Kecernaan Energi Takeuchi 1988 Kecernaan Bahan

7

2.7 Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan dengan rancangan acak lengkap RAL yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis ragam dengan tingkat kepercayaan 95 menggunakan SPSS 16.0 dan dilanjutkan dengan uji Ducan untuk melihat perbedaan pengaruh perlakuan terhadap masing-masing peubah yang diamati Steel dan Torrie 1984, serta dibahas secara deskripsi eksploratif. Parameter yang diuji antara lain kecernaan protein, kecernaan total, kecernaan bahan, kecernaan energi, dan energi tercerna. 2.8 Parameter yang diukur 2.8.1 Kecernaan Protein dan Kecernaan Total Takeuchi 1988 Kecernaan protein dan kecernaan total pakan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Keterangan : a = Cr 2 O 3 dalam pakan a’= Cr 2 O 3 dalam feses b = protein dalam pakan b’= protein dalam feses

2.8.2 Kecernaan Energi Takeuchi 1988

Kecernaan energi pakan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: Kecernaan energi = [Energi tercernaEnergi pakan] x 100 Energi tercerna = EP-[Ef x nn’] Keterangan : Ep = Energi pakan kkal100 g pakan Ef = Energi feses kkal100 g pakan n = mg Cr 2 O 3 g pakan n’ = mg Cr 2 O 3 g feses 8

2.8.3 Kecernaan Bahan

Nilai kecernaan bahan uji yang digunakan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Watanabe 1988. Keterangan : ADT = nilai kecernaan pakan uji AD = nilai kecernaan pakan acuan Kecernaan bahan = ADT-0,7 AD0,3 9

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Kecernaan merupakan kemampuan suatu organisme untuk mencerna pakan, sehingga organisme tersebut mampu mengabsorbsi atau menyerap nutrien dari pakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Hasil parameter kecernaan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai kecernaan protein, energi, bahan, dan total Parameter Kecernaan Perlakuan A B C D Protein 64,34±2,24 b 72,50±1,82 a 74,19±1,37 a 72,54±1,88 a Energi 69,23±0,92 b 66,93±2,87 b 72,86±1,55 a 72,98±1,22 a Bahan 62,82±7,46 b 64,96±13,38 b 77,95±11,61 ab 86,49±4,43 a Total 60,06±2,24 ab 60,70±4,01 b 64,60±3,48 a 67,16±1,33 a Keterangan :1 Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama, menunjukkan bahwa perlakuan tersebut memberikan respons yang tidak berbeda nyata P0,05. Data menunjukan rata-rata ± SD. 2 A Kontrol jagung, B Jagung+NaOH,C Jagung+Kapang, D Jagung+Bakteri. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diuji memberikan pengaruh yang berbeda nyata P0,05 terhadap parameter. Sehingga perlu dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan untuk mengetahui perlakuan yang memberikan respons yang berbeda terhadap masing-masing parameter. Kecernaan protein bahan pakan C jagung+kapang menunjukkan hasil tertinggi dibandingkan bahan pakan lainnya yaitu sebesar 74,19. Nilai kecernaan energi yang tertinggi terdapat pada bahan pakan D jagung+bakteri dengan hasil 72,98. Nilai kecernaan bahan yang tertinggi dan memberikan respons yang berbeda nyata P0,05 pada pakan jagung kontrol terdapat pada bahan pakan D jagung+bakteri dengan hasil 86,49. Nilai kecernaan total pada bahan pakan D jagung+bakteri juga lebih tinggi dan memberikan respons yang berbeda nyata P0,05 pada pakan jagung kontrol dibandingkan bahan pakan lain yaitu sebesar 67,16.

3.2 Pembahasan

Protein adalah kumpulan asam amino yang membentuk rantai dengan ikatan peptida NRC 1993. Protein merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan oleh tubuh ikan. Sumber protein dapat berupa sumber protein hewani