16 investasi di bidang pendidikan, kesehatan, tingkat gizi individu, dan lain-lain.
Social Capital merupakan bentuk kapital yang lebih tertuju pada
kelembagaan, hubungan, dan norma sebagai bentuk kualitas dan kuantitas interaksi masyarakat. Tata nilai dan kelembagaan dalam masyarakat, baik formal
maupun non formal, merupakan fungsi kelembagaan dan budaya berbasis sosial yang penting dalam pelaksanaan pembangunan. Social capital mempunyai
dampak yang penting untuk pengembangan teori, pembangunan, dan kebijakan karena menyangkut beberapa aspek yang dipelajari, yaitu aspek pendidikan, aspek
kesehatan, aspek kelembagaan swasta, dan aspek terhadap akses ke pasar. Oleh karena itu, social capital ini sangat penting dalam pembangunan karena dapat
mendukung tercapainya tujuan pembangunan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
2.3. Teori Basis Ekonomi : Teori Lokasi
Untuk lebih mengenal potensi aktivitas ekonomi suatu wilayah, maka pendekatan analisis yang sering digunakan adalah dengan menggunakan analisis
basis ekonomi yang merupakan rujukan dalam menentukan keunggulan komparatif dan sekaligus sektor basis yaitu Location Quotient Analysis LQ dan
untuk melihat kemampuan berkompetisi competitiveness dari suatu aktifitas ekonomi tertentu komoditas pada suatu wiayah, maka langkah yang dipakai
adalah dengan pendekatan Shift-Share Analysis atau SSA Sukla, 2000 diacu dalam Rustiadi et al. 2005. Pendekatan dari kedua analisis ini adalah untuk
melihat keunggulan baik secara komparatif maupun kompetitif suatu sektor di suatu wilayah.
Potensi ekonomi suatu wilayah dapat dikatagorikan basis dan bukan basis dengan metode LQ, yang merupakan perbandingan relatif antara kemampuan
sektor yang sama pada daerah yang lebih luas dalam suatu wilayah. Aktivitas ekonomi suatu wilayah dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu sektor
basis dimana kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut menyebabkan terajinya mekanisme ekspor dan impor antar
wilayah. Artinya industri basis ini akan menghasilkan barang dan jasa, baik untuk pasar domestik daerah maupun pasar luar wilayadaerah. Sedangkan sektor non
basis adalah sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasar di
17 daerahnya sendiri, dan kapasitas ekspor ekonomi daerah belum berkembang.
Asumsi dalam LQ adalah terdapat sedikit variasi dalam pola pengeluaran secara geografi dan produktivitas tenaga kerja seragam serta masing-masing
industri menghasilkan produk atau jasa yang seragam. Berbagai dasar ukuran dalam pemakaian LQ harus disesuaikan dengan kepentingan penelitian dan
sumber data yang tersedia. Jika penelitian dimaksudkan untuk mencari sektor yang kegiatan ekonominya dapat memberikan kesempatan kerja sebanyak-
banyaknya maka yang dipakai sebagai dasar ukuran adalah jumlah tenaga kerja sedangkan bila keperluannya untuk menaikkan pendapatan daerah, maka
pendapatan merupakan dasar ukuran yang tepat sedangkan jika hasil produksi maka jumlah hasil produksi yang dipilih. LQ juga menunjukkan efisiensi relatif
wilayah, serta terfokus pada substitusi impor yang potensial atau produk dengan potensi ekspansi ekspor Rustiadi et al. 2005.
Arus pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi industri basis akan meningkatkan investasi, kesempatan kerja, pendapatan dan konsumsi, pada
gilirannya akan menaikan pendapatan dan kesempatan kerja serta menaikkan permintaan hasil industri non basis Loilatu, 2006. Hal ini berarti kegiatan
industri basis mempunyai paranan penggerak pertama prime mover role, dimana setiap perubahan kenaikan atau penurunan mempunyai efek pengganda multiplier
effect terhadap perekonomian wilayah.
Untuk memahami pergeseran struktur suatu aktifitas atau sektor serta menghitung seberapa besar share masing-masing sektor atau aktifitas tersebut di
suatu lokasi tertentu dibandingkan dengan suatu referensi, dengan cakupan wilayah yang lebih luas dalam dua titik waktu, yaitu dengan menggunakan Shift
Share Analysis. Hasil analisisi ini dapat menjelaskan kemampuan berkompetisi
wilayah secara dinamis atau perubahan yang lebih luas, yang terkait dengan competitiveness
tertentu di suatu aktifitas dalam cakupan wilayah pertumbuhan suatu wilayah.
Hasil analisis shift-share mampu menjelaskan kinerja suatu aktifitas atau sektor pada suatu wilayah dan membandingkannya dengan kinerja di dalam total
wilayah. Disamping itu hasil analisis juga memberikan gambaran sebab-sebab terjadinya pertumbuhan suatu aktifitas di suatu wilayah antam lain: a berasal
18 dari dinamika lokasi sub wilayah, b dari dinamika aktifitassektor dari total
wilayah, dan c dinamika wilayah secara umum. Sehingga secara umum akan dijelaskan dalam tiga komponen hasil analisis yaitu: 1 Komponen laju
pertumbuhan total komponen share, yang menjelaskan pertumbuhan total wilayah pada dua titik waktu yang menunjukkan dinamika total wilayah; 2
Komponen pergeseran proporsional, yang menjelaskan pertumbuhan total aktifitas atau sektor tertentu secara relatif dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum
dalam total wilayah yang menunjukkan dinamika sektor atau aktifitas total dalam wilayah; 3 Komponen pergeseran differential, yang menggambarkan bagaimana
tingkat competitiveness suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan sektor atau aktiftas dalam wilayah.
2.4. Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif