102 atas garis kemiskinan atau mempunyai kehidupan yang berkecukupan. Dari data
tersebut menunjukan bahwa tingkat pendapatan masyarakat, khususnya rumahtangga tani tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Halmahera
Barat masih cukup rendah. Gambaran ini menunjukan bahwa tingkat pendapatan masyarakat
Kabupaten Halmahera Barat khususnya para petani yang menggantungkan hidupnya dibidang usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura belum
menunjukan pada taraf kehidupan yang memadai. Sebagian responden yang mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi tersebut, merupakan bagian dari upaya
mereka dalam memanfaatkan peluang usaha diluar usaha pokoknya off farm sesuai dengan ketrampilan dan modal yang mereka miliki, sehingga dapat
menunjang pendapatan keluarga. Kondisi tersebut membuka isyarat untuk mengambil langka-langka kebijakan pemerintah berupa pengalokasian anggaran
belanja daerah serta menciptakan iklim usah dan investasi dalam upaya untuk meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian, agar para petani tanaman
pangan dan hortikultura di Kabupaten Halmahera Barat dapat hidup secara layak dan lebih mandiri.
5.3.3. Ketimpangan Pendapatan Rumahtangga Tani Tanaman Pangan dan
Hortikultura Penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan
merupakan inti dari semua masalah pembangunan dan merupakan tujuan utama kebijakan pembangunan disetiap wilayah. Pada umumnya setiap penelitian
menggunakan dua ukuran pokok yang menyangkut dengan distribusi pendapatan, yaitu distribusi pendapatan perseorangan personal distribution of income atau
distribusi ukuran pendapatan size distribuiion of income dan distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi per faktor produksi.
Penelitian ini menggunakan distribusi ukuran pendapatan perseorangan, dimana secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima setiap
individu atau rumahtangga, sehingga dapat terlihat tingkat ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan petani tanaman pangan dan hortikultura di
Kabupaten Halmahera Barat. Jumlah rumahtangga tani tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten
Halmahera Barat melalui hasil survey menggunakan kriteria dari Badan Pusat
103 Statistik Propinsi Maluku Utara BPS, 2008, maka dapat dikatakan bahwa tingkat
pendapatan sebagian para petani tersebut masih berada dibawah garis kemiskinan, atau belum dapat mencukupi kebutuhan dasar dalam sebuah rumahrangga. Hasil
analisis menunjukan bahwa tingkat pendapatan petani tanaman pangan dan hortikultura dengan jumlah reseponden sebanyak 90 KK yang tersebar pada tiga
wilayah kecamatan terdapat sebanyak 38 responden berpendapatan rendah yaitu dibawah pendapatan Rp. 190.838,- per kapita per bulan, yang berarti bahwa
tingkat kehidupan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura masih berada di bawah garis
kemiskinan. Bila dilihat dari ukuran distribusi pendapatan yang diterima antar individu atau rumahtangga petani di Kabupaten Halmahera Barat dengan
menggunakan alat analisis Gini Ratio, menunjukan angka persentase sebesar 0,31 atau 31, yang berarti bahwa terjadinya distribusi pendapatan pada rumahtangga
tani tanaman pangan dan hortikultura relatif cukup merata, karena sesuai dengan prinsip dasar tentang koefisien Gini adalah apabila ukuran ketimpangan agregat
yang angkanya berkisar antara nol pemerataan sempurna hingga satu ketimpangan sempurna, dimana terjadinya distribusi pendapatan antara 0,20
hingga 0,35 disebut distribusi pendapatan relatif merata Todaro, 2006.
5.3.4. Pengaruh Beberapa Variabel Terhadap Tingkat Kemiskinan