Struktur Tarif Air PDAM PT Aetra Jakarta

46 Hasil perhitungan harga pokok produksi dalam Tabel 7 menunjukkan harga pokok produksi yang berfluktuasi. Hal ini dikarenakan pengeluaran biaya langsung dan tidak langsung pun fluktuatif sedangkan volume air yang terjual terus mengalami peningkatan akan tetapi perbedaan harga pokok produksi tiap tahun tidak terlalu berbeda secara signifikan.

6.2 Kebijakan Tarif Air PDAM PT Aetra Jakarta

6.2.1 Struktur Tarif Air PDAM PT Aetra Jakarta

Tarif air minum PDAM PT Aetra Jakarta ditetapkan sesuai dengan Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 112007 Tanggal 15 Januari 2007. Dalam penetapan harga air ada perjanjian kerjasama antara PT Aetra, PAM Jaya dan pemerintah. Mereka membentuk rekening bersama yang dinamakan Escrow Account. Tarif air yang diperoleh dari pelanggan akan masuk ke rekening bersama tersebut dan PT Aetra akan mendapatkan biaya imbalan air sesuai dengan perjanjian dan PAM Jaya juga mendapatkan bagiannya. PT Aetra juga memiliki perjanjian kerjasama dengan PAM Jaya dan berhubungan langsung dengan para pelanggannya. Konsep perjanjian kerjasama dapat dilihat pada gambar 11. 47 customer monitoring cooporation agreement customer relationship first party primary requirment water charge water tariff Sumber: PDAM PT Aetra Jakarta Gambar 11. Konsep Perjanjian Kerjasama Mengenai Tarif Air Penetapan tarif air oleh pemerintah yang disepakati PAM Jaya dan PT Aetra berdasarkan prinsip dasar pemulihan biaya cost recovery yang berarti pendapatan PDAM harus bisa menutupi semua biaya atau pengeluaran perusahaan dan bisa memberikan suatu tingkat hasil investasi tertentu diantaranya untuk pengembangan usaha perusahaan. Penetapan tarif air juga harus memperhatikan kemampuan para pelanggan dan subsidi silang diantara para pelanggan yang bertujuan untuk membantu pelanggan yang tidak mampu membayar tarif di tingkat kebutuhan dasar 10 m³ per bulan tiap rumah tangga dan menetapkan tarif yang lebih tinggi bagi pelanggan yang menggunakan air diatas kebutuhan dasar. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan efisiensi pemakaian air. Dasar perhitungan tarif adalah perhitungan rata-rata biaya akunting dan biaya finansial yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3. Sistem tarif tersebut disederhanakan dan diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: PT Aetra PAM JAYA Customers Escrow Account 48 a. Pelanggan PDAM dikelompokkan menjadi lima kelompok berdasarkan golongan dan besarnya pemakaian. b. Blok konsumsi dibagi tiga yaitu: 1 0 m³ sampai dengan 10 m³ 2 lebih dari 10 m³ sampai dengan 20 m³, dan 3 lebih dari 20 m³ c. Biaya pengusahaan PDAM digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1 biaya rendah, yaitu yang diperoleh dari perhitungan perkiraan nilai biaya operasi, pemeliharaan, administrasi dan depresiasi dibagi dengan jumlah air terjual. 2 biaya dasar, yaitu yang diperoleh dari perhitungan biaya rendah ditambah rata-rata semua biaya pinjaman bunga, denda dan angsuran pokok 3 biaya penuh, yaitu yang diperoleh dari perhitungan rata-rata biaya akunting tidak termasuk bunga pinjaman ditambah tingkat hasil usaha. Tingkat biaya rendah, biaya dasar dan biaya penuh menjadi dasar bagi PDAM dan pemerintah untuk menentukan tarif yang akan diberlakukan. Penerapan tingkat biaya tersebut untuk semua kelompok pelanggan di berbagai blok konsumsi yang berpedoman pada Tabel 8. 49 Tabel 8. Struktur Tarif Air PDAM DKI Jakarta Berdasarkan Tingkat Biaya Kelompok Pelanggan Dasar Penetapan Tarif 0-10 m³ 10 m³ sd 20 m³ 20 m³ Kelompok I TB Rendah TB Rendah TB Rendah Kelompok II TB Rendah TB Dasar TB Penuh Kelompok III TB Dasar TB Penuh TB Penuh Kelompok IV TB Penuh TB Penuh TB Penuh Kelompok Khusus Berdasarkan Kesepakatan Sumber: PAM Jaya 2004 Selanjutnya, dalam menetapkan tarif, PDAM mengembangkan beberapa variasi tarif yang dinyatakan dalam persen terhadap tingkat biaya. Variasi ini bisa sama dengan 100 persen atau kurang atau lebih dari 100 persen tarif biaya. Gambar variasi tarif ada pada Tabel 9. Tabel 9. Variasi Tarif Air PDAM DKI Jakarta Kepada Pelanggan Kelompok Pelanggan Proporsi Tarif terhadap Tingkat Biaya