1
I. PENDAHULUAN
Ikan  nila  Oreochromis  niloticus  merupakan  ikan  omnivor  yang cenderung  herbivor  sehingga  lebih  mudah  beradaptasi  dengan  jenis  pakan  yang
menggunakan berbagai sumber bahan nabati El-Sayed dan Fattah 1999. Menurut Furuichi  1988,  kebutuhan  karbohidrat  untuk  ikan  omnivora  sekitar  30-40.
Dewasa ini permintaan terhadap produk perikanan budidaya guna memenuhi gizi masyarakat  semakin  meningkat.  Konsumsi  ikan  penduduk  Indonesia  pada  tahun
2010 meningkat menjadi sebesar 30,470  kgkapitatahun Data Statistik Kelautan dan  Perikanan  2011.  Kenaikan  ini  berpengaruh  sangat  besar  terhadap  kenaikan
produksi ikan. Meningkatnya produksi ikan terutama ikan budidaya maka secara otomatis akan terjadi kenaikan permintaan pakan. Namun, permintaan pakan yang
cenderung  semakin  tinggi  sejalan  dengan  makin  intensifnya  kegiatan  budidaya, ternyata tidak diikuti dengan meningkatnya penyediaan bahan baku  Hadadi et al.
2007. Perkembangan  pakan  ikan  komersial  umumnya  masih  bertumpu  pada
tepung  ikan  sebagai  sumber  protein  utama.  Penurunan  produksi  tepung  ikan  dan meningkatnya permintaan tepung ikan menyebabkan terjadinya peningkatan harga
tepung  ikan  secara  signifikasi,  sehingga  perlu  dicari  alternatif  penyediaan  bahan baku  selain  tepung  ikan.  Penggantian  tepung  ikan  dengan  sumber  protein  nabati
sudah  berhasil  dilakukan  diantaranya  tepung  bungkil  kedelai  Suprayudi  et  al. 1999  dalam  Widyanti  2009.  Walaupun  tepung  kedelai  mampu  mengganti
sebagian  tepung  ikan,  ketersediaan  tepung  kedelai  masih  bergantung  dari  impor. Khususnya untuk di  Indonesia, hampir sebagian  besar bahan baku pakan  berasal
dari  impor,  yaitu  sebesar  70-80  Hadadi  et  al.  2007.  Volume  impor  tepung kedelai  dari  Januari-Oktober  2010  mencapai  538.240  ton,  naik  sebesar  58  dan
harga  mencapai  Rp  6.500,00  per  kg  Anonim  2011. Harga  pakan  ikan  berkisar antara Rp 275.500 hingga Rp 285.500 persak 50 kg kini menjadi Rp 302.000 per
50  kg  Kementerian  Kelautan  dan  Perikanan  2010.  Kementerian  Kelautan  dan Perikanan  2010,  menyatakan  bahwa  jumlah  komponen  tepung  ikan  dalam
pembuatan pakan ikan sangat besar.
2 Menurut  Suprayudi  2010,  syarat  yang  harus  dipenuhi  sebagai  bahan
baku  adalah  mengandung  nutrien  yang  dibutuhkan  ikan  untuk  pertumbuhan, diutamakan  dari  sumber  nabati,  tidak  berkompetisi  dengan  manusia,  berbasis
limbah,  jumlah  melimpah,  dan  tidak  mengandung  hazard  material.  Jagung  yang digunakan  sebagai  pakan  ikan  berupa  jagung  ternak,  sehingga  tidak  bersaing
dengan  manusia.  Menurut  Moentono  et  al.  1994  dalam  Rawiniwati  1998 jagung mengandung karbohidrat sekitar 71–73 yang terutama terdiri dari pati,
sebagian  kecil  gula,  serat,  serta  mengandung  10  protein.  Masalah  utama  yang dihadapi  pada  komoditas  jagung  sebagai  bahan  baku  pakan  ikan  terletak  pada
kecernaan  bahan,  adanya  kandungan  zat  anti-nutrisi  dan  komposisi  asam  amino yang berbeda dengan bahan baku protein hewani serta gula sebagai sumber energi
Hertrampf dan Pascual 2000. Tingkat  kecernaan  bahan  dan  keberadaan  zat  anti-nutrisi  menjadi  faktor
pembatas  pemanfaatan  produk  agroindustri,  sehingga  diperlukan  teknologi pengolahan menggunakan bahan kimia dan biologi secara fermentasi. Fermentasi
merupakan  kegiatan  pengolahan  bahan  dengan  menggunakan  mikroorganisme sebagai  pemeran  utama  dalam  suatu  proses  Fardiaz  1988.  Berdasarkan  hal  itu,
salah  satu  cara  yang  dapat  dilakukan  adalah  melalui  proses  fermentasi  tepung jagung  dengan  kapang  gabungan  berupa  kapang  Trichoderma  viridae  kapang
Phanerochaete  chrysosporium ,  bakteri  Bacillus  megaterium  dan  perendaman
secara kimia menggunakan larutan NaOH. Dengan  demikian,  penelitian  mengenai  evaluasi  kecernaan  jagung  yang
diolah  secara  kimia  dan  fermentasi  sebagai  bahan  pakan  ikan  nila  ini  bertujuan untuk mendapatkan cara pengolahan bahan baku jagung yang terbaik dalam pakan
untuk meningkatkan nilai kecernaan ikan nila.
3
II. BAHAN DAN METODE