Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara ... 71

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 75  


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Informan ... 76

Lampiran 2 Daftar Wisatawan ... 77

Lampiran 3 Peta Kabupaten Klaten ... 78

Lampuran 4 Peta Wisata Kabupaten Klaten ... 79

Lampiran 5 5.1 Pintu Masuk Objek Mata Air Cokro... 80

5.2 Pemandangan Objek Mata Air Cokro ... 80

Lampiran 6 6.1 Suasana di Kawasan Objek Mata Air Cokro ... 81

6.2 Water Boom di Objek Mata Air Cokro ... 81

Lampiran 7 7.1 Sumber Mata Air Ingas... 82

7.2 Area Parkir dan Kios Terbaru ... 82

Lampiran 8 8.1 Gerbang Pintu Masuk Kawasan Wisata Janti ... 83

8.2 Panorama Keindahan Alam Kawasan Wisata Janti ... 83

Lampiran 9 9.1 Lokasi Pemancingan di Kawasan Wisata Janti ... 84

9.2 Salah Satu Sumber Mata Air di Kawasan Wisata Janti ... 84

Lampiran 10 10.1 Sanggar Pengrajin Bambu di Kawasan Wisata Janti ... 85

10.2 Pembudidayaan Bibit Ikan di Kawasan Wisata Janti ... 85

Lampiran 11 11.1 Agrowisata Ace di Desa Gedong Jetis Kecamatan Tulung Klaten ... 86

11.2 Suasana di Kebun Ace ... 86

Lampiran 12 12.1Pohon Ace yang sudah berbuah ... 87

12.2 Buah Ace siap petik ... 87

Lampiran 13 13.1Rumah Makan Taman Sari ... 88


(13)

Lampiran 14 14.1Bus Pariwisata Langsung Jaya (Micro Bus) ... 89 14.2 Interior Bus Pariwisata Langsung Jaya (Micro Bus) ... 89


(14)

ABSTRAK

Sony Utomo. 2010. C9407025. Manajemen dan Pengembangan Paket Ekowisata

Cokro Tulung, Janti dan Agrowisata Ace di Kabupaten Klaten Utara. Tugas Akhir,

Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang manajemen dan pengembangan paket ekowisata cokro tulung, janti dan agrowisata ace di Kabupaten Klaten Utara. Penyusunan ini bertujuan untuk menjawab persoalan yang dipertanyakan dalam penelitian ini, yaitu menentukan objek wisata yang terkait, menentukan harga paket ekowisata, mengetahui pemasaran hasil paket ekowisata yang telah disusun.

Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran berbagai informasi yang berhubungan dengan potensi objek wisata sebagai daya tarik wisata. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, wawancara, dan studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif.

Hasil penyusunan menunjukkan bahwa objek wisata yang terkait pada paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara adalah Cokro Tulung, Janti, dan Agrowisata Ace. Harga paket ekowisata adalah Rp.77.000,- per orang dan paket ekowisata ditujukan bagi kalangan pelajar.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa salah satu cara untuk menonjolkan dan mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Klaten adalah dengan cara mengadakan program paket wisata. Paket wisata yang diberikan berupa wisata ke berbagai objek di Kabupaten Klaten. Penyusunan paket ekowisata didasari dengan penggabungan wisata alam dan wisata agro.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam pengembangan suatu kawasan atau daerahnya. Pengembangan pariwisata ini tidak terlepas dari keberadaan sumber daya alam maupun sumber daya buatan sebagai potensi daerah yang dimilikinya. Potensi daerah tersebut merupakan salah satu sumber aset wisata yang diunggulkan baik keindahan alam, peninggalan budaya masa lampau maupun dari komoditas unggulan yang khas daerahnya. Banyak daerah yang memiliki keunggulan wisata tersendiri seperti wisata budaya, wisata alam, wisata pedesaan maupun wisata agro (agrowisata). Pada dekade terakhir , pembangunan pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat Negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, aspirasi, dan kesejahteraannya.

Pariwisata di Indonesia telah menampilkan perannya dengan nyata dalam memberikan konstribusi terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil dibidang ini makin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Selain itu pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa juga bertambah. Dengan adanya sektor tersebut, keadaan sosial dalam masyarakat yang terlibat menjadi semakin baik. ( Sumber : M. Kesrul, 2003 : 1 )


(16)

Negara di Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang terbagi dalam propinsi-propinsi yang banyak memiliki potensi keindahan alam dan kebudayaan. Hal tersebut menunjang Negara Indonesia untuk dikenal di dunia, karena memiliki banyak obyek wisata yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia yang mempunyai banyak sekali potensi wisata alam, wisata budaya, wisata spiritual, serta berbagai bentuk wisata lainnya. Dari berbagai potensi yang dimiliki tersebut dapat memberikan daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kabupaten Klaten mempunyai potensi dibidang pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan, hal ini terbukti banyak sekali memiliki aset-aset wisata beragam dan ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain. Kegiatan bidang pariwisata pada hakekatnya merupakan usaha ekonomi produktif, sehingga produk yang akan dijajakan merupakan komoditas yang laku dan digemari pembeli, agar wisatawan memilih berkunjung lebih lama di Kabupaten Klaten. Seiring dengan meningkatnya orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Maka dengan berbekal pengalaman dan motivasi yang tinggi penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Manajemen dan Pengembangan Paket Ekowisata Cokro Tulung, Janti dan Agrowisata Ace di Kabupaten Klaten Utara.


(17)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan arah dalam hubungannya dengan judul yang dipilih :

1. Objek wisata apa saja yang akan dikunjungi oleh wisatawan dalam paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara.

2. Bagaimana menentukan harga paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara. 3. Bagaimana cara pemasaran hasil penyusunan paket ekowisata di

Kabupaten Klaten Utara.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai dari hasil penelitiannya. Serta untuk dapat memberikan kegunaan, baik bagi peneliti maupun kepentingan ilmiah. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui objek wisata apa saja yang akan dikunjungi oleh wisatawan dalam paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara.

2. Untuk mengetahui bagaimana menentukan harga paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara pemasaran hasil penyusunan paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara.


(18)

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca kaitanya tentang Manajemen dan Pengembangan Paket Ekowisata Cokro Tulung, Janti dan Agrowisata Ace di Kabupaten Klaten Utara.

2. Bagi kalangan akademik dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam melakukan penelitian sejenis atau yang berkaitan di masa mendatang.

3. Untuk menambah pengetahuan tentang objek wisata yang terkait dan disusun menjadi sebuah paket ekowisata.

E. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pariwisata

Menurut Karyono A.Hari, (1997:115) adalah merupakan rangkaian kegiatan yang di lakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah Negara sendiri atau di Negara lain. Kegiatan tersebut dengan menggunakan kemudahan jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.


(19)

2. Definisi Wisatawan

Wisatawan diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras, kelamin, bahasa, dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara yang mengadakan perjanjian yang lain dimana orang itu biasanya tinggal dan berada di situ tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan di dalam jangka waktu 12 bulan berturut – turut, untuk tujuan non-imigran yang legal, seperti misalnya perjalan wisata, rekreasi, olahraga, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan, atau urusan usaha (bussiness) (Oka A. Yoeti, 1983 : 124).

3. Pengertian Objek Wisata

Menurut peraturan pemerintah No. 24 tahun 1979 menayatakan bahwa objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan ( Sumber : Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1979 )

4. Tempat Tujuan Wisata

Daerah Tujuan Wisata adalah daerah objek wisata yang khas, ditunjang oleh sarana dan prasarana pariwisata yang lengkap maupun oleh keramahtamahan masyarakat yang memiliki daya tarik atau daya pikat sehingga banyak wisatawan berkunjung ke daerah itu ( Sumber : R.S Damrjati, 1995 :6 )


(20)

Unsur pokok yang mendapatkan perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan meliputi 5 unsur yaitu:

a. Objek dan daya tarik wisata b. Prasarana wisata

c. Sarana wisata

d. Tata laksana atau infrastruktur

e. Masyarakat atau lingkungan (Sumber : R.S Damrdjati, 1995 :7 ) 5. Manajemen

Menurut The Liang Gie, manajemen adalah suatu proses kegiatan untuk menggerakkan dan mengendalikan suatu usaha kerjasama dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

6. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu hal yang sangat penting bagi keberadaan suatu obyek wisata. Dengan adanya pengembangan pariwisata maka potensi yang ada di suatu obyek wisata akan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pengembangan merupakan suatu proses/usaha untuk menggali atau memanfaatkan, memperluas atau meningkatkan potensi suatu daerah untuk menjadi lebih baik, maju dan sempurna baik yang sekarang maupun yang akan datang ( Direktorat jenderal Pariwisata,1987 ).


(21)

7. Jenis Pariwisata a.Wisata pertanian

Wisata pertanian adalah perjalanan yang dilakukan ke proyek – proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil menikmati segarnya tananman beraneka warna dan suburnya pembibitan, berbagai jenis sayur – mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. b. Wisata Cagar Alam

Wisata cagar alam yaitu perjalanan yang mengkhususkan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam lindung, hutan, daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang – undang.

c. Wisata Budaya

Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau keluar negeri, mempelajarai keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni dari penduduk setempat.

d. Wisata Kesehatan

Wisata kesehatan adalah perjalanan yang dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkkungan tempat sehari – hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan


(22)

rohani atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas – fasilitas lainnya.

e. Wisata Olah Raga

Yang dimaksud wisata olah raga adalah suatu perjalanan dengan tujuan berolah raga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga disuatu tempat atau negara seperti Asian Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup dan lain – lain.

f. Wisata Pilgram

Yang di maksud wisata pilgram adalah perjalanan yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh orang perorang atau rombongan ke tempat – tempat suci, ke makam – makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang di anggap keramat (Nyoman S. Pendit, 1994 : 41-47).

g. Wisata Buru

Wisata buru ini biasanya dilakukan di negeri – negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

h. Wisata Studi

Wisata studi adalah wisata dengan melakukan perjalanan wisata sambil belajar.