Konsumsi 0-10 m³ bulan Konsumsi 10 m³ sd 20 m³bulan Konsumsi 20 m³bulan Kelompok I TB Rendah TB Rendah TB Rendah Kelompok II TB Rendah TB Dasar TB Penuh Kelompok III TB Dasar TB Penuh TB Penuh Kelompok IV TB Penuh TB Penuh TB Penuh Kelompok Khusus Berdasarkan Kesepakatan Keterangan: Persentase yang diberlakukan terhadap Kelompok Pelanggan pada berbagai blok konsumsi tidak harus sama. Sumber: PAM Jaya Variasi tarif antar kelompok pelanggan dibentuk dalam upaya melakukan subsisdi silang untuk membantu kelompok pelanggan yang berpendapatan rendah. Kelompok I hingga III yang terdiri dari tempat ibadah, rumah sakit pemerintah, rumah tangga sederhana dan sejenisnya mendapat tarif yang lebih rendah dan 50 kelompok IV keatas diberi tarif yang lebih mahal karena terdiri dari hotel berbintang, rumah sakit swasta, usaha menengah, rumah tangga mewah, BPP Tanjung Priok dan sejenisnya. Penerapan sistem tarif air yang seperti ini diharapkan mampu mengurangi beban sebagian kelompok masyarakat dan pelanggan PDAM bisa semakin bertambah karena PDAM tetap menjaga kualitas airnya dengan memberikan pelayanan yang sama tetapi kuantitasnya berbeda menurut besarnya kebutuhan pelanggan. Penetapan tarif air yang berlaku di masyarakat diperoleh melalui beberapa tahapan. Pertama, PAM Jaya dalam hal ini PT Aetra yang mengelola air di daerah sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat dan seluruh Jakarta Timur memberikan usulan tarif berdasarkan perhitungan sendiri dan ditampung oleh Badan Regulator Regulatory Body. Proses selanjutnya usulan tarif tersebut didiskusikan dengan pemerintah DKI Jakarta dan DPRD untuk mendapatkan satu susunan tarif yang akan diterapkan kepada masyarakat sesuai dengan keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta. Struktur tarif yang berlaku saat ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Struktur Tarif Air PDAM PT Aetra Jakarta No Kelompok Pelanggan Blok Pemakaian dan Tarif Air Minum Per M³ 0-10 M³ 11-20 M³ 20 M³ Rp Rp Rp 1 Kelompok I 1.050 1.050 1.050 2 Kelompok II 1.050 1.050 1.575 3 Kelompok III A 3.550 4.700 5.500 4 Kelompok III B 4.900 6.000 7.450 5 Kelompok IV A 6.825 8.150 9.800 6 Kelompok IV B 12.550 12.550 12.550 7 Kelompok VKhusus 14.650 14.650 14.650 Sumber : PDAM PT Aetra Jakarta 51 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penetapan tarif air minum oleh PDAM PT Aetra Jakarta didasarkan pada kombinasi antara konsep diskriminasi harga price discrimination yang didasarkan pada kemampuan membayar dan konsep struktur tarif increasing block tariff . Konsep diskriminasi harga bertujuan untuk mendorong terjadinya subsidi silang cross subsidies dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi ke masyarakat yang berpendapatan rendah. Sedangkan konsep increasing block tariff bertujuan untuk menimbulkan upaya menekan konsumsi oleh pelanggan karena dengan semakin tinggi konsumsi air PDAM maka secara progresif semakin besar tarif air minum per m³ yang dibayar. 6.2.2 Respon Pelanggan Terhadap Kebijakan Tarif Air PDAM Jakarta Studi Kasus Kelurahan Kelapa Gading Barat Jakarta Utara Respon Pelanggan terhadap tarif air dilakukan untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap kebijakan tarif air yang telah ditetapkan pada saat ini. Kuisioner didapatkan dari pelanggan PT Aetra yang berada di daerah Kelurahan Kelapa Gading Barat Jakarta Utara sebanyak 60 orang. Pada penelitian ini respon konsumen terhadap tarif air minum dianalisis dengan menanyakan pendapat konsumen terhadap tarif air yang telah ditetapkan. Penilaian responden terhadap tarif air dapat dilihat pada Gambar 12. 52 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2012 Gambar 12. Diagram Penilaian Responden terhadap Tarif Air Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa 58 responden mengatakan bahwa tarif air yang sudah ditetapkan saat ini masih wajar lalu 40 responden mengatakan bahwa tarif air yang ditetapkan sekarang termasuk mahal. Sebanyak 2 mengatakan bahwa tarif air yang ditetapkan sekarang sangat mahal dan tidak ada responden yang mengatakan bahwa tarif air yang ditetapkan sekarang murah ataupun sangat murah.

6.3 Analisa Komponen Biaya Transaksi