55
B. Densifikasi dengan Impregnasi
1. Polimer content Kandungan monomer Polimer content dalam kayu terpadatkan
ditentukan berdasarkan rata-rata dari persen serta bahan monomer terhadap berat contoh kayu. Nilai kadar monomer yang diserap pada kayu Agatis dan Mangium
yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Nilai polimer content kayu Impregnasi
Tingkatan Polimer
Metode Polimer Content
Kayu Agatis Kayu Mangium
Full Load Vakum
66.16 34.53
Vakum Tekan 70.18
31.76 Half Load
Vakum 57.11
32.84 Vakum Tekan
49.26 29.67
Quarter Load Vakum
30.63 17.19
Vakum Tekan 18.79
18.45
Kadar monomer dalam kayu terpadatkan berbeda untuk setiap jenis kayu. Kadar monomer dari kayu Agatis lebih tinggi dibanding kayu Mangium. Hal ini
menurut Nurwati 1990 karena kayu daun jarum mempunyai treabilitas yang lebih tinggi dari kayu daun lebar. Perbedaan tersebut karena pada kayu daun jarum aliran
cairan hanya melalui trakeida dan noktah bahkan pada beberapa jenis melalui saluran damar longitudinal dan sel-sel parenkim. Sedangkan pada kayu daun lebar
karena struktur anatominya lebih kompleks maka difusi agak sulit. Untuk semua jenis kayu pada tingkatan polimer full load FL mempunyai
polimer content lebih tinggi dibanding yang lainnya, sebab tingkat kecepatan polimerisasi dari monomer tanpa campuran Benzen lebih tinggi dibanding tingkatan
polimerisasi yang lainnya. Sedangkan untuk metode vakum kadar monomer yang masuk ke dalam kayu lebih banyak dibanding vakum tekan. Hal ini diduga karena
waktu tekanan 60 menit masih tidak cukup optimal untuk penyerapan bahan monomer oleh kayu dibanding metode vakum saja selama 24 jam.
56 2. Kerapatan dan Berat Jenis
Kerapatan kayu terpadatkan pada umumnya lebih tinggi dibanding berat jenis kontrol. Pada Gambar 20 dan 21 menunjukkan bahwa peningkatan kerapatan
pada kayu Agatis terpadatkan dari 0.46 gcm
3
– 0.55 gcm
3
menjadi 0.65 gcm
3
– 0.89 gcm
3
, sedangkan pada kayu Mangium terpadatkan dari 0.47 gcm
3
– 0.54 gcm
3
menjadi 0.60 gcm
3
– 0.74 gcm
3
. Pada umumnya nilai peningkatan kerapatan terjadi pada tingkatan polimer Full Load FL dan pada metode vakum tekan.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pada kayu Agatis tingkatan
polimer dan interaksi antar faktor sangat berpengaruh nyata pada kerapatan sedangkan pada kayu Mangium hanya loading polimer yang berpengaruh nyata.
Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa baik kayu Agatis maupun Mangium berbeda untuk setiap taraf perlakuan.
Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya kerapatan disebabkan oleh meningkatnya kandungan polimer dalam kayu. Peningkatan kerapatan berhubungan
erat dengan kandungan monomer setelah dipolimerisasi yang berikatan silang satu sama lain dan mengeras didalam kayu. Pada kayu impregnasi terjadi peningkatan
berat dari contoh kayu, sedangkan volume kayu tertahan akibat adanya polimer sehingga kerapatan kayu plastik bertambah.