(23)

i. Wisata Ziarah

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat (Sumber : Nyoman S. Pendit, 2002)

j. Wisata politik

Wisata politik adalah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan rombongan pelajar atau mahasiswa,orang-orang awam dengan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini.

k. Wisata sosial

Wisata sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan misalnya kaum buruh (Nyoman S Pendit, 1986:36).

l. Wisata Industri

Wisata industri adalah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. m. Wisata Maritim dan Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih-lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar,


(24)

balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah dibawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan.

8. Bentuk Pariwisata

a. Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang datang, apakah wisatawan tersebut datang sendiri atau dalam suatu rombongan. Maka timbullah istilah – istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

b. Menurut asal wisatawan

Asal wisatawan terbagi menjadi 2 yaitu wisatawan domestik dan wisatawan asing. Wisatawan domestik adalah wisatawan hanya berpindah tempat sementara didalam wilayah negerinya sendiri selama ia mengadakan perjalanan. Sedang wisatawan asing jika wisatawan itu datang dari luar negeri.

c. Menurut alat angkut yang digunakan

Dari penggunaan alat angkut yang dipergunakan oleh wisatawan maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil (darat), tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil. (Nyoman S. Pendit, 1994 : 39-40).

d. Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan disuatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal ditempat atau


(25)

negera yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah – istilah pariwisata jangkapendek dan jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengatur panjang dan pendeknya waktu yang dimaksud.

e. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi wisatawan. Ini disebut pariwisata aktif, sedangkan kepergian seseorang warga negara ke luar negeri memberi efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya. Ini dinamakan pariwisata pasif.

9. Paket Wisata

Menurut R.S Damardjati dalam buku istilah-istilah dunia pariwisata tahun 1995 halaman 77, sesuatu rencana atau acara perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap, dengan harga tertentu yang telah termasuk pula biaya-biaya untuk pengangkutan, fasilitas akomodasi, objek-objek wisata dan atraksi-atraksi yang telah tercantum di dalam acara itu. Biasanya harganya akan jatuh lebih murah dibandingkan dengan wisata yang direncanakan secara khusus atas permintaa. Paket wisata biasanya mempunyai masa laku tertentu pula. ( Sumber : R.S Damardjati, 1995 : 77 ) 10. Ekowisata

Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan


(26)

kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. ( The Ecotourism Society : 1990 )

11. Komponen Paket Wisata a. Harga Paket

Dalam suatu paket wisata harga dicantunkan secara langsung kepada konsumen melalui leaflet, brosur atau dengan penawaran langsung adapun perhitungan harga didasarkan pada :

1) Biaya Transportasi

Sukses dan tidaknya suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan tergantung juga pada ketepatan perencanaan perjalanan dalam keadaan bus yang baik dan bagus, serta fasilitas perencanaan dalam menentukan harga transportasi tersebut. Dalam pelayanan perjalanan wisata penggunaan sarana transportasi didasarkan atas pertimbangan :

a. Jumlah peserta, transportasi dapat dibagi menurut kelompoknya sebagai berikut :

1) Kelompok 1-3 peserta digunakan kendaraan sedan 2) Kelompok 4-6 peserta digunakan kendaraan mini bus 3) Kelompok 7-14 peserta digunakan kendaran micro bus 4) Kelompok 14-19 peserta digunakan kendaraan bus besar 5) Kelompok 20 keatas peserta digunakan kendaraan bus besar.


(27)

Adapun kelas pelayanan bus pariwisata antara lain seperti kelas utama (Duluxe Class), kelas satu (first class), kelas ekonomi (economy class). 2) Biaya Akomodasi

Dalam pelayanan perjalanan wisata memerlukan perencanaan yang matang dalam hal sarana akomodasi. Hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya macam kelas dan suatu akomodasi dengan harga yang bervariasi, yang harus diperhatikan dalam sarana akomodasi adalah penentuan harga, lokasi akomodasi, serta syarat-syarat pembayarannya. Adapun jenis akomodasi dapat berupa : Hotel, Losmen, Penginapan, Bungalow, dan lain-lain.

3) Biaya Makanan

Dalam pelayanan paket wisata harga biasanya sudah termasuk untuk fasilitas makan baik makan pagi, makan siang, makan malam dan juga makanan ringan tergantung pada permintaan wisatawan. Penentuan harga paket didasari pada kelas makanan yaitu macam yang diinginkan serta banyaknya menu makanan.

4) Biaya Parkir

Selama berlangsungnya perjalanan wisata, kendaran yang digunakan berhenti pada objek-objek wisata yang dituju dan daerah tujuan wisata, yaitu objek tujuan wisata yang tertulis dalam susunan acara perjalanan tour (Tour Itinerary) sehingga dapat diketahui adanya biaya parkir. Besarnya biaya parkir berbeda untuk tiap-tiap transportasi yang digunakan.


(28)

5) Biaya Pajak Jalan Raya

Kemacetan lalu lintas dapat mengurangi kelancaran penyelenggaraan perjalanan wisata, sehingga ada alternatife lain dengan menjaga kelancaran dari pada penyelenggaraan perjalanan wisata itu sendiri yaitu dengan menggunakan jalan bebas hambatan (Jalan Tol) yang disesuaikan dengan kebutuhan perjalanan ODTW yang dikunjungi.

6) Pemandu Wisata

Untuk pemandu wisata berdasarkan tingkat kemampuan pemandu dalam menguasai bahasa asing dan materi objek yang dimaksud.

7) Biaya Tak Terduga

Dalam perjalanan wisata selalu akan ada pengeluaran tak terduga yang tidak termasuk dalam komponen yang tercantum. Biasanya perencanaan paket akan menambahkan pada harga paket tour untuk menutup pengeluaran tak terduga tersebut.

8) Biaya ODTW

Untuk mengunjungi objek wisata dikenakan pembayaran perorangannya untuk biaya masuk, harga tergantung kebijaksanaan masing-masing ODTW.


(29)

9) Biaya Pajak

Dalam setiap usaha selalu dibebani oleh pajak pemerintah, lebihnya yang berorientasi dibidang bisnis, penetapan dalam harga paket harus sudah termasuk pajak tersebut.

10) Keuntungan (Profit)

Tujuan utama dalam suatu perusahaan atau usaha adalah keuntungan, tetapi untuk menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh membutuhkan suatu pemikiran yang tidak mudah. Besar kecilnya keuntungan yang ditetapkan harus didasarkan pada penganalisaan yang tepat, akurat dan mempertimbangkan suasana pasar dan pesaing.

Menurut Musanef dalam buku Management Usaha Perjalanan di Indonesia tahun 1996 halaman 33 menjelaskan berdasarkan komponen-komponen diatas dapat dihitung besarnya harga paket untuk tiap-tiap orang. Masalahnya penentuan harga paket wisata seperti penentuan kamar hotel, transportasi, masalah makan dan lain-lain dipengaruhi oleh biaya investasi, profit wisatawan, persaingan, elastisitas permintaan , keuntungan yang diharapkan ( Sumber : Musanef : 33 )

b. Jadwal Perjalanan

Menurut Oka A. Yoeti dalam buku Tour and Travel Management tahun 1982 halam 131, penyusunan paket wisata selalu disertai dengan

itinerary, karena merupakan suatu jadwal daftar dengan keterangan


(30)

memuat hal-hal penting antara lain hari, tanggal, jam, ODTW yang dikunjungi, akomodasi, restoran, shopping center, free program, waktu keberangkatan, lama berkunjung di ODTW dan waktu tiba ( Sumber : Oka A. Yoeti, 1982 : 131 )

12. Pengembangan Objek Wisata

Menurut Samsuridjal D. dan Kaelany dalam buku peluang di Bidang Pariwisata tahun 1997 pengembangan objek dan daya tarik wisata dapat menggunakan analisis 4 A dan SWOT. Analisis 4 A meliputi :

a. Atraksi Wisata

Yaitu bahwa daerah tersebut harus mempunyai iklim yang baik, pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah dan juga didukung oleh kejadian atau peristiwa yang dilaksanakan ditempat tersebut seperti kongres, pameran atau peristiwa olah raga.

b. Aksesibilitas ( Mudah dicapai )

Tempat tersebut harus dekat jaraknya atau terjadinya transportasi ketempat itu secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.

c. Amenitas

Yaitu terjadinya berbagai fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal, yang memungkinkan wisatawan bepergian ditempat tersebut serta alat komunikasi lain.

d. Aktifitas

Yaitu kegiatan yang dilakukan di objek wisata seperti memancing, berenang, jelajah hutan, trekking dan lainnya ( Sumber : Samsuridjal


(31)

D. dan Kaelany H.D, 1997 )

Analisis SWOT menurut Janianto dan Helmut F.Webber dalam buku Perencanaan Ekowisata dari teori ke aplikasi tahun 2006 halaman 27 meliputi Streng (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan), Threats (ancaman) (Sumber : Janianto Damanik dan Helmut F.Webber, 2006 : 27).

F. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan faktor penting didalam suatu penelitian. Disamping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga untuk mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan tugas akhir. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data diperinci sebagai berikut :

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di :

a.Cokro Tulung, di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten.

b. Kawasan Wisata Janti, di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten c.Agrowisata Ace, di Desa Gedong Jetis, Kecamatan Tulung, Klaten. 2. Tehnik Pengumpulan Data :

a. Metode Observasi

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengadakan observasi secara langsung, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap unit


(32)

observasi yang diteliti di objek wisata. Observasi sangat membantu dalam pengumpulan data karena pengumpulan data dilakukan mengamati tentang kondisi objek wisata dan pengambilan gambar dilakukan dengan mengambil langsung gambar-gambar objek wisata ( Sumber : Moh. Pabundu Tika, 1996 : 68 ).

b. Metode Wawancara

Dalam hal ini metode wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung yang berada di objek wisata yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang jelas (Sumber : Moh. Pabundu Tika 1996 : 75)

c. Metode Studi Pustaka

Untuk melengkapi data-data guna mendukung pengembangan penelitian, penulis membaca beberapa buku-buku, makalah-makalah, brosur-brosur, yang terkait dengan kepariwisataan. Penulis membaca dan memperoleh buku, makalah di Lab. Tour, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret dan brosur-brosur dari Dinas Pariwisata.

d.. Studi Dokumen

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip-arsip ataupun dokumen dan catatan yang terdapat dilokasi penelitian sesuai dengan yang diperlukan dan mempunyai hubungan dengan topik penulisan ( Sumber : Moh. Pabundu Tika, 1996 : 80 ).


