Analisis Kecernaan Analisis Proksimat

5 penelitian ini berupa jagung ternak dan berupa jagung pipilan yang secara keseluruhan dibuat tepung. Struktur pipilan dan komposisi kimia jagung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia jagung berdasarkan bobot kering Komponen Biji utuh Endosperma Lembaga Kulit ari Tip cap Protein 3,7 8,0 18,4 3,7 9,1 Lemak 1,0 0,8 33,2 1,0 3,8 Serat kasar 86,7 2,7 8,8 86,7 - Abu 0,8 0,3 10,5 0,8 1,6 Pati 71,3 87,6 8,3 7,3 5,3 Gula 0,34 0,62 10,8 0,34 1,6 Sumber : Inglett 1987 dalam Suarni dan Widowati 2005 Tabel 2. Komposisi pakan acuan dan pakan uji kecernaan Komposisi pakan jagung kontrol pakan uji jagung NaOH Pakan uji jagung fermentasi kapang pakan uji jagung fermentasi bakteri Pakan komersil 68 68 68 68 Bahan uji 30 30 30 30 Binder cmc 1,5 1,5 1,5 1,5 Cr2o3 0,5 0,5 0,5 0,5 Total 100 100 100 100

2.4 Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data

Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan nila dengan ukuran 17,15±0,03 gram. Ikan ditimbang dan dimasukan ke dalam akuarium sebanyak 10 ekor per akuarium. Sebelum diberi perlakuan, ikan uji diadaptasikan terhadap wadah pemeliharaan selama 7 hari dan diberi pakan menggunakan pakan jagung kontrol agar ikan dapat beradaptasi dengan pakan yang akan diberikan. Tahap pemeliharaan ikan yang dilakukan dengan cara pemberian pakan secara at satiation dua kali sehari yakni pada jam 09.00dan 15.00 WIB. Wadah yang digunakan adalah akuarium berjumlah 15 buah yang berukuran 60 x 60 x 60 cm. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 25 hari dalam akuarium dengan menggunakan sistem resirkulasi dan diaerasi selama 24 jam serta menggunakan pemanas air untuk menjaga kestabilan suhu pada kisaran 28-29°C.

2.5 Analisis Kecernaan

Pengukuran kecernaan dilakukan pada akhir penelitian. Penyesuaian ikan terhadap pakan yang uji dilakukan selama satu minggu. Setelah penyesuaian 6 pakan diberikan setiap hari sebanyak dua kali sehari, mulai dilakukan pengumpulan feses. Cara pengambilan feses dengan menggunakan selang sipon dan saringan yang halus untuk menampung feses. Kemudian feses yang telah diambil dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam cawan petri lalu disimpan dalam oven hingga feses kering. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian kandungan kromium menggunakan spektofotometer yang memiliki panjang gelombang 350 nm dan uji kecernaan menggunakan Bomb calorimeter yang dilakukan di laboratorium Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

2.6 Analisis Proksimat

Analisis proksimat ini dilakukan menurut prosedur Takeuchi 1988. Metode atau prosedur analisis proksimat analisis kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar serat kasar, dan uji kecernaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil analisis proksimat bahan dan pakan dalam bobot kering dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Hasil analisis proksimat bahan dalam bobot kering Keterangan: BETN =Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen GE =Gross Energy 1 gram protein = 5,6 kkalGE 1 gram karbohidratBETN = 4,1 kkalGE 1 gram lemak = 9,4 kkalGEWatanabe,1988 protein C = energi;P = protein Tabel 4. Hasil analisa proksimat pakan dalam bobot kering BETN =Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen GE =Gross Energy 1 gram protein = 5,6 kkalGE 1 gram karbohidratBETN = 4,1 kkalGE 1 gram lemak = 9,4 kkalGEWatanabe,1988 protein C = energi;P = protein Bahan Protein Lemak Kadar abu Serat kasar BETN GE kkal100g CP Jagung kontrol 7,25 3,60 2,05 5,32 81,78 409,74 56,52 Jagung+NaOH 10,98 2,81 2,97 4,39 78,85 411,19 37,45 Jagung+Kapang 9,59 4,53 4,73 4,59 76,56 410,31 42,78 Jagung+Bakteri 9,51 3,47 2,37 4,17 80,48 415,84 43,73 Bahan Protein Lemak Kadar abu Serat kasar BETN GE kkal100g CP Kontrol jagung + Cr 20,83 4,98 8,96 4,20 61,03 413,68 19,86 Jagung NaOH + Cr 21,73 5,67 9,25 4,39 58,96 416,72 19,18 Jagung Kapang + Cr 22,90 6,50 9,90 5,03 55,67 417,59 18,24 Jagung Bakteri + Cr 22,15 5,43 9,27 4,17 58,98 416,90 18,82 7

2.7 Analisis Statistik