Gambar 20 Peningkatan kerapatan kayu Agatis terpadatkan pada berbagai tingkatan polimer dan metode impregnasi
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
Vakum Vakum Tekan
Vakum Vakum Tekan
Vakum Vakum Tekan
Full Load Half Load
Quarter Load
K e
rap atan
gc m
3
Tingkatan Polimer Metode
Kontrol Terpadatkan
57 Gambar 21 Peningkatan kerapatan kayu Mangium terpadatkan pada berbagai
tingkatan polimer Pada Gambar 22 dan 23 ditunjukkan bahwa berat jenis kayu terpadatkan
pada umumnya lebih tinggi dibanding berat jenis kayu kontrol. Peningkatan kayu Agatis terpadatkan dari 0.48
– 0.56 menjadi 0.65 – 1.03, sedangkan pada kayu Mangium terpadatkan dari 0.46
– 0.59 menjadi 0.58 – 0.74. Pada umumnya nilai peningkatan berat jenis terjadi pada tingkatan polimer full load FL dan metode
vakum tekan. Menurut Wangaard 1979 pada kayu plastik WPC terjadi polimerisasi insitu dari monomer yang menyebabkan kenaikan berat dari contoh
kayu, sedangkan volume kayu tertahan oleh adanya polimer tersebut, akibatnya berat jenis kayu bertambah.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pada kayu Agatis tingkatan
polimer, metode dan interaksi antar faktor sangat berpengaruh nyata pada berat jenis sedangkan pada kayu Mangium hanya tingkatan polimer yang berpengaruh
nyata. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa baik kayu Agatis maupun Mangium memberikan respon untuk setiap taraf perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa
masuknya monomer ke dalam kayu menyebabkan peningkatan berat kayu. Semakin tinggi tingkatan polimer maka semakin tinggi pula berat jenisnya.
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
Full Load Half Load
Quarter Load
K e
rap atan
gc m
3
Tingkatan Polimer
Kontrol Terpadatkan
58 Gambar 22 Peningkatan berat jenis kayu Agatis terpadatkan pada berbagai
tingkatan polimer dan metode impregnasi
Gambar 23 Peningkatan berat jenis kayu Mangium terpadatkan pada berbagai tingkatan polimer
3. Stabilitas Dimensi dan Tingkat Perubahan Dimensi Stabilitas dimensi kayu terpadatkan diamati dari pengembangan volume
kayu setelah diberi perlakuan Impregnasi. Nilai pengembangan volume kayu terimpregnasi terendah
pada kayu Agatis yaitu sebesar 2.10 pada tingkatan polimer quarter load QL dengan metode vakum tekan, sedangkan pada kayu
Mangium nilai pengembangan volume terendah sebesar 1.52 pada tingkatan
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
Vakum Vakum Tekan
Vakum Vakum Tekan
Vakum Vakum Tekan
Full Load Half Load
Quarter Load
B e
rat Je
n is
Tingkatan Polimer Metode
Kontrol Terpadatkan
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
Full Load Half Load
Quarter Load
B e
rat Je
n is
Tingkatan Polimer
Kontrol Terpadatkan
59 polimer full load FL dengan metode vakum seperti ditunjukkan pada Gambar 24
dan 25. Hasil analisis keragaman
menunjukkan bahwa pada kayu Agatis semua faktor perlakuan dan interaksi antar faktor tidak berpengaruh nyata pada
pengembangan volume sedangkan pada kayu Mangium hanya tingkatan polimer yang berpengaruh nyata. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa tingkatan polimer
quarter load QL berbeda dengan full load FL dan half load HL. Perubahan pengembangan volume pada kayu terpadatkan sangat rendah, hal
ini disebabkan karena adanya monomer di dalam rongga sel yang bersifat “Bulky
mengisi rongga ”. Semakin banyak bahan polimer yang digunakan maka semakin
kuat dan semakin stabil dimensinya.
Gambar 24 Nilai pengembangan volume kayu Agatis pada metode dan tingkatan polimer
Gambar 25 Nilai pengembangan volume kayu Mangium pada metode dan tingkatan polimer
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00
Vakum Vakum Tekan
Pen g
e m
b an
g an
v o
lu m
e
Metode
Full Load Half Load
Quarter Load
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00
Vakum Vakum Tekan
Pen g
e m
b an
g an
v o
lu m
e
Metode
Full Load Half Load
Quarter Load
60 Tingkat perubahan dimensi dari kondisi kering udara ke kondisi
kelembaban RH 50. Rata-rata kayu Mangium lebih rendah dibanding kayu Agatis. Tingkat perubahan dimensi terkecil dihasilkan pada tingkatan polimer
quarter load QL dengan metode vakum tekan pada kayu Agatis dan metode vakum pada kayu Mangium.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa baik pada kayu Agatis maupun Mangium tingkat perubahan dimensi tidak berbeda nyata. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat perubahan dimensi tidak dipengaruhi oleh perlakuan tingkatan polimer dan metode impregnasi yang digunakan seperti ditunjukkan
pada Tabel 8.