(33)

3. Teknik Analisis

Setelah mengumpulkan data dan melihat data-data yang tekumpul, selanjutnya mencoba menganalisis data dengan metode dekriptif kualitatif yaitu menguraikan apa yang ada dari permasalahan dalam penelitian. Pada tahap itu dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam rumusan masalah. Analisa data yang digunakan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendekripsikan hubungan antara fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk memperoleh rincian, gambaran sistematif, factual dan akurat, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto,2000: Hlm 29)


(34)

BAB II

GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN

A. Sejarah Singkat Kabupaten Klaten

Daerah yang sekarang menjadi wilayah Kabupaten Klaten merupakan daerah-daerah kuno, dalam arti sudah dihuni oleh manusia sejak peradaban Hindu dimulai di tanah Jawa. Posisi daerah Klaten secara geografis memang sangat menguntungkan bagi pemukiman, karena Gunung Merapi yang menjadi batas alami telah memberikan sumber penghidupan bagi manusia yang tinggal di sekitarnya. Gunung Merapi yang oleh masyarakat Jawa-Hindu dianggap sebagai gunung suci tidak saja menyediakan tanah yang subur karena debu vulkaniknya, tetapi dari gunung paling aktif di dunia ini juga mengalir sungai-sungai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Pada masa awal berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu Jawa, Klaten tampil ke muka, terbukti ditemukannya peninggalan-peninggalan Hindu-Budha didaerah ini, seperti candi, prasasti, dan benda-benda logam. Ditemukannya benda-benda peninggalan jaman Hindu ini menunjukkan, bahwa pada masa itu daerah Klaten telah memiliki posisi penting dalam kerajaan. Hal ini dapat dilihat dari nama-nama desa (daerah) di wilayah Kabupaten Klaten yang keberadaannya dapat dirunut hinga pada masa kerajaan Hindu-Budha, karena desa (daerah) ini merupakan perdikan atau sima yang diberikan raja kepada pemuka-pemuka masyarakat daerah Klaten. Pu Para dari Puluwatu (sekarang desa ini tetap bernama Puluhwatu), Pu Mandita dari Gumulan (sekarang desa Gumulan Kecamatan Kalikotes), juga daerah seperti


(35)

Wadihati (desa Wedi), dan Mirah-Mirah (desa Muruh), merupakan beberapa contoh dari beberapa contoh dari begitu pentingnya peran daerah Klaten pada masa itu.

Daerah lain di wilayah Klaten yang memiliki peran penting pada masa kerajaan Hindu Jawa adalah daerah Upit (Ngupit), terbukti dengan dikeluarkannya piagam raja Rakai Kayuwangi yang menetapkan desa ini sebagai desa perdikan atau sima, yang kemudian dikenal sebagai Prasasti Upit. Ada dua buah prasasti yang ditemukan berkaitan dengan desa Upit, yaitu Prasasti Upit I yang ditemukan di Dukuh Sarawaden, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen pada tahun 1970, dan Prasasti Upit II yang ditemukan di Dukuh Sogaten Desa Ngawen Kecamatan Ngawen pada tahun 1990.

Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata

kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu

merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya. Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Melati adalah nama seorang Kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang.

Nama Klaten diambilkan dari nama Kyai Melati tersebut. Kyai dan Nyai Melati adalah seorang abdi dalem kerajaan Mataram yang ditugaskan untuk


(36)

menyerahkan bunga melati dan buah joho untuk keputren (menghitamkan gigi) ke istana. Sebagai daerah Panekar, Klaten/Kyai dan Nyai Melati diberi tugas oleh istana untuk mencari tukang gending, mencari gadis cantik untuk dayang-dayang di istana, bunga-bungaan untuk kepentingan para putri istana , menghaturkan dedaunan untuk pembungkus membuat makanan tradisional, seperti jadah, jenang, wajik, dan sebagainya. Hal ini terjadi sejak masa Sunan Paku Buwono II, dan diatur kembali pada jaman Paku Buwono IV (Narpawadawa, 1919; 1921). Sebagai abdi dalem, Kyai dan Nyai Melati memiliki sawah yang luas sebagian itu ditanami bunga melati untuk kepentingan istana. Kekurangannya diambilkan dari desa-desa disekitarnya, dimana masyarakatnya juga diperintahkan menanam bunga melati, misalnya Desa Tegal Anom dan Sekolekan. (Sumber : www.wikipedia.com, 28 Mei 2010)

B. Gambaran Umum Kabupaten Klaten 1. Kondisi Geografis

Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang dikenal sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata. Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30'-110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Sedangkan batas-batas wilayah Kabupaten Klaten adalah:

•Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo •Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DIY) •Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali


(37)

•Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY)

Secara administratif Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 kecamatan, 391 desa dan 10 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan seluas 65.556 ha (655,56 km2) atau seluas 2,014% dari luas Propinsi Jawa Tengah, yang luasnya seluas 3.254.412 ha. Sedangkan kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 76 -1.60 m dpl (di atas permukaan laut) yang terbagi menjadi 3 (tiga) wilayah :

a) Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.

b) Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah kecamatan-kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.

c) Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.

Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klaten terbagi antara lain 9,72% terletak di antara ketinggian 0-100 m dpl; 77,52% terletak di antara 100-500 m dpl; dan 12,76% terletak di antara 500-1000 m dpl. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi 5 (lima) jenis yaitu: 1) Tanah Litosol; 2) Tanah Regosol Kelabu; 3) Tanah Regosol Coklat Kelabu; 4) Tanah Komplek Regosol Kelabu dan Kelabu Tua; 5) Tanah Gromosol Kelabu Tua. Selain itu Kabupaten Klaten memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau silih berganti


(38)

sepanjang tahun, dengan temperatur antara 28-30 derajat Celcius, dan kecepatan angin rata-rata berkisar 20-25 km/ jam.

Penggunaan lahan di Kabupaten Klaten Tahun 2009 sebagai berikut : Lahan Persawahan (sawah teririgasi dan sawah tadah hujan) 33.705 Ha (51,41%), Permukiman 19.725 Ha (30,08%), Ladang 6.287 Ha (9,59%), Kolam/Rawa 202 Ha (0,30%), Hutan Negara 1.450 Ha (2,21%), Lain-lain 4.187 Ha (6,38%). Besarnya luas dan persentase lahan sawah teririgasi menunjukkan bahwa tanah pertanian di Kabupaten Klaten subur, dan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan agropolitan yaitu suatu kawasan yang berbasis ekonomi masyarakatnya adalah sektor pertanian yang berkelanjutan, karena selama ini Klaten mendapat sebutan sebagai penyangga pangan di Jawa Tengah dan salah satu produk pertanian yang terkenal dengan padi Delanggu yang spesifik rasanya dan khusus bentuk serta warna berasnya. Sebutan itu masih menggema sampai sekarang. Untuk mengembangkan Kabupaten Klaten sebagai kawasan agropolitan, maka perlu ada pengendalian dan optimalisasi pemanfaatan lahan sesuai produk unggulan yang disesuaikan dalam tata ruang daerah.

(Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010)

2. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Klaten pada tahun 2009 sesuai dengan data yang ada di Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten sebanyak 1.303.910 jiwa atau naik sebesar 0,26 % bila dibandingkan tahun 2008 yang sebanyak 1.300.494 jiwa. Pada tahun 2009 penduduk laki–laki berjumlah 637.939 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 665.971 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun


(39)

2008 sebesar 1.984 jiwa/Km2, meningkat menjadi 1.989 jiwa/Km2 pada tahun 2009 atau naik 0,25 %. Selain kepadatan penduduk, pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan adanya pertambahan jumlah kepala keluarga. Pada tahun 2009 jumlah KK sebesar 374.179 KK, terjadi peningkatan jumlah kepala keluarga sebesar 4,59 % bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 357.017 KK. (Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010)

3. Transportasi

Kabupaten Klaten mempunyai beberapa moda transportasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu akses transportasi. Untuk jalur darat Kabupaten Klaten memiliki satu jalur kereta api yang dapat ditempuh dari Stasiun Klaten, Stasiun Ceper dan Stasiun Delanggu yang juga masih berfungsi dengan baik meskipun tidak sebesar Stasiun Klaten. Bagi pengguna jasa angkutan bus antar kota, Terminal Jonggrangan merupakan terminal yang melayani rute perjalanan darat dengan bus angkutan penumpang umum angkutan antar kota antar propinsi. (Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010)

C. Potensi Objek Wisata Kabupaten Klaten

Kabupaten Klaten berpotensi sebagai kota tujuan wisata, hal ini terbukti banyak sekali memiliki asset-aset wisata beragam dan ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain. Beberapa potensi objek dan daya tarik wisata yang dapat dikunjungi para wisatawan antara lain :


(40)

1. Wisata Alam a. Deles Indah

Deles Indah merupakan Obyek Wisata yang terletak di lereng kaki gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles berada di Wilayah Desa Sidorejom Kecamatan Kemalang. Deles mempunyai potensi spesifik suasana pemandangan alam pegunungan. Dari obyek wisata deles dapat dilihat pemandangan puncak Merapi dengan nyata, pemandangan kota Klaten yang dihiasi dengan cerobong Perusahaan Gula gondang Baru & perusahaan Ceper Baru dengan berselendangkan Rowo Jombor dengan Jajaran Gunung Kapurnya merupakan Panorama yang Indah. Disekitar objek wisata ini juga terdapat beberapa peninggalan sejarah dan tempat rekreasi khusus yaitu : Bekas Pesanggrahan Sunan Paku Buwono X, Makam Kyai Mloyopati, Sendang Kali Reno, Taman Rekreasi Ngajaran, Taman Pemandangan Pring Cendani, Gua sapuangin / Siluman.

