77
3. Preferred Orientation
Hasil penelitian Preferred Orientation menunjukkan adanya peningkatan dari kayu kontrol. Proses pemadatan parsial menyebabkan preferred orientation
semakin besar baik untuk kayu Agatis maupun Mangium. Fenomena yang terjadi pada kayu yang dipadatkan dengan tingkat pemadatan 20 dapat dilihat bahwa
bagian dalam lebih teratur seratnya dibanding bagian luar. Hal ini diduga karena adanya pengaruh pendahuluan berupa panas telah menyebabkan adanya degradasi
komponen kimia kayu terpadatkan tetapi dengan tingkat pemadatan 20 menyebabkan bagian permukaan preferred orientation menjadi lebih kecil
daripada bagian dalam karena pada bagian permukaan pengaruh tekanan atau pemampatan lebih besar sehingga mengakibatkan serat-serat menjadi tidak
teratur. Fenomena ini membuktikan bahwa peningkatan sifat-sifat kayu terpadatkan disebabkan karena adanya perubahan preferred orientation akibat
perlakuan pemanasan dan pemadatan yang diberikan pada kayu, sehingga mutu kayu menjadi lebih baik.
Hasil pengujian difarksi sinar X untuk pengamatan preferred orientation ditunjukkan pada Gambar 36
– 39 dimana dapat dilihat adanya peningkatan nilai dari kontrol.
78 Gambar 36 Kurva hasil pengujian preferred orientation kayu Agatis kontrol
dengan proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah, c lapisan dalam
a
b
c
79 Gambar 37 Kurva hasil pengujian preferred orientation kayu Agatis terpadatkan
dengan proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah, c lapisan dalam
b
c
80 Gambar 38 Kurva hasil pengujian preferred orientation kayu Mangium kontrol
dengan proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah, c lapisan dalam
a
b
c
81 Gambar 39 Kurva hasil pengujian preferred orientation kayu Mangium
terpadatkan dengan proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah, c lapisan dalam
a
b
c
82 Dari hasil pengujian preferred orientation ditunjukkan pada Tabel 17,
dimana terlihat bahwa nilai kayu terpadatkan baik untuk kayu Agatis maupun kayu Mangium meningkat dari kontrol dan nilai pada bagian permukaan lebih
tinggi semakin ke bagian dalam nilai semakin menurun.
Tabel 17 Persentase preferred orientation kayu terpadatkan dan kontrol
Lapisan Preferred Orientation
Kayu Agatis Preferred Orientation
Kayu Mangium Kontrol
Terpadatkan Kontrol
Terpadatkan
1 38.8
51.8 35.9
46.7 2
46.7 48.7
45.8 46.0
3 47.6
50.1 41.7
42.3
4. Gradasi kristalinitas kayu Pemadatan parsial mengakibatkan peningkatan kristalinitas kayu
terpadatkan baik untuk kayu Agatis maupun kayu Mangium berbeda pada bagian permukaan dan bagian dalam, seperti terlihat pada Tabel 18. Fenomena ini terjadi
karena pada saat proses pemadatan dengan menggunakan pemanasan maka terjadi pelunakan komponen matrik dan menyebabkan terjadinya pengeringan
molekul air, sehingga terjadi kerusakan ikatan hidrogen antar molekul-molekul yang dapat mencapai daerah kristalit. Pada penelitian ini hanya mengunakan
kempa sebesar 20, sehingga diduga pemanasan tertinggi didapatkan hanya pada bagian permukaan kayu terpadatkan.
Tabel 18 Hasil pengujian gradasi kristalinitas kayu Agatis dan Mangium
Lapisan Kristalinitas Kayu Agatis
Kristalinitas Kayu Mangium Kontrol
Terpadatkan Kontrol
Terpadatkan
1 49.68
51.81 51.66
53.61 2
49.85 50.47
50.20 51.38
3 48.17
49.07 49.89
50.96
Hasil pengujian difraksi sinar X untuk derajat kristalinitas ditunjukkan pada Gambar 40 dan 41 pada kayu Agatis terpadatkan dan kontrol, sedangkan
pada kayu Mangium terpadatkan dan kontrol ditunjukkan Gambar 42 dan 43.
83 a
b
c Gambar 40 Kurva hasil pengujian derajat kristalinitas kontrol kayu Agatis dengan
proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah dan c lapisan dalam
84 a
b
c Gambar 41 Kurva hasil pengujian derajat kristalinitas kayu Agatis terpadatkan
dengan proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah dan c lapisan dalam
85 a
b
c Gambar 42 Kurva hasil pengujian derajat kristalinitas kontrol kayu Mangium
dengan proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah dan c lapisan dalam
86 a
b
c Gambar 43 Kurva hasil pengujian derajat kristalinitas kayu Mangium terpadatkan
dengan proses kompresi a lapisan permukaan, b lapisan tengah dan c lapisan dalam
87
B. Densifikasi Dengan Impregnasi