Tabel 8 Tingkat perubahan dimensi kayu Agatis dan Mangium
Tingkatan Polimer
Metode Tingkat perubahan dimensi
Agatis Mangium
Full Load Vakum
2.94 1.52
Vakum Tekan 2.84
2.77 Half Load
Vakum 3.56
2.01 Vakum Tekan
3.30 2.48
Quarter Load Vakum
3.55 3.86
Vakum Tekan 2.10
2.98
5. Kadar Air Keseimbangan KAK dan Laju Penurunan Kadar Air Nilai Kadar Air Keseimbangan kayu terpadatkan ditunjukkan pada Gambar
26 dan 27, terlihat bahwa secara umum kayu impregnasi dapat mencapai kadar air keseimbangan yang lebih rendah daripada kontrol. Rata-rata kadar air
keseimbangan pada kayu Agatis 4.85 - 7.94 dari kadar air keseimbangan kayu kontrol 8.09 - 8.75 sedangkan pada kayu Mangium 5.87 - 8.04 dari kadar
air keseimbangan kayu kontrol 12.64 - 14.36 . Pada umumnya nilai kadar air keseimbangan tertinggi terjadi pada tingkatan polimer quarter load QL dan
terendah terjadi pada full load FL. Hasil analisis keragaman
menunjukkan bahwa baik pada kayu Agatis maupun Mangium hanya faktor tingkatan polimer berpengaruh sangat nyata pada
kadar air keseimbangan. Hasil uji lanjut menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara tingkatan polimer.
61 Terjadinya penurunan kadar air keseimbangan tersebut karena pori-pori
kayu sudah tertutupi oleh bahan monomer sehingga volume air yang masuk ke dalam kayu tidak sebesar pada kayu sebelum impregnasi dimana pori-pori masih
belum tertutupi. Penyebab lainnya adalah bahwa monomer yang diimpregnasikan ke dalam kayu mampu mengurangi sifat hidrofil kayu menjadi hidrofob, karena
monomer yang diimpregnasikan bersifat hidrofob.
Gambar 26 Kadar air keseimbangan kayu Agatis berdasarkan tingkatan polimer
Gambar 27 Kadar air keseimbangan kayu Mangium berdasarkan tingkatan polimer
Laju penurunan kadar air dari kondisi kering udara ke kondisi kelembaban RH 50. Laju penurunan kadar air tertinggi dihasilkan dari tingkatan polimer
quarter load QL. Laju penurunan kadar air untuk kayu Agatis berkisar antara 0.13
– 0.23 , untuk kayu Mangium berkisar antara 0.14 – 0.20 . Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pada kayu Agatis laju
penurunan kadar air faktor tingkatan polimer yang berbeda sangat nyata,
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
Full Load Half Load
Quarter Load
K A
K
Tingkatan Polimer
Kontrol Terpadatkan
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
Full Load Half Load
Quarter Load
KA K
Tingkatan Polimer
Kontrol Terpadatkan
62 sedangkan pada kayu Mangium tidak berpengaruh nyata. Hasil uji lanjut
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara tingkatan polimer.
Tabel 9 Rata-rata Laju Penurunan Kadar Air Kayu Terpadatkan
Tingkatan Polimer
Metode Laju Penurunan Kadar Air
Agatis Mangium
Full Load Vakum
0.13 0.14
Vakum Tekan 0.13
0.14 Half Load
Vakum 0.16
0.15 Vakum Tekan
0.18 0.15
Quarter Load Vakum
0.19 0.17
Vakum Tekan 0.23
0.20
Laju penurunan kadar air baik untuk kayu Agatis maupun Mangium sangat rendah. Hal ini disebabkan karena monomer mampu meningkatkan kestabilan
dimensi kayu. Kemampuan tersebut dikarenakan monomer mampu menurunkan sifat hidrofil kayu menjadi hidrofob. Hal ini terjadi karena monomer yang bersifat
hidrofob terimpregnasi kedalam kayu yang menyebabkan monomer masuk ke dalam kayu dan berinteraksi dengan materi-materi fibril antar lapisan kayu sehingga
kestabilan struktur kayu meningkat.
Aspek 2. Peningkatan Sifat Mekanis Kayu Terdensifikasi
Pada umumnya densifikasi kayu baik dengan kompresi maupun impregnasi dapat meningkatkan kekuatan mekanis kayu, yaitu modulus elastisitas MOE dan
kekuatan patah MOR, serta dapat meningkatkan kekerasan kayu.
A. Densifikasi Parsial dengan Kompressi