b. Rowo Jombor

Rowo jombor adalah nama tempat di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten yang mana merupakan tempat rekreasi warung apung bernuansa pemandangan rawa dengan hidangan khas masakan ikan. Rowo Jombor merupakan salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Klaten dan menjadi kawasan wisata potensial. Keindahan rawa yang mengagumkan dan kelezatan aneka masakan ikan menjadi ciri khas tempat ini. Setiap hari libur Rowo Jombor selalu dipadati pengunjung baik dari dalam kota maupun dari luar kota seperti Solo, Sukoharjo, Boyolali, Jogja, Magelang, Jakarta, dan lain


(41)

sebagainya, semua berdatangan untuk berekreasi di tempat tersebut. Para pengelola pun berfikir kreatif agar warungnya ramai pengunjung, banyak warung-warung yang mulai menyediakan tontonan gratis seperti pertunjukan organ tunggal dan ada pula yang menyediakan berbagai mainan anak seperti perahu bebek dan lain sebagainya. Keberadaan warung apung Rowo Jombor mampu meningkatkan ekonomi warga, banyak warga yang mempunyai pekerjaan berkat keberadaan warung apung Rowo Jombor ini, banyak pula warga yang membuka usaha-usaha di area kawasan tersebut.Kini Rowo jombor mulai dikembangkan dan diharapkan mampu menjadi tempat pariwisata berpotensi nasional. Disekitar objek wisata ini juga terdapat Rumah Minangkabau, Taman Rekreasi anak anak di Bukit Sidoguro, Gua Kendil dan Gua Payung, Sendang Bulus Jimbung.

c. Gunung Watu Prahu

Gunung ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai jarak dari kota Klaten ± 15 km, terletak di Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, obyek ini merupakan potensi spesifik suasana alam pegunungan dan pemandangan alam, menurut hasil penyelidikan dari Dinar Arkcheologie Bandung, gunung Watu Prahu berumur ± 160.000 tahun dan terdapat fosil – fosil dan bermacam – macam batuan. Dinamakan gunung Watu Prahu karena mempunyai ciri khas berbentuk seperti perahu, obyek ini merupakan daerah yang dilindungi kelestariannya, dan menurut cerita pantek pulau Jawa bukan gunung Tidar namun gunung Watu Prahu. Disekitar kawasan objek wisata ini juga terdapat


(42)

Fosil Kece, Batu Marmmer, Hutan Jambu di gunung Kunang seluas ± 14 ha, Museum Geologi UGM Yogyakarta.

d. Gua Suran

Sebuah Gua yang terletak dikelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom. Gua ini dipergunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Agebg Gribig pada waktu belum bisa membuat masjid. Gua ini berbentuk leter L dengan kedalaman ± 4 m. Disamping gua terdapat sendang Suran sebagai tempat

wudlu Kyai Ageng Gribig, lokasi ini sekarang dipergunakan untuk tempat penyebaran apem yang dilakukan tiap-tiap bulan Syapar. Dikawasam ini juga terdapat Gua Belan, Sendang Plampeyan, Taman Rekreasi di Plampeyan. e. Pemandian / Sendang

1) Pemandian Lumban Tirto : Terletak di Desa Daleman, Kecamatan Tulung. Luas kawasan ini adalah 700 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten ± 17 km serta berfungsi sebagai Kolam Renang.

2) Pemandian Jolotundo : Terletak di Desa Jambeyan, Kecamatan Karang Anom. Luas kawasan ini adalah 500 m2, kedalamannya 2 m dan jarak dari kota Klaten 8 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian.

3) Pemandian Ponggok : Terletak di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo. Luas kawasan ini adalah 600 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten 10 km serta berfungsi sebagai Pemandian Alam dan Pengairan.


(43)

4) Umbul Tirto Mulyono : Terletak di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum. Luas kawasan ini adalah 700 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten ± 6 km serta berfungsi sebagai Pemandian Alam.

5) Sendang Plampeyan : Terletak di Kalurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom. Luas kawasan ini adalah 16 m2, kedalamannya 1 m dan jarak dari kota Klaten ± 12 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian dan Rekreasi. 6) Sendang Gotan : Terletak di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Luas

kawasan ini adalah 250 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten 5 km serta berfungsi sebagai Tempat Mandi dan Air Minum.

7) Sendang Riyo Manggolo : Terletak di Desa Kajoran Kriyan Desa Jimbung, Kecamatan Klaten Selatan. Luas kawasan ini adalah 1.000 m2, kedalamannya 1.5 m dan jarak dari kota Klaten ± 5 km serta berfungsi

sebagai Tempat Pemandian.

8) Sendang Bulus Jimbung : Terletak di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes. Luas kawasan ini adalah 72 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten ± 6 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian dan Rekreasi.

9) Sendang Maerokoco : Terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayat. Luas kawasan ini adalah 200 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten ± 12 km serta berfungsi sebagai Tempat Bersuci Sesudah dan Sebelum Ziarah.


(44)

10) Sendang Tretes : Terletak di Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari. Luas kawasan ini adalah 400 m2, kedalamannya 2 m dan jarak dari kota Klaten ±  15 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian.

11) Sendang Sinongko : Terletak di Desa Pokak, Kecamatan Ceper. Luas kawasan ini adalah 1 ha, kedalamannya 1 m dan jarak dari kota Klaten ± 7 km serta berfungsi sebagai Tempat Rekreasi.

2. Wisata Sejarah

a. Museum Gula Jawa Tengah di Gondong Baru Klaten 

Museum Gula Jawa Tengah terletak di PG. Gondang Baru, Kecamatan Jogonalan Klaten. Jarak dari kota Klaten ± 5 km mempunyai luas kawasan 1.261,20 m2 dan luas bangunan 240 m2. Adapun tujuan dari pada pendirian Museum Gula Gondang Baru Klaten ini adalah dalam rangka jangka panjang diharapkan sebagai Obyek Pengkajian Industri Gula serta sebagai Obyek Wisata. Museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, mushola, ruang pertemuan, dan cafe kecil untuk bersantai. Isi Museum Gula berupa mesin-mesin penggilingan kuno dan alat-alat angkutan kuno, alat pengukuran rendemen, Macam-macam alat pertanian, alat-alat laboratorium, brosur-brosur perpustakaan dan arsip administrasi, miniatur dari pada pabrik.

Diresmikan oleh Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 11 September 1982 dengan membuka selubung papan nama yang berbunyi: Disinilah dipersiapkan Musium Gula Jawa Tengah. Pada tanggal 23 Agustus 1986 Museum Gula tersebut mendapatkan kunjungan ISSCT (International Society Of Sugar Cane


(45)

Technologist) yaitu masyarakat ahli gula internasional yang dalam konggresnya di Jakarta memerlukan meninjau Musium tersebut.

b. Monumen Juang 45 Klaten

Monumen Juang 45 Klaten terletak di Desa Jonggrangan, Kecamatan Ketandan. Jarak dari kota Klaten ± 1 km mempunyai luas kawasan 2 ha, luas bangunan 225m2 (Joglonya) dan untuk Monumen/Patung 13m (ketinggiannya). Tujuan didirikannya Monumen juang 45 adalah mengabadikan perjuangan bangsa Indonesia khususnya rakyat Klaten, mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan, membangkitkan keyakinan & kesadaran masyarakat tentang perjuangan fisik bangsa Indonesia, mewariskan nilai nilai persatuan dan kesatuan tekad, jiwa dan semangat juang tahun 1945.

c. Monumen PARATA (Perang Rakyat Semesta) MBKD

PosX –I Monumen PARATA (Perang Rakyat Semesta) MBKD PosX – I terletak di Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo Klaten. Jarak dari kota Klaten ± 25 km mempunyai luas kawasan 600 m2 dan tinggi bangunan 7 m. Tujuan didirikanya monumen ini adalah untuk memperingati tempat komando Perang Semesta Jawa Madura tahun 1948, Komando Operasi Bapak A.H. Nasution diresmikan oleh Bapak Adam Malik (Wakil Presiden Republik Indonesia).

d. Monumen Patung Kemerdekaan Soekarno

Monumen Patung Kemerdekaan Soekarno terletak di Dukuh Jonggo, Desa Karangasem, Kecamatan Cawas Klaten. Jarak dari kota Klaten ± 32 km luas


(46)

pelataran 121 m2 dan tinggi bangunan 10 m. Tujuan didirikannya monumen Patung Kemerdekaan Soekarno yaitu :

1) Untuk mengabadikan perjuangan Soekarno (Presiden I RI) dan para pejuang Dukuh Jonggo:

- Syamsi Mangun Dimejo dibuang ke Digul tahun 1933 s/d 1937 bersama Soekarno.

- Syayat Prawiro Dinamo dan Wkiman Ponco Mulyono dibuang ke Pondok Walu Jember tahun 1933 s/d 1935.

- Wakiyem dan Legiman Karti Miharjo dibuang ke Klaten selama 3 bulan. 2) Untuk mengenang bahwa Bung Karno dan para pejuang Tokoh perguruan Dukuh Jonggo Desa Karangasem bahwa penjajahan harus dilawan dengan semangat persatuan dan kesatuan, dan semangat inilah yang terus dianjurkan oleh Bung Karno.

3) Untuk mengenang bahwa Bung Karno pernah singgah di Dukuh Jonggo Desa Karangasem di rumah Syamsi Mangun Dimejo ini datangnya pada jam 08.00 WIB pada bulan febuari tahun 1927 s/d 1929 untuk menggalang semangat rakyat untuk mengusir semangat penjajahan. Adapun semua pejuang tadi telah menerima penghargaan dari pemerintah dan mendapat Sk.Perintis Kemerdekaan dari Presiden.


