Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1

22

2.6 Penelitian Terdahulu

Mira 2005 menganalisis harga pokok air bersih PDAM dan respon konsumen terhadap kebijakan tarif air minum di PDAM kabupaten bogor. Dari hasil analisis struktur biaya dan harga pokok air PDAM , komponen biaya langsung yang memiliki proporsi tertinggi adalah biaya transmisi dan distribusi yaitu mencapai 44-50 dari total biaya langsung. Biaya transmisi dan distribusi tersebut meliputi biaya operasi yaitu biaya pegawai dan biaya pemakaian bahan, biaya pemeliharaan bangunan dan instalasi transmisi dan distribusi, biaya penyusutan distribusi serta rupa-rupa biaya transmisi dan distribusi lainnya. Komponen biaya terkecil dari biaya langsung adalah biaya sumber yaitu sebesar 17-19 dari biaya langsung. Biaya sumber meliputi biaya pegawai, biaya bahan kimia dan listrik serta biaya pemeliharaan. Biaya tidak langsung dalam proses pengolahan air di PDAM Kabupaten Bogor ialah biaya administrasi dan umum. Penghitungan harga pokok air PDAM hasil penelitian Mira 2005 dilakukan dengan metode pembagian Dealing Method, yaitu membagi total biaya dengan banyaknya air yang dijual kepada konsumen. Memasukkan jumlah air yang dijual sebagai pembagi berarti juga memasukkan inefisiensi operasional pihak PDAM kebocoran sebagai biaya yang harus ditanggung oleh konsumen. Harga pokok air PDAM mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Angke 2007 melakukan penelitian yang berjudul analisis ekonomi kebijakan tarif air PDAM Kota Bandung serta respon pelanggan terhadap peningkatan tarif. Dari hasil penelitian, perkembangan total biaya produksi PDAM Kota Bandung cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam kurun waktu tahun 2003 hingga tahun 2006 laju pertumbuhan total biaya produksi bernilai positif yaitu sebesar 106.97. Peningkatan yang terjadi disebabkan oleh 23 adanya peningkatan biaya pada komponen-komponen biaya produksi seperti penyesuaian upah pegawai, peningkatan biaya untuk pembayaran peminjaman, peningkatan harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik, serta peningkatan harga-harga secara umum akibat kenaikan tingkat inflasi. Harga pokok produksi HPP air PDAM Kota Bandung pada tahun 2000 hingga tahun 2006 cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dalam kurun waktu tahun 2003 hingga tahun 2006 harga air rata-rata yang diperoleh PDAM Kota Bandung dari pendapatan air bersih memiliki laju pertumbuhan yang negatif, sehingga tidak mampu menutupi harga pokok produksinya dan memberikan keuntungan yang semakin menurun. Marginal cost PDAM Kota Bandung sangat berfluktuatif dan belum mencerminkan adanya investasi untuk peningkatan kapasitas produksinya, sehingga kebijakan penetapan tarif air PDAM yang sesuai untuk wilayah Kota Bandung didasarkan pada penetapan harga pokok produksi atau pendekatan secara finansial yang dikombinasikan dengan konsep increasing block tariff. PDAM Kota Bandung menerapkan kebijakan peningkatan tarif sebesar 50 yang berlaku mulai april 2007 untuk mengatasi permasalahan peningkatan biaya dan kerugian perusahaan. Peningkatan tarif tersebut memberikan dampak yang positif yaitu berupa peningkatan harga air rata-rata sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pada penelitian ini, yang membedakan dengan penelitian-penelitian sebelumnya ialah penelitian ini dilakukan pada PDAM yang telah diprivatisasi dan meneliti tentang komponen biaya transaksi dalam penetapan harga air serta kebijakan tariff air yang dilakukan oleh PDAM tersebut. 24

III. KERANGKA PEMIKIRAN