(47)

3. Wisata Budaya a. Candi Sewu

Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan Kecamatan Prambanan. Jarak dari kota Klaten ± 15 km kearah barat. Candi ini terdiri dari sebuah candi induk yang diapit oleh candi Perwara yang berjumlah 240 buah dan candi Apit 8 buah. Karena jumlah candi tersebut cukup banyak maka disebut candi Sewu. Candi ini didirikan pada abad IX oleh salah seorang penganut agama Budha Maha Yana. Luas Candi ini adalah 14.059.488 m2 dan berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Benda Bersejarah.

b. Candi Lumbung

Candi Lumbung terletak di Dukuh Tlogo, Desa Tlogo Kecamatan Prambanan. Jarak dari kota Klaten ± 15 km kearah barat. Candi Lumbung terdiri dari sebuah candi induk yang dikelilingi oleh 16 candi Perwara, candi induk ini menghadap ke timur, berkamar kosong dan atapnya berbentuk Stupa. Luas area candi ini adalah 543,35 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Bersejarah.

c. Candi Bubrah

Candi Bubrah terletak di Dukuh Klurak, Desa Tlogo Kecamatan Prambanan Klaten.Candi ini terletak disebelah utara Candi Lumbung ± 300 m, nama Bubrah mungkin diambil dari keadaan candinya yang sudah bubrah atau rusak. Masa pendiriannya sama dengan candi Sewu pada abad IX Candi Induk menghadap ke timur. Jarak candi Bubrah dari kota Klaten ± 14 km kearah


(48)

barat, luas area candi ini 343,80 m2 dan berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Bersejarah.

d. Candi Plaosan

Candi Plaosan terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan Kecamatan Prambanan. Jarak dari kota Klaten ± 14 km kearah barat. Luas Candi Plaosan ini adalah ± 4.529,06 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Benda Bersejarah dan Upacara Keagamaan Agama Budha. Candi Plaosan ini terdiri dari dua kelompok candi yaitu :

a) Kelompok candi Plaosan Kidul, kelompok candi ini telah banyak mengalami kerusakan.

b) Kelompok candi Plaosan Lor, kelompok candi ini terdiri dari dua buah candi induk yang dikelilingi oleh 116 buah stupa perwara dan 50 buah candi perwara. Candi induk Plaosan Lor dipugar pada tahun 1962 oleh Dinas Purbakala. Didalam kamar candi Induk terdapat 6 buah Arca Dhyani Budisatwa antara lain: awalokiteswara, wajrapani, padmapani, Padmapani, Berdasarkan prasasti pendek yang dipahatkan pada perwara mungkin candi Plaosan dibangun atas kerjasama antara Raja Pikatan dan Cri Kahulunan. Perpaduan antara Budha dan Hindhu. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka diperkirakan candi Plaosan dibangun pada abad ke IX AD (After Date). Candi Induk menghadap ke barat.

e. Candi Sojiwan

Candi Sojiwan terletak di Dukuh Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul Kecamatan Prambanan. Candi ini bagian atapnya sudah runtuh, dinding kaki


(49)

candi dihiasi dengan relief cerita Jataka yang diambil dari ceritera Kamandoko dan masa pendirian candi ini diperkirakan pada abad IX AD dan dibangun oleh seorang Raja penganut agama Budha. Jarak candi Sojiwan dari kota Klaten ± 15 km kearah barat, luas area candi ini 401,3125 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Benda Bersejarah.

f. Candi Asu

Candi Asu terletak di Dukuh Klurak, Desa Tlogo Kecamatan Prambanan. Candi ini dibuat pada abad IX AD, jarak dari kota Klaten ± 15 km kearah barat dan luas area candi 6000 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Benda Bersejarah.

g. Candi Merak

Candi Merak terletak di Dukuh Karangnongko, Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko. Jarak candi ini dari kota Klaten ± 10 km kearah utara, luas area candi 800 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Benda Bersejarah.

4. Wisata Ziarah

1. Makam Kyai Ageng Pandanaran

Makam Kyai Ageng Pandanaran terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayat adalah salah satu tempat ziarah bagi umat Islam. Kyai Ageng Pandanaran adalah tokoh dan ulama sebagai salah satu penyebar Agama Islam di tanah Jawa. Garbang menuju ke makam berbentuk Candi Bentar Majapahit. Kyai Ageng Pandanaran merupakan keturunan terakhir Raja Majapahit. Makam


(50)

Kyai Ageng Pandanaran merupakan salah satu tempat ziarah bagi umat islam, pada hari-hari tertentu banyak peziarah yang berdatangan baik dari warga sekitar maupun dari daerah lain. Sebagian peziarah ada yang melakukan tirakat disana untuk meminta berkah, mohon doa restu, dilancarkan rejekinya, dan dimudahkan jodohnya.

2. Makam Rng Ronggowarsito

Makam Rng Ronggowarsito terletak di Dukuh Palar Desa Palar, Kecamatan Trucuk Klaten. Tempat ini berfungsi sebagai tempat ziarah yang biasanya banyak dikunjungi pada malam jumat dan selasa kliwon untuk meminta berkah/mohon doa restu. Rng Ronggowarsito adalah putera dari Mas Ngabehi Ronggo Warsito II Abdi dalem Panewu / Carik Adipati Anom Kraton Surakarta. Beliau adalah Pujangga Kraton Surakarta, wafat pada tanggal 24 Desember 1973 (5 Dulhijah 1802). Di dekat lokasi makam terdapat sumur tiban bernama Nyai Sekar Gading Melati yang digunakan untuk tempat sesuci, dan apabila habis bersemedi / nyepi lalu mandi di sumur tersebut badan terasa segar kembali. (Sumber : Buku Mengenal Kepariwisataan Kabupaten Klaten).

D. Upacara- Upacara Tradisional

Kabupaten Klaten memiliki ragam budaya yang menarik untuk dipasarkan kepada wisatawan. Salah satu ragam budaya tersebut adalah upacara-upacara tradisional. Beberapa upacara tradisional yang terdapat di Kabupaten Klaten antara lain :


(51)

1. Upacara Tradisional Tanjungsari

Upacara yang diselenggarakan di Desa Ceper Kecamatan Ceper, ini merupakan upacara tradisional yang diadakan pada tiap-tiap bulan Syura, jatuh pada hari Jumat Kliwon (Jumat Wage). Upacara ini diberi nama Tanjungsari / Tanjungsaren karena dilakukan dengan cara para penduduk membawa hidangan / ambeng dibawa disuatu tempat dibawah pohon tanjung. Upacara tersebut diteruskan malam-malam berikutnya dengan pertunjukan ketoprak, wayang orang, wayang kulit dan lain lain. Banyak masyarakat dari daerah lain yang berdatangan untuk berjualan, mendirikan stand kerajinan, permainan anak anak dan lain lain sehingga terwujud suatu pasar malam yang berlangsung beberapa hari. Upacara tradisional Tanjungsari terus berkembang dan pengunjungnya bertambah banyak. Upacara ini sudah menjadi kepercayaan para penduduk Dlimas, mereka yang bekerja di luar kota Klaten pun berusaha untuk datang / pulang untuk mengikuti upacara tersebut.

2. Upacara Tradisional Yoqowiyu

Upacara ini mulai pertama kali berbentuk majelis pengajian yang dikunjungi oleh umat islam dan masyarakat sekeliling Jatinom. Upacara ini diselenggarakan setiap tahun sekali pada hari Jumat pertengahan bulan Sapar di Dukuh Jatinom Kecamatan Jatinom. Adanya Upacara ini dinamakan Yaqowiyu diambil dari doa Kyai Ageng Gribig sebagai penutup pengajian yang berbunyi : Ya qowiyu Yaa Assis qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin, yang artinya : Ya Tuhan berikanlah kekuatan kepada kita segenap kaum muslimin, doa tamu itu dihormati dengan hidangan kue roti dan ternyata hidangannya kurang, sedang


(52)

tamunya masih banyak yang belum menerimanya. Nyai Ageng segera membuat kue apem yang masih dalam keadaan hangat untuk dihidangkan kepada para tamu undangan tersebut. Majelis pengajian ini sampai sekarang setiap tahunnya masih berjalan yang dilakukan pada malam Jumat dan menjelang sholat Jumat pada pertengahan bulan Sapar, setiap tahunnya Doa Kyai Ageng Gribig itu dibacakan dihadapan hadirin, para pengunjung kemudian menyebutkan Majelis Pengajian itu dengan sebutan nama : ONGKOWIYU yang dimaksudkan

JONGKO WAHYU atau mencari wahyu. Kemudian oleh anak turunnya istilah ini

dikembalikan pada aslinya yaitu YAQOWIYU. 3. Upacara Tradisional Bersih Sendang

Upacara yang diselenggarakan di Desa Pokak Kecamatan Ceper ini merupakan upacara tradisional yang diadakan sesudah panen pada musim kemarau dan telah dibakukan pada bulan Austus hari Jumat Wage atau pada bulan Juli sesudah tanggal 25 atau bulan September sebelum tanggal 5. Masyarakat Desa Pokak merayakan ritual bersih sendang sebagai ungkapan rasa syukur atas semua rejeki yang telah dilimpahkan dengan diwujudkan dengan pesta sesaji dalam bentuk nasi tumpeng dan minuman dawet dengan memotong kambing sebagai persembahan. Pemotongan kambing dilakukan dibawah pohon karet yang umurnya telah ratusan tahun dan memakai alas pelataran akar pohon, sesuatu yang diluar jangkauan akal manusia dan seakan tidak wajar bahwa darah yang keluar dan mengucur di pelataran akar karet tersebut seakan hilang dan tidak berbekas, lenyap begitu saja. Padahal kambing yang dipotong tidak kurang


(53)

dari 100 ekor kambing dan berjenis kelamin laki laki. Dan pada malam sebelum pemotongan diadakan tahlil di pelataran kanan kiri sendang.

4. Upacara Tradisional Jodangan / Ruwahan

Upacara tradisional Jodongan / Ruwahan tepatnya pada hari Jumat Kliwon tanggal 27 Ruwah di Paseban Bayat. Hal ini terjadi karena masyarakat khususnya di Bayat tidak dapat melupakan jasa-jasa Kyai Ageng Pandanaran yang telah ikhlas meninggalkan jabatan dan harta kekayaan, semata mata untuk mencari kebahagiaan dan kesempurnaan di akherat. Beliau diangkat menjadi wali pada hari Jumat Kliwon tanggal 27 Ruwah setelah menjadi wali penutup, menggantikan wali Syeh Siti Jenar selama 25 tahun. Maka tiap tiap tanggal 27 Ruwah ditetapkan sebagai hari Jodongan / Ruwahan, timbullah suatu kepercayaan dari masyarakat bahwa pada hari hari Jodongan / Ruwahan semua penduduk membuat hidangan / kenduri yang ditempatkan pada Jodang untuk dibawa bersama-sama naik ke Makam Kyai Ageng Pandanaran dengan diiringi Reyog atau Rodad.

5. Upacara Tradisional Padusan

Upacara tradisional padusan diadakan di obyek wisata Pemandian Jolotundo, Sumber Air Ingas, Ponggok, Lumban Tirto dan Tirto Mulyono sehari sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kegiatan ini dihadiri beribu ribu pengunjung guna mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Menurut kepercayaan budaya kebiasaan atau tradisional orang jawa pada umumnya bagi yang menganut agama Islam mempunyai anggapan bahwa sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan perlu mensucikan diri,


(54)

orang Jawa menyebutnya dengan padusan yaitu mandi di pemandian tersebut di atas agar puasanya dapat lancar, berjalan dengan baik sehingga banyak pengunjung yang datang ke obyek wisata pemandian tersebut.

6. Upacara Tradisional Maleman Klaten

Upacara tradisional Maleman di alun alun Klaten berjalan rutip tiap-tiap tahun yang dimulai dari tanggal 12 Romadhon sampai dengan Hari Raya Idhul Fitri yang diteruskan dengan Upacara Syawalan di Jimbung. Upacara tradisional Maleman di alun-alun ini berjalan baik, bahkan dari tahun ke tahun semakin berkembang keramaiannya.

7. Upacara Tradisional Syawalan

Upacara yang diselenggarakan di Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes dan Desa Krakitan Kecamatan Bayat ini merupakan upacara tradisional yang diadakan tiap-tiap tanggal 8 Syawal serta berbentuk pasar malam, bersifat rutin tiap tahun. (Sumber : Buku Mengenal Kepariwisataan Kabupaten Klaten)

E. Kesenian Tradisional

Salah satu ragam budaya yang terdapat di Kabupaten Klaten adalah Kesenian Tradisional. Berikut ini adalah beberapa kesenian tradisional yang terdapat di Kabupaten Klaten :

1. Sendratari Roro Jonggrang

Mengangkat sebuah legenda terjadinya candi prambanan. Sendra Tari Roro Jonggrang mengisahkan jalinan asmara Bandung Bondowoso dengan Dewi Roro Jonggrang yang berakhir secara tragis. Menyadari bahwa calon suaminya adalah


(55)

pembunuh Prabu Boko, Ayah yang dicintainya. Gejolak hati untuk membalas dendam, maka syarat pinangan bandung harus mampu mewujudkan candi yang berjumlah seribu buah. Adalah suatu permintaan yang sulit untuk diwujudkan dalam waktu satu malam. Dengan bala bantuan raja tentara jin yang bernama Bondowoso diharapkan dapat mewujudkan jumlah seribu candi sebelum fajar tiba, namun alunan gejog lesung yang mengisyaratkan aktivitas manusia menumbuk padi pada pagi hari sebagai tanda fajar tiba dilakukan oleh masyarakat prambanan atas perintah dewi roro jonggrang, yang berarti bandung gagal mewujudkan impiannya. Kekesalan dan kemarahan bandung atas kelicikan dari roro jonggrang, maka disumpahlah dewi roro jonggrang menjadi arca untuk melengkapi jumlah seribu candi.

2. Jatilan

Tari tradisional yang menggambarkan tentang keprajuritan, pada waktu peperangan yang dilakukan beberapa orang dengan cara naik kuda kepang. Dalam tari Jatilan ini diperagakan dengan pakai kuda kepang atau kuda lumping yang dikendalikan oleh seorang pawang yang diawasi oleh Ki pentul dan Ki tembem. Diiringi dengan gamelan yang berupa : kendang, bende dan kecer. Dalam tari Jatilan ini dimasukan unsur magis yang melambangkan kekebalan dari pihak pemain mengenakan topeng atau kacamata hitam. Tari Jatilan di Kabupaten Klaten yang terkenal Tari Jatilan dari Desa Bugisan Kecamatan Prambanan. Tari Jatilan ini dipentaskan tiap hari jumat di panggung terbuka di Desa Bugisan Kecamatan Prambanan untuk para turis asing maupun domestik.


(56)

3. Ketoprak

Kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama, ketoprak ini timbulnya pada tahun kurang lebih 1922 pada masa Mangkunegaran. Sebagai ilustrasi diiringi Gamelan yang berupa lesung, alu, kendang dan seruling, karena cerita atau pantun-pantunnya merupakan sindirian kepada pemerintah atau kerajaan maka kesenian ketoprak ini lalu dilarang. Namun karena kesenian rakyat akhirnya tetap berkembang di daerah pedesaan atau pesisiran. Setelah sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa lengkap dan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan ceritanya.Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog bahasa jawa.

4. Srandul

Merupakan kesenian tradisional rakyat yang menggambarkan tentang kehidupan demang pada jaman kerajaan. Srandul biasanya dilakukan kurang lebih 15 orang lengkap dengan iringannya yang berupa : kendang, angklung dan terbang besar. Dalam kesenian srandul ini dilakukan dengan dialog yang berupa parikan atau tembang dan percakapan. Kesenian srandul ini semula timbul di dukuh Jogodayoh Desa Gumulan. Adapun srandul ini masih berkembang dengan baik di Prambanan dan Kemalang.

5. Sruntul

Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk mementaskan kesenian srandul terlalu jemu sedang untuk mementaskan kesenian


(57)

ketoprak terlalu banyak peralatannbnya, sehingga timbullah perpaduan antara sruntul dan ketoprak. Disebut dengan sruntul karena datangnya tanpa diundang dan bersikap sruntal-sruntul. Pada saat itu berkembang dengan pesat karena kesenian ini dianggap lebih modern. Ciri Khususnya : Pemain bisa merangkap sebagai penabuh, dengan memakai lampu penerangan oncor, tema cerita terdiri tiga babak dan setiap babak bisa terjadi beberapa adegan, bentuk pakaian sangat sederhana dan pengiring gamelannya berupa : demung, saron, gong, kempul, kenong, angklung, terbang, jedor.

6. Tari Topeng

Kesenian tradisional yang para pemainnya mengenakan topeng sesuai dengan peran atau dapukaannya. Timbulnya kesenian ini dari Kediri Jawa Timur, tari topeng dilaksanakan dengan percakapan atau dialog dan diiringi gamelan jawa selendro lengkap. Keistimewaan Tari Topeng pada saat itu : Tidak setiap orang bisa melakukannya kecuali para dalang, kesenian topeng ini dalam dialog dengan melepaskan topeng dari gigitan akan tetapi tetap dipegang untuk menutupi mukanya, tarian ini khusus dipentaskan pada waktu siang hari dan tidak dilaksanakan pada malam hari namun demikian pada saat sekarang tari topeng tersebut sudah dapat dilaksanakan oleh para remaja.

7. Wayang Babad

Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang kulit yang ceritanya diambil dari cerita babad atau ketoprak. Wayang babad ini bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan diiringin gamelan lengkap slendro dan pelog. Kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang, adapun cerita


(58)

wayang babad ini bertemakan cerita-cerita yang mirip dengan ketoprak. Keistimewaannnya adalah bentuk dari wayang tidak seperti wayang purwa, melainkan seperti bentuk ketoprak. Lama pementasan menurut kebutuhannya, adapun timbulnya wayang babad ini setelah kemerdekaan dalam rangka penerangan kepada masyarakat, sampai sekarang kesenian ini masih terpelihara dengan baik di Desa Ceporan Kecamatan Gantiwarno.

8. Wayang Klitik

Merupakan bentuk kesenian wayang yang dibuat dari kayu. Ceritanya bertemakan cerita Panji atau cerita Majapahit, dilaksanakan oleh seorang dalang yang diiringin gamelan jawa yang berupa : kendang, saron, wilahan, ketuk, kenong, kempul, gong dan suwukan. Ciri khas dalang kalau memerankan adegan perang dengan tarikan, sulukan dengan tembang mocopat. Adapun dialog percakapan seperti wayang purwa. Timbulnya kesenian ini sejak kerajaan Singosari, dan sampai sekarang masih terpelihara dengan baik di Kecamatan Gantiwarno.

9. Wayang Sadat

Wayang Sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa wayang kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita-cerita sejarah islam dan ceritanya diambil dari cerita akhir kerajaan Majapahit sampai awal kerajaan Mataram. Wayang sadat ini dapat dipentaskan siang hari maupun malam hari, kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi gamelan lengkap slendor dan pelog. Keistimewaannya yaitu Teknik pakeliran bersifat kontemporer menurut jalan ceritanya, Jejer pertama tidak harus atau mesti


(59)

kraton, Untuk kayon atau gunungan sebelah kanan gunungan didampingi pohon beringin dan gunungan sebelah kirinya didampingi pohon kelap, Warna kelir kuning, bingkai hijau dengan ukuran kurang lebih 3,5 meter lebar 2 meter. Lama pementasan menurut kebutuhan, dialog percakapan dengan bahasa jawa. Timbulnya kesenian ini sejak tahun 1970 sampai sekarang kesenian ini terpelihara dengan baik di Desa Mireng Kecamatan Trucuk.

10.Kesenian Paguyuban Musik Bambu Pring Sedapur.

Kesenian ini lahir di dukuh purwodadi, Desa bugisan Kecamatan Prambanan. Kesenian ini diciptakan oleh seorang tokoh seni bernama Suparman Hadi, seni ini berawal dari guyubnya kekeluargaan dan kebiasaan ronda malam yang menggunakan peralatan dari bambu (tek-tek untuk berkeliling kampung menjaga kemanan desa). Mengambil nama pring sedapur dengan maksud bahwa perkumpulan ini sangat erat seperti serumpun bambu yang sulit untuk dipisahkan satu-persatu. Dari musik ini telah berkembang menjadi campur sari namun tetap tidak menghilangkan peralatan dari bambu.

11.Kesenian Gejog Lesung

Kesenian Gejog Lesung lahir di Dukuh Soran Desa Duwet Kecamatan Ngawen, jarak dari kota Klaten kurang lebih 4 km arah utara Klaten. Kesenian musik tradisional kuno yang saat ini hampir punah dan mempunyai nilai seni yang tinggi khususnya bagi para petani yang sedang mengungkapkan rasa kegembiraannnya setelah musim panen padi tiba, masyarakat berkumpul bersama, bersuka ria sambil menumbuk padi di lesung dengan antan dan mengalunkan lagu-lagu untuk melepas lelah dan dahaga. Kesenian ini


(60)

mengandung unsur penyampian informasi kepada masyarakat sekitar bahwa pada saat tersebut ada orang punya hajat atau supitan dll, dan juga kalau ada gerhana bulan. (Sumber : Buku Mengenal Kepariwisataan Kabupaten Klaten).

F. Daya Dukung Sarana & Prasarana Pariwisata Di Kabupaten Klaten Berdasarkan Buku Mengenal Kepariwisataan Kabupaten Klaten ada beberapa sarana & prasarana pariwisata yang tersebar di kawasan Kabupaten Klaten yang antara lain :

A. Hotel Kelas Melati

1) Hotel Mintorogo,Jl. Sulawesi 17 Klaten Telp (0272) 321571 2) Hotel Merdeka I, Jl. Teratai Pondok 61 Klaten Telp (0272) 321898 3) Hotel Perdana Raya, Jl. Pemuda No. 14 Klaten Telp (0272) 321113 4) Hotel Prambanan Indah,Jl. Candi Sewu Prambanan Telp (0274) 496353 5) Hotel Galuh, Jl. Manisrenggo Prambanan Telp (0274) 496854

6) Hotel Bima, Gunungan, Bareng Lor Klaten Telp (0272) 324928 7) Hotel Merak Indah, Jl. Hamahera Klaten Telp (0272) 321353 8) Hotel Arjuna, Jl. Mayor Kusmanto No 3 Klaten Telp (0272) 321559 9) Graha Srikandi, Jl. Solo-Jogja Km.26 Klaten.

10)Surya Andesa, Jl. Solo-Jogja belakang terminal penggung, ceper,Klaten Telp. 08282510103

B. Rumah Makan

1) Rumah Makan Sejuk, Tegalgondo Wonosari Klaten


(61)

3) Rumah Makan Bu Hj. Mus, Jl. Raya Jogya-Solo Pakis Delanggu Klaten 4) Rumah Makan Yu Sri, Jombor Ceper Klaten

5) Rumah Makan Bu Manyar, Ngaran Mlese Ceper Klaten 6) Rumah Makan Minang, Jambu Kulon Ceper Klaten

7) Rumah Makan Ayam Goreng dan Gudeg, Karanganom Mudal Klaten Utara

8) Rumah Makan Banyu Urip, Jl. Mayor Kusmanto, Semangkak Klaten Tengah

9) Rumah Makan Widodo II, Jl. Sulawesi Klaten

10)Rumah Makan Datuk Bareno, Jl. By Pass Selatan, Tegalyoso Klaten 11)Rumah Makan Yati Pesek, Jl. Jogya Solo Prambanan Klaten

12)Rumah Makan Lestari Plus, Dk. Jetis Desa Tarubasan Kecamatan Karanganom

C. Biro Perjalanan Wisata

1) PT. Ekapari, Perak Ngingas Klaten

2) CV. Dewa Nusantara Tour, Jl. Plaosan No. 5 RT 3/ RW 4 Mojayan Klaten 3) PT. Danita Tour Service, Jl. Raya Klaten Solo Km 4 Klaten

4) Adi Tours, Jl. Pokak RT 4 / RW 1 Ceper Klaten

5) Graphindo Tour, Jl. Mayor Sunaryo No. 16 Klaten Telp (0272) 323223 6) Persada Indah Tour, Jl. Pramuka Gang Kepiting No. 219 Klaten (0272)

328690


(62)

8) Multi Pratama Tour & Travel, Jl Jamalan Kidul No. 26 RT 1 RW 11 Tonggalan Klaten

9) Jaya Putra, Jl. Jogja-Solo Km. 27 No. 99 Jambu Kulon Ceper Klaten 10)Rosalia Indah Jl. Jogja-Solo No. 197 Delanggu, Klaten

D. Industri Kerajinan Rakyat

1) Ukir Kayu Terletak di Desa Ketitang, Gondangsari, Serenan Kecamatan Juwiring Klaten

2) Cor Besi Terletak di Dukuh Batur, Desa Tegalrejo Kecamatan Ceper Klaten

3) Kerajinan Tanduk Terletak di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo 4) Industri Tenun Lurik Terletak di Kecamatan Pedan dan Cawas

5) Batik Tulis Terletak di Desa Krakitan, Beluk, Paseban Kecamatan Bayat 6) Industri Kerajinan Payung Terletak di Desa Tanjung, Desa Kwarasan

Kecamatan Juwiring

7) Industri Sulak, Keset dan Sapu Terletak di Desa Karanglo Kecamatan Klaten Selatan

8) Industri Gerabah Melikan Terletak di Desa Melikan Kecamatan Wedi 9) Tatah Sungging Terletak di Desa Sidowarno Kecamatan Wonosari Klaten 10)Anyaman Bambu Terletak di Desa Puluhan, Sumber, Bero, Palar

Kecamatan Trucuk E. Makanan Khas Daerah

1) Kripik Paru, Jl. Garuda gang Latar Putih Klaten, Jl Merbabu dan Jl Pramuka


(63)

2) Ayam Panggang, Jl. Garuda Kecamatan 3) Jenang Ayu Niten, Wedi Kecamatan Wedi

4) Cucur Apem, Muka pasar Jatinom, Kecamatan Jatinom 5) Srabi Kuntulan, Kuntulan, Pandes, Kecamatan Wedi 6) Jenang Melon, Kalikotes, Kecamatan Klaten Selatan

     

 

 

 


(64)

BAB III

MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET EKOWISATA

COKRO TULUNG, JANTI DAN AGROWISATA ACE

DI KABUPATEN KLATEN UTARA

A. Analisis Potensi Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara

Analisis potensi wisata yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) dan 4A (Amenitas, Aksesibilitas, Atraksi, Aktifitas) untuk mengetahui gambaran umum potensi dan pengembangan tiap objek wisata di Kabupaten Klaten Utara yang akan dibuat dalam sebuah paket ekowisata. Objek wisata yang akan dikunjungi dalam paket ekowisata adalah sebagai berikut :

1. Cokro Tulung / Obyek Mata Air Cokro (OMAC)

a. Gambaran Umum Cokro Tulung / Obyek Mata Air Cokro (OMAC)

Obyek Mata Air Cokro (OMAC) bersumber dari Air Ingas merupakan objek wisata alam berbasis air memamerkan pesona yang luar biasa. Air ingas merupakan daerah dataran rendah berterasering yang merupakan bagian dari kaki vulkanik Gunung Merapi sehingga mata air ingas ini merupakan bagian dari sabuk mata air Gunung Merapi. Objek wisata ini terletak di Desa Cokro Kecamatan Tulung atau 17 km dari Kota Klaten yang juga berdekatan dengan daerah perbatasan Boyolali dan Surakarta. Sumber Air Ingas dulunya dimanfaatkan sebagai sumber air minum untuk Keraton Surakarta Hadiningrat atas prakarsa Paku Buwono ke X dan sekarang sudah dikembangkan menjadi


(65)

tempat rekreasi. Obyek Mata Air Cokro dengan panorama alamnya yang sejuk dan indah serta didukung adanya Water Boom , Taman Wisata Alam, Kolam Renang, Flying Fox, Panggung Hiburan, warung-warung untuk santai serta lahan sebagai tempat peristirahatan yang teduh dibawah rindangnya pepohonan yang besar dihiasi kicauan burung, Bentangan Kali pusur yang dilihat dari atas Jembatan Gantung yang merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Objek Wisata ini juga digunakan sebagai tempat padusan menjelang bulan puasa tiba dengan kepercayaan bahwa puasanya akan dapat lancar tanpa halangan. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)

b. Analisis SWOT Cokro Tulung / Obyek Mata Air Cokro (OMAC) 1. Strenght (Kekuatan)

Kekuatan Obyek Wisata Mata Air Cokro (OMAC) terletak pada Sumber Air Ingas, Jembatan Gantung, dan Keasrian dari kawasan wisata tersebut. Dikawasan wisata ini Sumber Air Ingas selain digunakan sebagai tempat pemandian, sekarang sudah dikembangkan dan dikemas sedemikian rupa menjadi wahana permainan air yang menarik yaitu Water Boom. Dengan didukung keunikan jembatan gantung dan keasrian dari kawasan wisata ini menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam berkunjung kekawasan Obyek Wisata Mata Air Cokro. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)


(66)

2. Weakness (Kelemahan)

Kelemahan dari Obyek Wisata Mata Air Cokro (OMAC) adalah pembangunan yang lambat dan multi release (bertahap). Hal ini terjadi dikarenakan untuk pengembangan dikawasan wisata ini hanya bersumber pada dana APBD (Anggaran Pendapatan Biaya Daerah) saja. Faktor kebersihan juga merupakan kelemahan dari kawasan wisata ini, kurangnya kesadaran pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga membuat kawasan ini terlihat kotor dan kawasan yang masih landscape membuat daratan menjadi becek apabila hujan atau terkena luapan air. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)

3. Opportunity (Kesempatan)

Pihak Pengelola Obyek Mata Air Cokro (OMAC) sedang menambahkan beberapa bangunan-bangunan dikawasan wisata ini yang bertujuan agar terlihat lebih menarik. Penambahan bangunan yang dilakukan adalah perluasan area parkir, kios souvenir, loket, kantor, water boom, kolam renang serta tempat kuliner. Pengembangan tersebut dilaksanakan dengan tujuan menciptakan peluang untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke Obyek Wisata Mata Air Cokro (OMAC) yang ingin menikmati sejuknya air jernih yang melimpah dan keasrian dari kawasan wisata ini. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)

4. Threath (Ancaman)

Obyek Wisata Mata Air Cokro (OMAC) terkadang disalahgunakan fungsinya oleh pengunjung, selain sebagai tujuan wisata para pengunjung juga


(67)

menyalahgunakan tempat tersebut sebagai tempat memadu kasih. Sehingga hal tersebut ditakutkan dapat membuat image Kawasan Wisata Mata Air Cokro ini menjadi tidak baik terhadap pandangan wisatawan. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)

c. Analisis 4A Obyek Mata Air Cokro ( OMAC) 1. Atraksi

Obyek Mata Air Cokro (OMAC) memiliki sejuknya air jernih yang melimpah berasal dari Sumber Air Ingas, membuat kawasan wisata ini lebih terasa alami. Didukung adanya Taman Wisata Alam, Water Boom, Jembatan Gantung, Flying Fox dan wahana permainan lainnya diharapkan para wisatawan menikmati berbagai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh kawasan wisata mata air cokro. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)

2. Aksesibilitas

Obyek Mata Air Cokro terletak didesa Cokro Kecamatan Tulung. Bagi wisatawan yang keberangkatannya dari Solo dengan menggunakan transportasi umum akses dapat dicapai dengan menggunakan bus umum jurusan Klaten kemudian turun di delanggu (perempatan gotong-royong), perjalanan dilanjutkan dengan angkutan umum jurusan cokro. Wisatawan yang berasal dari luar kota yang memakai jasa transportasi umum akses dapat dicapai dengan menggunakan bus umum jurusan Klaten kemudian turun di Terminal Jonggrangan, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mini bus dan angkutan umum jurusan cokro. Bagi wisatawan yang dalam bentuk group


(68)

atau rombongan yang menggunakan transportasi bus pariwisata dapat langsung menuju objek yang dikehendaki. Kondisi jalan menuju objek wisata sangat baik, sangat memungkinkan untuk dilalui berbagai macam alat transportasi termasuk bus pariwisata serta kendaraan pribadi baik mobil maupun motor. Papan petunjuk arah menuju objek juga sudah terpasang cukup baik, sehingga wisatawan mudah untuk menemukan objek wisata yang dituju. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)

3. Amenitas

Fasilitas yang sudah ada selama ini adalah kamar mandi/toilet, warung makan tradisional yang berada disekitar objek wisata dengan menu yang disajikan bernuansa lesehan seperti kakap, lele dll. Untuk penginapan disekitar kawasan objek wisata mata air cokro belum ada tetapi dapat kita jumpai dikawasan sepanjang Jl. Solo-Jogja yang menyediakan hotel dengan kelas melati. Sedangkan fasilitas-fasilitas lain sebagai penunjang kegiatan operasional juga telah lengkap yaitu jasa komunikasi, listrik, air bersih, pusat kesehatan dan pos keamanan. (Sumber : Wawancara dengan Darmadi, 9 Juni 2010)

4. Aktifitas

Wisatawan dapat menikmati sejuknya air yang melimpah dengan mandi atau berenang di Sumber Air Ingas, bersantai di Taman Wisata Alam serta menikmati keindahan kali pusur dari jembatan gantung dan bermain di berbagai wahana permainan yang telah tersedia seperti water boom, flying fox, perahu air, mobil-mobilan, menikmati panggung hiburan serta berkuliner


(1)

14.30 : Tiba di Agrowisata Ace lama kunjungan 2 jam

16.30 : Meninggalkan Agrowisata Ace dilanjutkan menuju Pusat Oleh-oleh Pakis Jaya

17.00 : Tiba di Pusat Oleh-oleh Pakis Jaya lama kunjungan 1,5 jam 18.30 : Meninggalkan Pusat Oleh-oleh Pakis Jaya dan kembali ke Solo

19.15 : Tiba di Solo

c). Fasilitas Pendukung Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara

Berikut adalah fasilitas pendukung Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara :

Fasilitas Rumah Makan

No Nama Restoran Alamat No.Telp

1 Taman Sari

Jl. Solo-Jogja Km 17, Delanggu

Utara

(0272) 552573

Fasilitas Transportasi

No Nama Transportasi Alamat No.Telp

1 Langsung Jaya

(Micro Bus)

Jl. Raya Palur


(2)

commit to user

d) Wisata Alternatif Kabupaten Klaten

Kabupaten Klaten berpotensi sebagai kota tujuan wisata, hal ini terbukti banyak sekali memiliki aset-aset wisata beragam dan ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain. Objek dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Klaten dapat dijual dan dikunjungi oleh semua kalangan. Mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan orang tua, kalangan pelajar atau mahasiswa hingga kalangan sebuah lembaga perusahaan, kalangan wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara. Berikut adalah beberapa objek wisata Kabupaten Klaten yang dapat dikunjungi adalah :

1) Wisata Kalangan Orang Tua

Objek wisata Kabupaten Klaten yang sesuai untuk kalangan orang tua yang dapat dikunjungi antara lain :

a) Makam Kyai Ageng Pandanaran b) Makam Rng. Ronggowarsito c) Pusat Oleh-oleh Pakis Jaya d) Agrowisata Ace

2) Wisata Kalangan Anak-anak

Objek wisata Kabupaten Klaten yang sesuai untuk kalangan anak-anak yang dapat dikunjungi antara lain :

a) Kompleks Candi Sewu dan Candi Plaosan b) Monumen Juang 45 Klaten


(3)

c) Obyek Mata Air Cokro (OMAC) d) Agrowisata Ace

3) Wisata Kalangan Pelajar / Mahasiswa

Objek wisata Kabupaten Klaten yang sesuai untuk kalangan pelajar / mahasiswa yang dapat dikunjungi antara lain :

a) Museum Gula Jawa Tengah di Gondang Baru Klaten b) Kompleks Candi Sewu dan Candi Plaosan

c) Deles Indah

d) Objek Mata Air Cokro (OMAC) e) Kawasan Wisata Janti

f) Agrowisata Ace

4) Wisata Kalangan Lembaga Perusahaan

Objek wisata Kabupaten Klaten yang sesuai untuk kalangan lembaga perusahaan yang dapat dikunjungi antara lain :

a) Museum Gula Jawa Tengah di Gondang Baru Klaten b) Kompleks Candi Sewu dan Candi Plaosan

c) Rowo Jombor d) Agrowisata Ace

e) Pusat Oleh-oleh Pakis Jaya 5) Wisata Kalangan Mancanegara

Objek wisata Kabupaten Klaten yang sesuai untuk kalangan mancanegara yang dapat dikunjungi antara lain :


(4)

commit to user

b) Museum Gula Jawa Tengah di Gondang Baru Klaten c) Deles Indah

C. Cara Pemasaran Hasil Penyusunan Paket Ekowisata di Kabupaten

Klaten Utara

Hasil penyusunan paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara yang disusun akan dipasarkan dengan cara pembuatan brosur, promosi melalui jaringan internet, bekerjasama dengan sebuah biro perjalanan wisata, mendatangi langsung ke lembaga atau instansi dimana paket ekowisata akan dijual.


(5)

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kabupaten Klaten mempunyai potensi dibidang pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan, hal ini terbukti banyak sekali memiliki aset-aset wisata beragam dan ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain. Kegiatan bidang pariwisata pada hakekatnya merupakan usaha ekonomi produktif, sehingga produk yang akan dijajakan merupakan komoditas yang laku dan digemari pembeli, agar wisatawan memilih berkunjung lebih lama di Kabupaten Klaten. Seiring dengan meningkatnya orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia.

Melihat keadaan tersebut salah satu cara untuk menonjolkan dan mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Klaten adalah dengan cara mengadakan program paket wisata. Paket wisata yang diberikan berupa wisata ke berbagai objek di Kabupaten Klaten. Penulis menyusun paket ekowisata dengan dasar penggabungan antara wisata alam dan wisata agro. Paket ekowisata akan ditujukan bagi kalangan pelajar dengan jumlah 50 orang. Objek yang dikunjungi antara lain adalah Cokro Tulung / Objek Mata Air Cokro (OMAC), Kawasan Wisata Janti, dan Agrowisata Ace. Setelah direncanakan, disusun, dan dihitung harga jual paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara adalah Rp.77.000,-/ orang.


(6)

commit to user  

Fasilitas yang didapat wisatawan antara lain snack, Bus Pariwisata Langsung Jaya

(Micro Bus), dan rumah makan Taman Sari.

B. SARAN

1. Untuk Pemerintah Kabupaten Klaten : Diharapkan memberikan fasilitas yang baik untuk objek wisata di Kabupaten Klaten karena kawasan wisata tersebut sudah selayaknya dijadikan sebagai kawasan objek wisata yang dapat menambah manfaat bagi semua orang.

2. Untuk Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Swasta : Diharapkan memberikan bantuan pendanaan guna pengembangan dan pembangunan kawasan wisata di Kabupaten Klaten. Kemampuan pendanaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah sangat terbatas sehingga perlu dukungan pendanaan.

3. Untuk Kawasan Wisata Janti : Perlu meningkatkan dalam segi promosi wisata, baik melalui media cetak atapun media internet dikarenakan kawasan wisata janti banyak memiliki potensi wisata yang patut diunggulkan dan siap untuk dijual dalam bentuk paket wisata.

4. Cokro Tulung / Objek Mata Air Cokro (OMAC) : Keamanan perlu ditingkatkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak keindahan dan

image cokro tulung / objek mata air cokro (omac).

5. Untuk Agrowisata Ace : Diharapkan lebih meningkatkan pengadaan infrastruktur yang belum tersedia seperti toilet / kamar mandi, area parkir yang luas, alat-alat pengelolaan pertanian ( traktor, pompa air, pengadaan pupuk dengan harga murah serta penyediaan tampungan air) yang bertujuan supaya dapat mengurangi segala ancaman yang ada dan bisa cepat mengembangkan kawasan agrowisata ace.